My Princess for Me – Prolog+Part 1

My Princess for Me (Part 1- Prolog Part)

 

 

Title                       : My Princess for Me (Part 1- Prolog Part)

Author                  : Papillon Lynx

Maincast             :

–          Jung Bersaudara  :

 Jung Yoo Ra, covered by Park Gyuri KARA

 Jung You Ni, covered by Han Seungyeon KARA

 Jung Yoo Na, covered by Jung Nicole KARA

 Jung Yong Hee, covered by Kim Jaekyung RAINBOW

 Jung Yeon Sang, covered by Goo Hara KARA

 Jung Yoo Jin, covered by Kang Jiyoung KARA

 

–          Lee Bersaudara  :

Lee Jinki SHINee as Lee Jinki/Jura, covered by Lee Jinki SHINee

Kim Jonghyun SHINee as Lee Jonghyun/Hyun, covered by Kim Jonghyun SHINee

Kim Kibum aka Key SHINee as Lee Kibum aka Key/Ken, covered by Kim Kibum aka Key SHINee

Choi Minho SHINee as Lee Minho/Mui, covered by Choi Minho SHINee

Lee Taemin SHINee as Lee Taemin/Taega, covered by Lee Taemin SHINee

No Minwoo Boyfriend as Lee Minwoo/Mir, covered by No Minwoo Boyfriend

 

Support Cast      : Raja (Aboeji/Appa), Ratu (Eomonim/Eomma), Selir Raja (Eomonim/Eomma), Para

  Dayang, Para Pengawal, Yuri, Dayang Choi, Peramal

Genre                   : Family, Life, Romance, Fantasy, Angst

Length                  : Sequel

Rating                   : PG – 16

Summary             : “Kalian semua adalah pengantin kami..”

 

  1. A.   N                       :

Hai hai hai.. Author Papillon Lynx balik lagi. (#TRIIING..!! Abaikan.) Adakah yang ngga

sabar pengin baca ff baruku ini? Hehe.. Untuk pertama kalinya aku coba bikin ff

bergenre fantasy nih. Penuh dengan dunia khayal. (#readers: author lebay, ampun.. :D)

Moga para readers  bisa suka sama karyaku kali ini.  So, jangan lupa setelah baca hargai kerja keras dengan berkomentar ya. FF ini terinspirasi dari komik “Goong” dan “The Bride of Water God.” Tapi aku buat dengan banyak perubahan. Happy Reading! J

-ALL POV IS AUTHOR’S POV-

 

@@@

 

KEMARILAH. Kalian semua adalah pengantin kami. Kemarilah.. Kemarilah.. Kemarilah..

 

“Siapa kalian?! Hhh.. Andwae! Ah, jangan mendekat. JANGAAAAN!” You Ni terbangun dari tidurnya. Tepatnya, dari mimpi buruknya. Peluh terlihat membasahi dahi dan lehernya. Ini sudah ke sekian kalinya, You Ni memimpikan mimpi yang sama. Dalam mimipinya itu, ia melihat dia dan kelima saudaranya berada di sebuah hutan yang gelap dan begitu luas. Ketika dia dan saudara-saudaranya hendak mencari jalan pulang, enam sosok yang tak dapat dilihat dengan jelas wajahnya datang menghampiri dan mengatakan hal itu.

You Ni menyentuh kalung yang menggantung di lehernya. Tepatnya menyentuh liontin kristal ungu yang menggantung di sana. Liontin itu memendarkan cahaya dan mendengungkan sebuah suara yang lirih.

Pengantin? Apa maksudnya? Batin You Ni setiap malamnya. Sampai sekarang, ia belum tahu apa arti mimpi tersebut. Dan entah kenapa, semakin hari semakin ia bisa merasakan kalau mimpi itu akan menjadi kenyataan untuknya dan kelima saudaranya. Sepertinya, cahaya terang yang memancar dari liontin miliknya itu menandakan sesuatu yang akan segera terjadi.

@@@

 

INI menjadi hari yang tak biasa bagi masyarakat Seoul, Korea Selatan. Banyak orang berbondong-bondong datang hingga membentuk suatu barisan yang panjang sejauh 5 km menuju istana, hanya untuk melihat kedatangan Pangeran William beserta istrinya berkunjung menemui raja mereka. Anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia ada di sana. Orang-orang itu ingin melihat lebih dekat dan secara langsung, bagaimana rupa pangeran dan putri dari negeri barat tersebut.

