[FF PARTY] First Snow

Title(*):  First Snow

Author(*): anami kunisada

Main Cast(*) : Onew (shinee)

Suport Cast(*) : Park Nami

Other Cast : Leeteuk (suju)

Genre(*) : Romance

Type/Length(*) : oneshot

Rating (*): General

Summary :  once upon time, on winter, at Han River, my life begins..

Credit Song : the name I love “onew Shinee”

Ket(*) : as follower to give a small gift for him”dubu”.

Hope u all like this, ^__^

{PINNED AS DECEMBER SPECIAL – FF PARTY}

First pov..

 

“kapan kau akan membawa calon suamimu pada umma, nami?”tanya ummaku ketus.

Sepertinya kali ini umma lebih sering mengoceh di banding sebelumnya, nyinyir seperti nenek sihir. Dia terus memaksa anak tunggalnya yang satu ini agar cepat menikah. Padahal aku masih ingin menikmati kebebasanku sebagai wanita single.

“kapan kau akan memberikan kami cucu, nami?”

Nah, kalau yang satu ini adalah ocehan yang di lontarkan dari appaku yang juga ikut merecoki pertentangan di rumah kami ini. Membuat suasana di rumah kami bertambah panas.

“kau mau kemana, nami?”Tanya ummaku marah”umma belum selesai bicara”kali ini umma bangkit dari tempat duduknya dan hendak berdiri mengejarku.

“cari calaon suami”ucapku asal, aku langsung pergi tanpa mendengar jawaban dari ummaku

###

Park nami imnida. Salah satu yooja mengenaskan yang masih melajang di umur yang bisa di bilang cukup tua ini, hampir menginjak kepala tiga. Angka rawan dimana perempuan dewasa sepertiku seharusnya sudah menikah. Tidak ada yang salah pada diriku. Aku adalah yooja yang pintar dan sangat sosialis. Bisa dengan langsung di terima di lingkunganku yang baru. Tapi mengapa sampai sekarang aku masih belum bertemu dengan jodohku?

Jawabannya. Aku tidak tahu. Yang aku tahu sekarang adalah kini aku lebih sering pergi dari rumah dan lebih menikmati kebebasanku yang masih berstatus lajang.

Kebebasan? Sebenarnya aku adalah yooja yang kesepian. Tawa dan senyumku adalah topeng belaka, tameng agar orang lain tidak menganggap rendah diriku, aku menyimpan sejuta kesedihan dalam hatiku, menguncinya kuat agar tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Bohong kalau aku tidak ingin menikah. Aku selalu memimpikan agar bisa menikah dengan namja yang aku sayangi dan mempunyai banyak anak. Tidak semua namja bisa di percaya. Akibat kegagalanku membina hubungan dengan seorang namja, kini aku lebih berhati-hati menghadapi segala macam namja.

Kegagalan cintaku yang kandas dengan pria tampan benama park jung soo membuatku tidak ingin lagi membina sebuah hubungan. Sekalipun beratas namakan cinta

###

Malam ini terasa berbeda. Meskipun aku sudah meminum beberapa botol soju aku masih belum bisa melupakan bayangan jung soo. Senyumannya benar-benar terasa semakin nyata di depan mataku. Lesung pipinya semakin membuatku tidak tahan untuk menyentuhnya. Aishh..

Aku kembali meneguk habis sojuku. Bunyi bising yang di keluakan sang DJ membuat kepalaku semakin bertambah pusing. Suasana malam yang semakin larut membuat orang-orang semakin ricuh menari. Bahkan para lelaki hidung belang telah mengajak wanita-wanitnaya menuju kamar yang telah di sediakan di tempat ini.

Aku menundukan kepalaku dan berusaha mengumpulkan kesadaranku bahwa kini aku berada di sebuah warung remang-remang di pinggiran sungai han. Dan aku harus segera pulang.

Aku segera mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar beberapa botol soju yang telah aku minum. Aku memutuskan untuk segera pergi dari ruangan yang pengap ini. Aku mulai bangkit untuk berdiri. Tapi tiba-tiba tubuhku oleng dan aku kembali terduduk di atas kursi.

“apakah sangat menyakitkan kehilanganku?”Tanya seorang namja dengan nada melecehkan.

Aku berusaha menegakan kepalaku yang terasa sangat berat untuk melihat orang yang sedang berada duduk tepat di sampingku.

“kau..”aku mengucapkannya dengan nada tak percaya. Apakah ini hanya ilusi? Aku menggeleng-gelengkan kepalaku berusaha mengusir ilusiku.

“waeyo nami? ini aku park jung soo”ucap namja itu. Aku ternganga tidak percaya dengan mataku sendiri. Bukankah jung soo telah pergi ke ausie, Mengapa namja ini kini berada di depanku? Aku masih ternganga tidak percaya ketika dengan cepat jung soo menarik tubuhku kepelukannya.

“masih tidak percaya bahwa kau tidak bermimpi?”tanyanya pelan dan kemudian berusaha menciumku.Aku menggeleng tidak percaya. ia berusaha menarik daguku, dan aku menudukkan kepalaku semakin dalam. Dan berusaha memalingkan wajahku ke arah lain.

“kau..”umpatnya kesal dan kemudian berhenti memaksaku dan memutuskan untuk memeluk tubuhku erat.

Pelukannya masih sepanas dulu. Sentuhannya masih sehangat dulu. Bau tubuhnya masih seperti dulu. Aku akui aku merindukan namja yang tengah memelukku ini. Aku masih mencintainya. Kenyataan itu membuat hatiku terasa sakit. Kenyataan bahwa dia bukan milikku lagi.

Aku mendorong tubuhnya menjauh.

“aku masih menginginkannya”ucapnya pelan dan kembali memelukku.

Ya tuhan. Kenapa aku tidak bisa menolaknya dan malah menikmatinya.