Hampir satu jam orang-orang itu menunggu di bawah teriknya sinar matahari. Musim panas di Korea tak biasa-biasanya menjadi sepanas ini. Rutuk sebagian dari mereka. Kulit mereka yang putih kekuningan terlihat memerah akibat sedikit terbakar.

 

Hampir satu jam sudah mereka menunggu. Penantian mereka pun tak menjadi sia-sia belaka. Beberapa mobil Mercedez Benz berwarna hitam datang beriringan menuju istana raja. Bunyi sirine di antara mobil-mobil mewah itu menambah suasana di sekitar menjadi riuh. Beberapa mobil polisi ikut mengawal di depan dan di belakang rombongan. Jalan-jalan yang menuju ke istana raja sudah ditutup dan dijaga oleh beberapa polisi lalu lintas Seoul sejak pagi. Beberapa polisi penjaga ketertiban sosial juga sudah menertibkan masyarakat yang datang untuk melihat.

Ketika mobil-mobil itu hampir masuk ke dalam area istana, gerbang istana yang semula tertutup segera terbuka lebar. Para wartawan yang menunggu di dekat gerbang istana, mulai terlihat sibuk dengan kamera mereka. Beberapa dari mereka juga terlihat sedang mengambil gambar untuk dilaporkan secara live di televisi-televisi saat itu juga. Mobil-mobil mahal itu pun melesat masuk ke dalam dan gerbang istana tertutup kembali. Tentu saja masyarakat dan wartawan kecewa karena tak bisa melihat secara langsung bagaimana wajah pangeran dan putri yang dengan sengaja mereka tunggu-tunggu itu. Mereka hanya bisa melihat rombongannya saja.

Masyarakat pun segera membubarkan diri hingga menyisakan seorang namja bertubuh jangkung dengan kaos berwarna biru polos dan celana jeans belel di tempat itu. Namja itu terus memandang ke arah istana yang hanya terlihat puncak atapnya saja karena terhalangi gerbang dan tembok keliling yang cukup tinggi.

“Minho Hyung!” Namja itu menoleh ketika namanya dipanggil seseorang yang sangat dia kenal.

“Taemin-ah.. Sedang apa kau di sini?” heran Minho melihat adiknya ada di hadapannya.

“Ppali, Hyung! Hyung-deul dan Minwoo sudah menunggu kita di café. Kau tidak lupa kalau kita ada jadwal manggung sore ini kan?”

“Ne. Aku ingat. Kkaja, kita ke sana.” Minho menepuk bahu Taemin dan mereka pun berjalan beriringan. “Aku tidak akan lupa, Taemin-ah. Salah satu cara kita untuk bisa bertahan hidup hanya dengan bekerja di café itu.” Taemin mengangguk setuju.

“Maja, Hyung. Ah, aku sudah tak sabar untuk segera meliuk-liukkan tubuhku di atas panggung.” Ujar Taemin ceria. Minho hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis. Hhh.. Kapan aku dan saudara-saudaraku bisa terbebas dari kesulitan ini? Andai saja aku dan saudara-saudaraku adalah seorang pangeran yang bisa mendapatkan apa saja. Tapi itu tidak mungkin. Hajiman, aku sangat merindukannya.. Aku igin bertemu dengannya. Chagiya, bagaimana kabarmu? Apa kau sudah bisa mengingatku? Batin Minho, berharap dalam hati.

@@@

 

Raja dan Ratu mempersilahkan Pangeran Wiliiam dan istri tercintanya duduk di tempat yang sudah disediakan sebelumnya. Raja dan Ratu tersenyum menyambut tamu istimewa mereka. Bagaimana tidak? Bagi Raja, ini adalah suatu awal yang baik untuk mempererat hubungan persahabatan kedua negara tersebut. Korea Selatan dan Inggris.

“Mari, silakan diminum tehnya, Pangeran, Putri.” Ucap Ratu sopan dengan menggunakan bahasa Inggris. Ratu terlihat sangat cantik dengan hanbok berwarna merah dengan bagian rok berwarna putih tulang, yang melekat indah di tubuhnya. Rambut hitam alaminya dikepang dan digelung ke belakang dengan hiasan tusuk konde berwarna emas.

“Apakah anda selalu menemui tamu anda di istana modern ini , Raja Jung?” tanya Pangeran William setelah menyesap tehnya dan sesaat memandang ke sekeliling ruangan tampat dirinya berada sekarang.