Permainannya memaksa tanganku agar mengalung erat, tepat di lehernya yang menjulang tinggi dihadapanku. Sesaat aku sangat menikmatinya.

“oppa,,anii..hentikan”kali ini aku mendorong tubuhnya dengan sekuat tenaga.

Dan berhasil membuatnya melepaskan pelukannya padaku.

“plakkk..”aku menampar pipinya yang halus itu sekuat tenaga.

“kenapa kau berpura-pura seperti itu, nami?”tanyanya sinis dan tertawa mengejek.

Aku berlari menjauh. Ternyata efek dari alkohol yang aku minum tiba-tiba hilang ketika objek dari ilusiku benar-benar nampak nyata di hadapanku.

Aku menangis menyesali kebodohanku yang harus mencintai namja seperti dia. Yang menganggap diriku hanya sebagai wanita penghiburnya. Tidak lebih. Lihat saja, dia tidak berusaha mengejarku. Dia seperti tidak peduli dengan keadaanku.

Aku terduduk kecewa di pinggiran sungai han. Langit yang sudah sangat gelap berhasil menyembunyikan tubuhku di kegelapan. Aku memeluk lututku ketat dan menangis sepuasnya. menumpahkan semua kekesalanku pada namja sialan itu.

“PARK JUNG SOO…!!!ENYAHLAH KAU DARI MUKA BUMI INI,!!!”aku berteriak seperti orang gila. Tidak peduli orang-orang akan menganggapku perempuan gila malam ini. Aku ingin menumpahkan kekesalanku pada namja sialan itu.

“patah hati?”Tanya seseorang pelan. Aku membalikan tubuhku mencari asal suara. Tapi karena langit yang sudah sangat gelap, jadi aku tidak menemukan sesosok orang yang berbicara itu.

“aiggoo..”tiba-tiba aku merasa takut. Kenapa tadi aku berani datang ke sini, ke pinggir sungai han?  Padahal di sini menyeramkan, bagaimana jika tiba-tiba datang…

Aku memeluk lututku semakin erat. Angin dingin yang menerpa tubuhku kini sudah tidak terasa dingin lagi.

“takut?”kali ini suara itu terasa lebih dekat denganku.

Aku berusaha mengumpulkan keberanianku.

“aku tidak takut”ucapku pelan dengan suara bergetar. Bohong.

“kkkk..ternyata kau yooja pemberani ya?”dia terkekeh pelan. Mungkin dia menertawakanku. Suaranya yang menggema di keheningan malam, terasa sangat enak di dengar.

Aku berusaha mencari sosok yang tengah mempermainkanku itu. Aku terus memutar kepalaku mencari si asal suara. Tiba-tiba aku melihat sesosok tubuh manusia dari arah kananku mulai berjalan mendekatiku. Aku menunggunya dengan dada yang berdebar-debar. Berharap yang datang padaku kali ini adalah bukan hantu.

“anyeong..”serunya pelan dan kemudian duduk dan langsung berbaring di sampingku.

Aku menajamkan penglihatanku berusaha melihat kearah namja yang kini tengah menatapku.

“nuguseyo?”tanyaku heran.

“tidak penting, berbaringlah”ucapnya santai dan menarik tubuhku agar berbaring di sampingnya.

“aishh..kurang ajar kau..”aku berniat melayangkan tamparan keras padanya. Tetapi dengan sigap dia menangkap tanganku yang telah terayun untuk memukulnya. Dan dengan satu hentakan dia menarik tanganku dan dengan cepat dia memelukku erat.

“gila..”aku berteriak keras dan kali ini bersiap menamparnya sekali lagi.

Dan dengan mudahnyanya dia kembali menarik tubuhku ke pelukannya dan ia mengunci erat tanganku agar tidak bergerak.

“lepas..”aku berusaha meronta melepaskan cekalannya yang benar-benar terasa kuat.

Dia menarik tubuhku hingga terbaring di atas rumput di sampingnya.

Aku mulai menangis. Belum berakhir penderitaanku dengan namja bernama park jung soo, kini telah ada lagi namja yang sama gilanya dengan jung soo.

Efek alcohol yang telah aku mium tiba-tiba terasa kembali. Aku mual dan berusah melepaskan pelukan namja ini. Tapi namja ini sepertinya enggan melepaskanku dan semakin mengetatkan pelukannya padaku.

“kau sakit, keluarkanlah kesakitanmu”ucapnya berbisik di telingaku.

“aku membencinya”aku mulai merancau tidak peduli”aku adalah wanita paling menyedihkan di dunia ini. Mencintai seorang namja yang sama sekali tidak mencintaiku. Dia adalah satu-satunya namja yang aku cintai di dunia ini, tapi dia telah merusak hidupku dan dengan mudahnya meluluh lantakan harga diriku. Dan bodohnya lagi, aku memujanya. Jika berada didekatnya aku akan melakukan apapun yang diinginkannya, berusaha membuatnya agar mencintaiku. Tapi sekeras apapun aku berusaha membuatnya agar mencintaiku, kenyataannya dia tidak pernah mencintaiku. Dia hanya menganggapku sebagai wanita penghibur yang biasa berlalu lalang di kehidupannya. Aku membencinya. Amat sangat membencinya. Aku telah berusaha keras melupakannya. Tapi aku si wanita mengenaskan itu tidak bisa melepaskannya.”

“wuahhh…”kali ini aku berteriak keras menumpahkan segala kekesalan dan kekecewaanku pada jung soo. Dan mulai menangis sesenggukan dalam pelukan namja tak di kenal ini.

“sssttt…”jangan menangis lagi”kau mau aku benyanyi sedikit untukmu?”Tanya namja itu pelan dan tanpa menunggu jawaban dariku dia mulai benyanyi lembut.

 

oni siryeowa sarangui gieogi chagapge dagawa

aryeoonda ijeneun deo isang neoreul bujeonghago sipji anheun nareul algo itjiman

gakkai inneun neol saranghal su eomneungeol algo itgie

nal barabol su eomneun neol gidarimi neomu himdeureo

ijen gyeondil su eobseo irwojil su eopgie

 

Entah lagu apa yang ia nyanyikan. Yang aku tahu, suaranya terdengar sangat indah. Dan aku tertidur masih dalam pelukannya.

###

“di mana ini?”tanyaku heran. Aku memegang kepalaku yang kembali terasa pusing.

Aku melihat ke sekilingku. Kamar siapa ini? Bau maskulin dari kamar ini benar-benar terasa sangat kuat. Membuatku berfantasi liar bahwa yang mempunyai kamar ini adalah namja tampan, dewasa, sama seperti jung soo. Aisshh,,kenapa aku masih memikirkannya?

“tunggu”aku mengumpulkan sisa-sisa ingatanku tentang jungsoo. Apakah tadi malam aku benar-benar bertemu dengan jung soo atau hanya ilusi belaka, seperti biasa?

“aisshh..”aku kembali menggeleng putus asa. Jika tadi malam hanya ilusi, lalu dimana aku sekarang?

“ternyata kau sudah bangun”ucap seorang namja yang tiba-tiba masuk ke kamar ini. Aku memandangnya dengan tatapan menyelidik. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, berkulit putih, aku menebak umurnya kira-kira baru 20an, mempunyai pipi yang cubi menggemaskan dan aigooo,,,aku suka matanya. Matanya benar-benar menggemaskan. Bola matanya seperti tenggelam di kedua mata namja ini. Membuatnya semakin bertambah lucu.

“siapa kau? Dimana ini?”aku bertanya takut. kenapa namja ini masuk seenaknya ke kamar yang aku tempati.

“aku yang berada di sungai han tadi malam, dan kau berada di rumahku”terangnya santai dan kemudian menaruh nampan yang berisi bubur itu di sampingku.

“kenapa..”

“mian membawamu kerumahku. Semalam kau mabuk berat, dan aku tidak tahu dimana rumahmu, jadi aku membawamu ke sini”potongnya cepat”sekarang kau makanlah”lanjutnya kemudian.

Karena merasakan perutku yang sudah tidak sabar lagi, untuk minta di isi sejak tadi, tanpa menunggu lebih lama lagi, aku langsung melahap makanan yang telah di sajikan namja ini di hadapanku. Tidak peduli sekalipun dia berniat meracuniku. Rasa laparku telah mendominasi pusat memori di otakku.

###

“siapa namamu?”tanyanya penasaran dan kemudian duduk di sampingku.

Aku sama sekali tidak menghiraukannya dan tetap sibuk memakan bubur ini.

“kau suka bubur buatanku?”tanyanya penasaran.

Aku mengangguk tanda setuju.

“kau sendiri yang buat?”Tanyaku takjub. Namja seperti ini ternyata bisa membuat bubur yang sangat enak. Pujiku dalam hati.

“sebenarnya bukan. Itu buatan kim ahjuma”ucapnya polos dan tersenyum jahil memperlihatkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi.

Aku merengut kecewa. Beruntung aku tidak langsung memujinya tadi.

“jadi sipa namamu?”tanyanya kemudian. “lee jin ki imnida”lanjutnya dan kemudian mengulurkan tangannya.

“nami, park nami imnida”karena tidak ingin dianggap sombong, aku balas menjabat tangannya.

###

“nami, ayo kita pergi berbelanja”ajak jin ki dan langsung menarik paksa tanganku.

“araseo..araseo”aku berjalan mengikuti namja itu.

Sudah seminggu lebih aku menetap di rumah namja bernama lee jin ki ini. Dia yang menawarkan jasanya, untuk menampungku dengan sukarela. Aku telah berjanji pada diriku sendiri, tidak akan kembali pulang bertemu dengan ummaku dan appaku sebelum aku membawa calon suamiku.

###

“panggil aku dubu, nami”rengeknya ketika kami sedang berjalan kaki di pinggiran sungai han. Jin kilah yang memaksaku untuk mampir ke sungai han terlebih dahulu.

“ani, aku tidak mau”aku menggeleng dan langsung menolak permintaannya yang terdengar aneh itu. Kenapa aku harus memanggilnya dengan sebutan dubu?

“aku ingin kau memanggilku seperti itu”dia kembali merajuk manja. Dia menggandeng tanganku semakian erat. Ketika di rasanya aku tidak merespon ucapannya, dia menghentikan langkahnya dan menatapku memohon.

“berikan padaku alasan yang masuk akal, mengapa aku harus memanggilmu dubu?”aku bertanya heran.

“dubu adalah nama kecilku, dan hanya orang terdekatlah yang memanggilku seperti itu, dan  karena aku telah menganggapmu sebagai bagian dari diriku, jadi kau harus memanggilku dubu”terangnya panjang lebar.

“bagian dari dirimu?”aku mengulang pernyataannya yang membuatku sedikit terkejut.

“ne, aku menyukaimu nami, salahkah aku jika menganggapmu sebagai bagian dari diriku?”tanyanya pelan dan kemudian menundukan wajahnya.

Apa yang baru dia ucapkan padaku? Apakah dia sedang berusaha mengungkapkan perasaannya padaku? Tapi dasar namja kecil, mana mungkin dia mengungkapkan perasaannya dengan menundukan wajahnya seperti itu?aku menggeleng prihatin.

“lupakan perkataanku barusan nami”potongnya cepat dan kemudian berjalan mendahuluiku.

“tunggu aku jin ki”aku mengejarnya yang kini telah berada jauh di depanku.

###

Pagi yang cerah. Tapi aku yakin namja di sebelah kamarku ini masih tertidur lelap.

“lee jin ki”aku mengetuk pintu kamarnya pelan.

“masuk nami” jawabnya malas dari dalam kamar.

Aku mendapatinya tengah berbaring malas di tempat tidurnya. Dan dia masih bergelut dengan selimutnya yang menutupi seluruh tubuhnya dan hanya menyisakan sedikit rambutnya.