Istana itu memang didesain modern, khusus untuk para tamu raja. Biasanya raja berserta keluarganya tinggal di istana asli mereka yang masih tradisional dan hanya datang ke istana modern bila ada acara-acara tertentu saja. Seperti saat ini.

“Ya. Istana ini dibangun khusus hanya untuk menemui tamu-tamu penting seperti Pangeran William.” Ujar sang Raja sambil membetulkan letak kaca matanya yang sedikit turun. Pangeran William terkekeh. Begitu juga dengan istrinya.

“Raja Jung, tak perlu terlalu mengistimewakanku.” Pangeran tersenyum. Raja hanya mengangguk.

“Dimana putri-putri kalian? Kudengar kalian memiliki enam putri yang sangat cantik. Benar?” Kini giliran istri Pangeran William yang membuka suara.

“Oh, sebentar.” Ratu melirik ke arah seorang dayang yang berdiri tak jauh darinya.

“Dayang Choi, cepat bawa enam putri kemari.” Pinta Ratu sambil berbisik ketika Dayang Choi membungkukan badannya di samping Ratu.

“Ne, Mama (Yang Mulia).” Dayang Choi membungkuk dan pergi setelah sebelumnya melangkah mundur sebagai tanda hormat seorang dayang. Tak lama kemudian, putri-putri yang ditunggu pun datang.

“Putri-putri telah tiba..” seru seorang dayang yang menjaga di depan pintu.

“Ne. Biarkan mereka masuk.” Kata Raja. Sesaat kemudian muncul lah lima putri cantik seraya membungkuk sopan pada tamu raja.

“Annyeonghaseo.” Sapa kelima putri itu serempak lalu tersenyum.

“Siapa nama kalian semua? Kalian begitu cantik dengan baju tradisional seperti itu.” Kata Pangeran William.

“Annyeonghaseo. Jung Yoo Ra imnida. Putri pertama.” Ucap seorang putri yang menggunakan hanbok berwarna biru-merah.

“Jung You Ni imnida. Bangapseumnida. Saya anak kedua.” Ucap putri yang menggunakan hanbok berwarna merah muda dan putih.

“Jung Yoo Na imnida. Anak ketiga.” Jawab putri di samping putri yang bernama You Ni dengan singkat dan ekspresi datar. Ratu melihat sikap Yoo Na yang kurang sopan dan hanya menggelengkan kepalanya seperti biasa jika melihat tingkah satu putrinya itu yang kelewat acuh dan sedikit nakal.

“Saya Jung Yeon Sang dan adikku Jung Yoo Jin.” Kata Yeon Sang memperkenalkan dirinya dan adiknya yang berdiri di sampingnya.

“Terima kasih sudah memperkenalkan diri. Tapi, bukankah seharusnya ada enam putri? Dimana putri yang satunya?” tanya istri Pangeran William yang sadar hanya ada lima putri di hadapannya.

“Oh, mianhamnida. Yong Hee Eonni mungkin akan sedikit terlambat.” Jawab Yoo Jin namun tak lama setelah itu, semuanya menoleh ke arah pintu.

“Putri Yong Hee datang..” seru dayang penjaga pintu lagi.

 

“Mianhamnida, aku terlambat.” Ucap seorang yeoja dengan seluruh rambutnya terikat ke atas dan rambut poni menghiasi dahinya. “Nama saya Jung Yong Hee.” Tambah Yong Hee. Yong Hee membungkuk dan segera bergabung dengan kelima saudara perempuannya. Ia berdiri di samping You Ni.

“Dari mana saja kau?” tanya You Ni sinis sambil berbisik sepelan mungkin.

“Ada urusan apa Eonni bertanya seperti itu?” Yong Hee justru balik bertanya.

“Ya! Pakaianmu itu kurang pantas dipakai di saat seperti ini, tahu!” cibir You Ni sambil melihat pakaian yang dikenakan Yong Hee. Yong Hee memang hanya mengenakan tanktop hitam dan hotpant.

“Pikirkan saja urusanmu sendiri.” Jawab Yong Hee ketus. You Ni hanya menggelengkan kepalanya kesal. “Maafkan saya, saya baru pulang dari sekolah dan berlatih tari klasik.” Ujar Yong Hee yang memang berkata apa adanya.

“Begitukah? Wah, ternyata kau pintar menari. Bagaimana bila aku dan istriku melihatmu menari sekarang juga?” kata Pangeran William yang sepertinya tidak mempermasalahkan penampilan Yong Hee.