“jin ki”seruku sabar dan mulai menarik selimut tebal itu.

“sebentar lagi nami”rengeknya manja dan kembali menaikan selimutnya sampai menutupi semua bagian tubuhnya.

“bangun jin ki”aku berteriak keras dan menarik paksa selimutnya. Kesabaranku sudah habis.

Aku telah berhasil menarik selimut itu dari tubuhnya, tetapi dia malah memeluk gulingnya semakin erat. Dan kembali memejamkan matanya.

“LEE JIN KI”aku berteriak kesal dan menarik keras tangannya hingga ia bangun.

“kita akan pergi kemana hari ini?”tanyanya lemah. Dia telah berada dalam posisi duduk, tetapi matanya masih terpejam.

“terserah kamu, sekarang kau pergi mandilah”aku benar-benar mendorong tubuhnya bangun.

Tapi dia sama sekali tidak bergeming.

“aisshh..”umpatku kesal dan berbalik marah dan bermaksud pergi meninggalkan kamar jin ki.

“araseo,,araseo”jawabnya cepat dan langsung berlari kocar kacir ke kamar mandi.

###

“masih marah padaku?”dia merajuk manja dan kemudian memegang lenganku erat.

Aku sama sekali tidak menjawab dan sibuk berjalan di depannya.

“ayolah, jangan marah padaku lagi nami”rengeknya dan kemudian mengayun-ayunkan lenganku manja.

“aku tidak marah”aku membalikan tubuhku cepat dan membeliak kesal tepat di hadapannya.

“apa yang harus aku lakukan agar kau tidak marah lagi padaku?”tanyanya pasrah.

“terserah”jawabku singkat dan berjalan semakin cepat mendahuluinya.

###

“ini”seruan keras dari mulut jin ki membuatku berbalik cepat ke arahnya.

Aku melihatnya membawa es krim rasa cokelat kesukaanku.

“jangan marah lagi ya nami”ucapnya manja. Matanya menatapku memohon. Matanya terus tersenyum membuatku tak kuasa untuk tersenyum. Siapa yang tahan jika ada seorang namja yang menatap dengan tatapan terindah ini? Mata itu terus tersenyum jenaka.

“kau memang pandai merayuku”ucapku akhirnya dan tersenyum manis didepannya. Aku langsung mengambil es krim itu dari tangannya.

“jangan marah lagi ya nami, kau seperti nenek sihir jika terus membelalakan matamu seperti tadi”tucapnya tanpa merasa bersalah.

“apa maksudmu? Aku seperti nenek sihir?”aku kembali membentaknya.

“araseo, nenek sihir tercantik yang baru aku temui. Dan aku menyukainya”dia kembali tersenyum manis.

“berhentilah menggodaku jin ki”aku berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Ku rasakan pipiku terasa memanas. Kenapa di puji oleh anak ingusan seperti dia pipiku terasa panas dan aku merasa malu?

“aku belum pernah bicara seterus terang ini mengungkapkan perasaanku pada seorang yooja, dan aku hanya bisa mengakui perasaanku dengan terang-terangan seperti ini hanya padamu”ia kembali membuat pipiku bertambah merah.

“mengapa kau selalu mengajakku ke sungai han?”aku mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Dia hanya tersenyum dan melihatku sekilas. Ia kemudian menatap jauh kearah sungai han yang membentang luas di depan kami.

“aku sangat suka tempat ini, setiap kali aku melihat kearah sungai han yang mengalir tenang, jiwaku terasa damai. Dan jika aku merasa sedih atau mendapat masalah, aku hanya akan pergi ke sini. Dengan melihat arusnya yang begitu tenang, aku akan berangsur melupakan kesedihanku”ia mengucapkannya dengan dalam dan penuh arti. Aku menorehkan kepalaku untuk melihatnya. Ternyata ia bersungguh-sungguh dalam  perkataannya.

“sama sepertimu”ia kemudian melanjutkan perkataanya. “aku menemukan sesuatu yang menarik dari sungai han itu ada pada dirimu. Aku akan merasa tenang hanya dengan melihat wajahmu”ucapnya lagi dan kini ia menoleh kepadaku.

“kau mulai mengaur jin ki”aku menggelengkan kepalaku sesaat setelah mataku bertatapan dengan matanya.

“ayo kita pulang, hari sudah mulai gelap”aku langsung bangkit dari tempat dudukku tanpa menoleh lagi kearah jin ki. Aku merasa ada sesuatu yang salah pada diriku.

“nami..”panggilnya lembut.

Aku menolehkan wajahku ke arahnya. Ku lihat dia masih duduk termangu melihatku.

“tunggu aku”ia kemudian tersenyum bahagia. Dan matanya kembali tersenyum jenaka. Ternyata ia telah kembali ke pola semulanya. Namja yang periang.

Ia bangkit dan langsung merangkul pinggangku. Dan kami berjalan menyusuri pinggiran sungai han dengan tangan yang saling menggenggam erat.

###

“aku ingin kau merayakan hari ulang tahunku nami”ia kembali merengek manja di sampingku ketika kami baru saja tiba di rumah.

“kau ingin apa?”aku bertanya malas.

“sesuatu yang berbeda, yang hanya kau berikan special untukku”ia menjawab antusias

“aku tidak punya sesuatu yang special”aku berusaha menolak permintaannya.

“ayolah nami, tinggal seminggu lagi, ya?”ia kembali memaksaku.

“nanti aku pikirkan”aku menjawab rengekannya dengan cepat berharap dia berhenti merengek manja seperti anak kecil di sampingku.

“gomawo nami”ia berkata riang dan tersenyum manis dan selanjutnya dia mencium keningku singkat. Aku terdiam dengan perlakuannya. Ia kembali tersenyum riang.

“aku tunggu kejutanmu nami”ia mengerling nakal dan berbalik pergi meninggalkanku.

Mengapa aku telah merasa begitu dekat dengan namja ini. Padahal aku baru saja mengenalnya.

###

Di suatu malam yang dingin,,,

“nami,,”seru seseorang di belakangku. Aku berbalik dan menemukan namja kecil itu tengah berdiri tegak di belakangku. Berdiri dengan balutan jas putihnya. Ia telah menyisir rapi rambutnya. Ia juga memakai dasi yang selaras dengan jasnya. Tampan. Ia bukan seperti namja kemarin, yang hanya memakai kaos dan celana pendek ketika bertemu denganku, kini yang berdiri di depanku adalah namja dewasa yang memikat dan tampan.

“aku tidak percaya ini kau, lee jin ki”aku berusaha menyembunyikan rasa kagumku dengan memukul bahunya pelan. Dan langsung berbalik, berniat pergi meninggalkannya.

“nami”aku kembali mendengarnya memanggilku.

“wae jin ki?”aku kembali berbalik menghadap kearahnya.

“saranghaeyo”dia berkata dengan singkat dan jelas. Tidak ada keragu-raguan dalam ucapannya. Ia menatap mataku dalam. Aku berusaha menghindari tatapannya yang kini membuatku merasa risih.

“aku akan membuat makanan untukmu malam ini, tunggu sebentar”aku berbalik berniat pergi meninggalkan namja yang sedang memandangiku ini.

“jangan pernah menghindariku lagi nami, aku ingin kau menjawabku”dia berkata dengan sangat tegas, mencerminkan bahwa dia telah berubah menjadi namja dewasa. Dengan sigap dia menarik tanganku. Berusaha menahanku yang akan kembali berlari dan menghindar.

“apa yang harus aku jawab?”aku bertanya berpura-pura tidak mengerti.

“apakah kau mencintaiku?”dia bertanya sungguh-sungguh.

“ani”aku menggelengkan kepalaku. Memang tidak. Aku tidak mungkin mencintai namja seperti dia, Namja ini terlalu muda untukku. Bukan namja seperti ini yang akan aku bawa menghadap ama dan apaku.

“mengapa kau menjawab seperti itu?”dia bertanya sedih padaku.

“lalu apa yang harus aku jawab? Bahwa aku mencintaimu? Itu tidak mungkin jin ki, kita terpaut umur yang sangat jauh, aku akan malu jika harus berjalan dengan namja seumuranmu, mungkin orang-orang akan menganggap bahwa kau adalah keponakanku”aku menjawabnya dengan ketus.

“tidak bisakah kau berpura-pura menyukaiku? Dan berpura-pura tidak mendengar orang lain?”dia kembali memandang sedih kearahku.

“tidak. Karena aku tidak mau”aku menjawabnya dengan yakin.

Dia menatapku dengan tatapan yang sulit aku artikan. Tetapi aku bisa melihat dengan jelas matanya yang berlumur kekecewaan. Dia melepaskan cekalannya di tanganku secara pelahan dan berjalan meninggalkan aku dengan menundukan kepalanya.

Ya tuhan, aku belum pernah melihatnya sesakit itu. Mengapa hatiku juga ikut terasa sakit? Tidak bisakah aku berbicara pelan-pelan padanya dan tidak langsung menolaknya?

###

Aku menghempaskan tubuhku ke atas kasurku yang malam ini terasa semakin dingin. Lee jin ki. Mengapa hatiku kembali sakit mengingatnya? Mengapa hatiku bertambah sakit mengingat bahwa akulah orang yang telah membuatnya kecewa?

Aishhh,,,

Aku bangkit dari tidurku dan duduk termenung di depan jendela kamarku. Melihat kearah kegelapan malam dengan tatapan menerawang. Aku terus berusaha meyakinkan perasaanku sendiri pada namja itu. Aku tidak ingin suatu saat, penyesalan itu kembali datang menghampiriku. Apakah aku tidak mencintanya? Mengapa hati kecilku menolaknya?

Butiran-butiran salju yang mulai turun sedikit demi sedikit, membuatku tersadar bahwa musim dingin telah datang. “bagaimana dengan jin ki?”dimana dia?

Salju yang turun kini bertambah banyak dan berhasil membuatku sedikit menggigil. Aku langsung menutup jendela kamarku.

Aku mulai mencoba menghubungi jin ki. Tapi dia tidak menjawab telepon dan tidak membalas smsku. Pergi kemana dia? Mengapa aku begitu menghawatirkannya? Benarkah aku tidak mencintainya?

Aku kembali menghempaskan tubuhku ke atas kasur. Berusaha menghilangkan penat yang menggelayuti tubuhku seharian ini. Aku mulai memejamkan mataku, berusaha untuk tidur. Kenanganku dengan jin ki, tiba-tiba bermunculan di hadapanku. Membuatku hanya bisa melenguh panjang.

Aigoo,,bukankah hari ini jin ki berulang tahun? Aku tersentak kaget. Mengapa aku sampai lupa dengan hari ini. Bukankah aku telah berjanji akan memberikannya sebuah kejutan?

Aku hanya bisa terbaring lemas di atas kasur, ketika aku merasakan rasa sakit itu kembali menyergapku, dan kali ini aku yakin, aku memang telah jatuh cinta pada namja ini

###

Aku bergegas bangun dan memakai mantelku. Salju yang turun lebat sekali membuat perjalananku sedikit terhambat. Aku menjalankan mobil jin ki menuju sungai han. Aku yakin akan menemukannya di sana. Aku bertekad untuk memberinya sebuah kejutan. Mungkin cinta itu belum tumbuh benar di hatiku, tapi aku yakin kali ini aku bisa menerimanya.

###

Aku melihat beberapa orang polisi berusaha menghentikanku dengan sedikit menghalangi jalanku. Aku membuka jendela mobilku ketika salah satu dari polisi itu mengetuk kaca mobilku.

“akan ada badai salju sebentar lagi, sebaiknya nona segera pulang atau tinggal sementara di tempat itu”polisi menunjuk ke salah satu bangunan besar di samping jalan.

“saya harus mencari seseorang”ucapku sopan

“tapi akan berbahaya nona”polisi itu tetap bersi keras berusaha meyakinkanku.

“mian” Aku tidak mendengar ucapan polisi itu selanjutnya. Aku langsung menginjak pedal gas di kakiku dan langsung meluncur cepat di jalan yang telah di penuhi salju putih.

###

Butiran salju yang terus menerus bertambah banyak, membuatku hanya bisa menjalankan mobilku dengan sangat lamban. Aishh..aku memukul kendali mobil itu kesal, mengapa di saat genting seperti ini malah mogok?

Aku langsung mengambil mantel yang aku bawa untuk jinki dan mulai berjalan menuju sungai han. Jaraknya tinggal sedikit lagi “nami, hwaiting”aku menyemangati diriku sendiri untuk berjalan mencari jinki malam ini.

###

Aku berusaha menajamkan mataku, berusaha mencari jinki di tengah salju yang hampir membuatku mati kedinginan. Aku mulai menggigil hebat. Suara dari gigiku yang tepat beradu akibat salju yang sangat dingin menimbulkan suara yang sangat nyaring.

Aku berusaha mencari jinki tanpa putus asa. Salju yang telah menutupi sebagian dari kakiku, membuatku semakin sulit menggerakan kedua kakiku. Tubuhku kembali menggigil hebat. Aku memakaikan mantelku semakin rapat.

Aku tetap berusaha mencarinya. Dan sepertinya aku menemukannya. Ia duduk di bawah pohon yang sangat rindang yang kini telah tertutupi salju. Aku langsung beringsut mendekatinya.

Aku terbelalak tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Aku melihat wajah manis nan putih itu telah berubah menjadi pucat pasi. Matanya tertutup rapat. Aku melihat bibirnya telah berubah menjadi kebiru-biruan karena menahan dingin. Dan ya tuhan, kini ia hanya terbujur kaku di hadapanku.

“dubu”seruku tidak percaya. Aku langsung menghambur memeluknya. Badannya terasa dingin dan kaku. Aku memeluk tubuhnya semakin erat. Berusaha menyalurkan kehangatan dari tubuhku untuknya.

“bangun dubu, apakah kau dengar bahwa kali ini aku memanggilmu dubu, bangunlah dubu”aku terus mengguncang tubuhnya dan menangis sesenggukan. Dan kali ini, aku merasakan rasa sakit luar biasa yang belum pernah aku rasakan. Air mataku terus mengalir tanpa bisa aku cegah. Aku terus menerus menangis memohon agar tuhan mendengarkan doaku dan kembali membangunkan jin ki.

“dubu bangun”aku memeluk tubuhnnya semakin erat. Dan terus mengguncang tubuhya tanpa henti. Aku menangis histeris. Menjerit memohon agar jin ki kembali membuka matanya.

“apakah kau mendengarku dubu?”aku kembali menangis sesenggukan dalam pelukannya. Seketika aku menghentikan tangisku. Aku merasakan jantung jinki kembali berdetak dengan teratur. Aku terus merasakan detakan jantungnya dengan tanganku sendiri.

“dubu”aku mulai memanggilnya.

“dubu”aku kembali memanggilnya dengan lebih keras.

“namiii..”ucapnya lirih.

“aku disini dubu, aku berada di dekatmu, bertahanlah nae dubu”aku mengecup keningnya berusaha meyakinkannya bahwa aku tidak ingin kehilangannya. Meyakinkannya bahwa aku akan selalu berada di dekatnya.

“bertahanlah dubuku”aku kembali menciumi keningnya. Dan berusaha memapahnya menuju rumah sakit terdekat.

###

Tidak ada hal yang lebih menegangkan dari pada menunggu seseorang yang berusaha melewati masa kritis. Lee jin ki. Kini namja itu telah bertarung dengan dewa kematian.

Aku terus berjalan kesana kemari. Rasa dingin dan rasa lelah karena telah berjalan dengan memapah jin ki kemari, entah menguap kemana. Yang aku rasakan kali ini adalah ketegangan, yang luar biasa, berusaha untuk tidak mendengar dengungan panjang yang dapat memekakan telinga itu.

Sudah satu jam lebih. Tapi dokter itu belum muncul juga. Dan hal itu membuatku bertambah panik. Apakah jin ki bisa keluar dari masa krisis dengan selamat?

Aku mencoba berdialog dengan tuhan, belum pernah aku merasakan hatiku begitu dekat dengan tuhan seperti malam ini. Aku memohon padanya, meminta kasihaninya agar membiarkan jin ki kembali padaku, bukankah tuhan adalah maha pengasih? Aku berjanji tuhan, aku tidak akan pernah menyianyiakannya dan akan selalu menjaganya.

Ayolah jin ki, bukankah aku belum menjawab pertanyaanmu dengan jujur? bahwa aku juga mencintaimu. Bukalah matamu dubu, dan aku berjanji akan memperbaiki semuanya.

Aku melihat pintu emergency itu terbuka. Aku berdiri dengan kaki gemetar, ya tuhan aku belum siap dengan keputusan yang telah engkau buat kali ini.

Saat ini aku benar-benar meraaskan ketakutan yang luar biasa menjalar di seluruh tubuhku. Badanku terasa tegang. Aku melihat kearah dokter yang berjalan pelan ke arahku.

Aku menatapnya dalam. Berusaha mencari jawaban tentang keadaan jin ki lewat tatapan matanya. Aku menahan napasku sendiri menunggu reaksinya dan..

Aku melihatnya menggeleng pelan dengan wajah tertunduk. Aku berusaha melebarkan mataku untuk dapat melihat reaksi dokter itu dengan jelas. Dan dokter itu kembali menggeleng semakin pelan.

“aiggoo..”aku merasakan ribuan ton bangunan di atas kepalaku seketika ambruk, membuat kepalaku terasa sakit dan telingaku berdering nyaring.

Seketika tubuhku terasa lemas. Ya tuhann…aku merasakan beribu-ribu sembilu menancap kuat di dadaku. Membuat dadaku semakin sesak. Pandanganku mulai kabur.

“dubu sialan, mengapa kau berbuat begitu padaku? Dan tiba-tiba dunia menjadi gelap.

###

Aku membuka mataku cepat karena merasakan rasa sakit di kedua mataku. Aku mengerjap-ngerjapkannya sedikit. Mengapa kesialan ini terus saja datang menghampiriku? Jungsoo yang telah meninggalkanku, dan kali ini jin ki?

Aku kembali menutup mataku, hatiku kembali terasa sakit, kepalaku kembali terasa berat, telingaku kembali berdering nyaring. Aku kembali menangisinya dalam diam.

Dan kali ini, aku kembali merasakan rasa sakit itu, tetapi kali ini rasa sakit itu terasa lebih sakit Luka di hatiku kembali ternganga. Melebar dan semakin melebar tanpa bisa ku obati

“nami..”aku mendengar suara khas jin ki memanggilku.

Ya tuhan kali ini, aku mendengar suaranya. Apakah aku telah ikut menyusulnya ke surga? Aku membuka mataku cepat, dan mendapati jin ki tengah duduk di atas kursi roda di sampingku. Aku terbelalak melihatnya. Jadi benar dugaanku, bahwa aku telah menyusul jin ki?

“dubu”seruku manja dan berusaha untuk bangun dari tidurku.

“kau memanggilku dubu?”tanyanya heran dan terlihat senang.

“aku telah memanggilmu dubu, sejak menemukanmu di sungai han kemarin”ungkapku dengan sedikit malu. Aku menundukan wajahku dalam.

“kemarin? Tiga hari yang lalu mungkin”cela jinki dan kemudian tersenyum manis.

“kekeek”aku mendengar ada suara lain yang ikut tertawa selain jin ki. Dan aku melihat seorang suster dengan tag name park ah seul tengah menertawakanku.

“jadi di surga juga ada susternya? Waaw..”aku berkata takjub dan langsung memadang kearah jinki mencari persetujuannya

Lee jin ki malah tertawa semakin keras dengan memegangi perutnya. Dan suster itupun ikut tertawa lepas.

“haii..ada apa dengan kalian?”mengapa mereka menertawakanku. Aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Dan mereka tertawa semakin keras membuatku semakin bertambah kesal.

“park nami”suster itu menghentikan tawanya dan mulai membaca namaku yang tertera di bawah kasurku.

“kau kira kau berada di mana?”tanyaya sambil menahan senyum.

“di surga”jawabku jengkel. Dan mereka berdua kembali tertawa keras.

“nami,,nami”kali ini aku mendegar lenguhan panjang dari mulut jin ki.

“wae?”aku memandangnya curiga.

“kau belum mati nami,”ucap jin ki sambil menahan tawa.

“lalu mengapa aku bisa melihatmu dubu?”aku bertanya semakin kesal.”kau kira aku dukun sakti yang bisa melihat makhluk halus? Begitu?”lanjutku marah

“soal itu,,mianhaeyoo”ucapnya sambil menahan senyum dan mengerling nakal ke arahku. Aku menajamkan mataku untuk membaca isyarat yang di lontarkan dari kedua mata sipit itu. dan..

“jadi kau mengerjaiku?”aku membelakan mataku kaget ketika menyadari bahwa jin ki telah mempermainkanku. Aku langsung meluncurkan bertubi-tubi pukulan andalanku ke arahnya. Jinki tertawa semakin lepas dan malah membiarkan aku memukulinya sampai puas. Setelah aku bosan memukulinya dia menarikku kedalam pelukannya.

“kau jahat dubu”aku mulai menangis sesenggukan dalam pelukannya”kau tahu, aku sudah sangat ketakutan ketika aku mengira kau benar-benar akan meninggalkanku”lanjutku terisak.

“mengapa kau takut kehilanganku?”Tanya jin ki lembut

“karena aku mencintaimu”jawabku tanpa ragu di sela-sela tangisku

“jangan pernah meninggalkan aku nami”ucapnya lembut. Aku menangis semakin hebat merasakan rasa bahagia menjulur di seluruh tubuhku.

“apa aku menyakitimu?”Tanya jin ki khawatir dan kemudian melepaskan pelukannya.

Aku menggeleng.

“aku merasa terlalu banyak kejutan-kejutan yang sangat indah dalam hidupku yang di berikan tuhan padaku, dan salah satunya adalah kamu”aku berkata dengan jujur. Aku tidak ingin lagi membohongi perasaanku sendiri.

“jadi apa kejutanmu untukku, apa kau lupa dengan hari ulang tahunku?”jin ki bertanya manja.

Aku kembali menggeleng pelan.

Aku mendekat ke arahnya, menatap kedua bola matanya dan dengan pelan mencium bibirnya yang terasa hangat.

###

“make a wish”ucapku riang.

Jin ki menutup matanya sebelum meniup kue tart besar yang khusus aku beli untuknya. Dan kemudian meniupnya.

“saengil chukae hamnida, nae dubu”aku mendekat ke arahya dan mencium kening jinki singkat.

“gomawo nae jagyy”jawabnya senang dan kembali memelukku.

###

“kau mau membawaku kemana?”aku bertanya heran ketika dengan tiba-tiba dia menarik tanganku untuk mengikutinya.

“kau akan tahu sebentar lagi”dia tersenyum penuh arti.

“apa yang kau minta tadi sebelum meniup kue tartmu?”aku bertanya penasaran.

“selalu menjadi bagian dari dirimu dan semoga kita tidak akan terpisahkan, selamanya bersama” ucapnya dan tersenyum senang.

“jadi kau akan membawaku kemana sekarang?”aku bertanya semakin penasaran..

“sekarang aku akan meminta izin, agar kau bisa menjadi bagian dari diriku selamanya“ucapnya dengan mata yang terus tersenyum.

“maksudmu?”aku bertanya tidak mengeti.

“kita akan menemui apa dan amamu malam ini. Kita akan meminta doa restu mereka.

Aku menutup mulutku tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Ini adalah kejutan terindah dalam hidupku.

Jin ki meminggirkan mobilnya sebentar dan selanjutnya menatapku dalam.

“would you marry me?”tanyanya sopan sambil mengeluarkan sebuah cincin berbentuk nail padaku.

Aku hanya mengangguk senang. Air mataku kembali menetes dan membasahi pipiku karena kebahagian yang membuncah dalam diriku. Tidak ada kata yang bisa mewakili perasaanku sekarang. Aku hanya bisa menangis dan mensyukuri semuanya.

Terima kasih tuhan, kali ini aku berjanji, aku tidak akan pernah menyia-nyiakannya.

 

FIN

©2010 FF Party, SF3SI

This post made based on DECEMBER SPECIAL EVENT:

FF PARTY

 

qtl { position: absolute; border: 1px solid #cccccc; -moz-border-radius: 5px; opacity: 0.2; line-height: 100%; z-index: 999; direction: ltr; } qtl:hover,qtl.open { opacity: 1; } qtl,qtlbar { height: 22px; } qtlbar { display: block; width: 100%; background-color: #cccccc; cursor: move; } qtlbar img { border: 0; padding: 3px; height: 16px; width: 16px; cursor: pointer; } qtlbar img:hover { background-color: #aaaaff; } qtl>iframe { border: 0; height: 0; width: 0; } qtl.open { height: auto; } qtl.open>iframe { height: 200px; width: 300px; }

42 thoughts on “[FF PARTY] First Snow”

    1. onew: apaaaaaa…dubudays???
      ehehe ..emang semanis apa sih nih cerita??*peace,,becanda*
      makasiii..atas komentnya chinguu..

    1. wuahh…makasih chingu..D
      sengaja buat cerita yang sederhana, biar gampang diterima dan dimengerti oleh readers*halah alasan#
      heheh..Lam kenal buat myee…
      gomawo buat coment ea..

  1. Aku sukaaaaaaaaa 😀
    kata2nya kayak dinovel aku seneng deh bacanya..daebak!
    tapi endingnya aku gak begitu waaaw yang aku bayangin..tapi DAEBAK!! 😀

    1. eum..
      kaya baca novel iia?? hehe…*author terbang nan jauh ke atas sana*
      ending.a ya??? rencananya mau di buat seklimaks mungkin seeh, tapi karena sudda 12 halaman, dan bakalan nanggung law di buat sequel, finally endingnya banyak yang saya cut..deh*curhat mode on*
      btw, gomawo sudda ngoment chingu..

  2. Onew jddi bronddong . . .kekkeke . .
    gaya bhassanyah kerren *hallah effek dri UAS indo tdi*
    tppi emang bner akku kyak bca novel . . .
    leeteuk oppa gk kbbayang jddi bringas gttu . . . critta ni kyaak ksah akku m taemmin . . . .critta cintta iang tppisah oleh jarak ussiaa . .*PLAK. d lmpar panci m Shawol . . .#paddahal cumman beda 3 bulan . .(==”)

    1. sebenarnya fakta .a gg seeh..* dia bukan berondong saiia*
      halah..ni readers sudda berhasil buat dada author kembang-kempis*bangga*
      gg kebayang leeteuk oppa bringas?? liat ajja di bonamana,.
      aishh..*tukie oppa, bringas..bringas..bringas..*
      soal kisah cintamu dengan taemin itu…saiia turut berduka cita sajja..hahaha..*beneran ketawa evil*
      *yang ini beneran becanda chingu*…
      nice to know you…”taeminsaengkkuhneomokyeopta ddah .”

    1. haha…
      jangan terus di bayangin chinguu..ntar pindah ke hati onew..#peace
      luv taemin kann??*sok tahu banget ni author..*

  3. asiikk..ternyata ep2kuh sudaah di publish*halah telat*#plak
    mian baru updet sekarang, coz saiia lagi sibuk2nya uas..ekeke ni ge curi2 waktu* sumpah gag da yg nanya*
    ya sudda..saiia akan rep di bawah masing2 coment kalian yoo..
    gomawo buat smua para readers..*bow2*

    1. .wuah../boLeh2..*angguk2 stuju*
      kmu bLeh kok berfantasi kaLAU d.sini main cast.a key..ehehe 😀 ..#
      Essh..gomawo tas coment.a yoo..chingu

    1. …kayanya kalo jadi namja baik hati dan tidak sombong baru kebayang deehh*halah*
      aishh…gomawo tas komentnya chingu ^__^

    1. haha..
      sengaja saiia buat first POV chingu, biar yang baca, berasa jadi main castnya*alasan
      aishh..*beneran aku jitak ni reader*#becanda
      saiia gag setua itu kalii..
      gomawo chinguu :p

  4. @callista..wuah../boLeh2..*angguk2 stuju*kmu bLeh brfantasi kaLAU d.sini main cast.a key..ehehe :D..#Essh..gomawo tas coment.a yoo..chingu

  5. Kalo aku mlah trpaut 3thn lbh muda dr Minho-ssi
    *sapa yg nanya??
    Cntaku bkn trpaut mslh umur, tp jarak. hiks…
    *abs ni psti diburu flames

    ahaha…
    critanya bgus.Eum… khayalanku jln.trus POVnya aku suka.kata”nya bnyk yg mnarik

  6. .hahaha../iia seeh chingu..Terpaut jarak?Nde..Nde*angguk2 sad m0de on*/jago brfantasi iia?*daebak.daebak*makasii chingu p../Nice coment Loo..

Leave a reply to anami onew-itis Cancel reply