“Suatu kehormatan bagi kami semua, Pangeran.” Jawab sang Raja.

“Biarkan Putri You Ni yang mengiringi tarian Putri Yong Hee, Raja.” Kata Ratu. “Pangeran, Putri You Ni bisa memainkan gayageum dengan cukup baik.” Kata Ratu mengalihkan pandangannya pada Pangeran William. Senyum lebar menghiasi pipi pangeran Inggris itu.

“Baiklah, ayo kita ke ruangan yang lebih luas saja sekarang.” Kata Raja sambil bangkit dan mempersilakan pangeran dan lainnya menuju ruangan lain. Sedangkan Yong Hee dan You Ni pergi bersiap-siap. Yong Hee mengganti pakaiannya dengan hanbok dan You Ni mengambil gayageum kesayangannya. Sedangkan yang lain duduk di ruangan lain yang lebih besar di sofa yang panjang.

“Aiish, pakaian ini sungguh menyiksa.” Gerutu Yoo Na sambil menggerak-gerakan tubuhnya tak nyaman. Yoo Ra yang duduk tepat di samping kanannya melirik heran.

“Saengi, jaga sikapmu. Tidak baik seorang putri bersikap seperti itu. Diamlah. Jangan bergerak-gerak.” Pinta Yoo Ra yang lebih terkesan memerintah.

“Ah, mollayo. Eonni, kau kan tahu aku tidak suka dengan hal-hal seperti ini. Tubuhku rasanya gatal-gatal sekali memakai barang-barang yeoja seperti ini. Hanbok, gelang, anting. Grr..” Yoo Ra hanya bisa menghela nafasnya. Ini sudah menjadi tabiat Yoo Na sejak kecil.

Sementara itu, di samping Yoo Na, Yoo Jin teringat sesuatu.

“Eonni, temani aku sebentar yuk?” Yeon Sang menoleh.

“Mau kemana? Kau tidak lihat kita sedang dimana dan bersama siapa?” tanya Yeon Sang sekaligus mengingatkan saengnya itu.

“Ada komik Black Butler seri terbaru yang harus aku baca. Aku sudah tak tahan untuk membacanya. Keundae, komiknya tertinggal di kamar.” Jelas Yoo Jin dengan wajah yang sedih.

“Syukurlah. Setidaknya, aku bisa melihat kau tanpa komik-komik itu. Aku bosan melihatnya.” Kata Yeon Sang sedikit mencibir.

“Ah, Eonni. Jebal..” Yoo Jin mulai merengek sekarang. Yeoja itu menarik-narik lengan hanbok Yeon Sang. Namun Yeon Sang hanya diam saja dengan tatapan mata terus melihat ke depan, ke panggung kecil dimana kedua kakaknya sudah bersiap akan menari dan memainkan alat musik.

“Baiklah. Ini persembahan dari kami. Mohon waktunya. Semoga Pangeran William dan Putri menyukai penampilan kami.” Kata Yong Hee sebelum memulai tariannya yang diiringi oleh alunan petikan gayageum milik You Ni.

 

@@@

 

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali para putri sudah bersiap akan pergi ke tempat dimana mereka bisa memperoleh ilmu.

Yoo Ra keluar dari kamarnya dengan tas berwarna merah tersampir di salah satu pundaknya. Di tangannya Yoo Ra juga menenteng kamus bahasa Perancis dan buku Sastra Korea yang cukup tebal.

Ketika Yoo Ra baru saja menutup pintu kamarnya, ia juga berpapasan dengan Yoo Na yang sudah mengenakan seragam sekolahnya.

“Ah, Eonni. Tunggu aku. Aku berangkat denganmu saja ya? Changkamman, aku ambil bola basketku dulu.” Yoo Na berlari masuk ke dalam kamarnya yang berada tepat di sebelah kamar Yoo Ra lalu kembali sambil membawa bola basket miliknya.

“Ya! Kau memotong rambutmu, huh?! Kenapa jadi pendek sekali seperti ini? Aigoo.. Kau terlihat seperti namja, Yoo Na-ah. Bagaimana jika Eomma melihatmu?” cemas Yoo Ra seraya menyentuh ujung rambut adiknya yang hanya seleher itu ketika Yoo Na sudah kembali ke hadapannya.

“Keren kan? Ini model terbaru. Aku memotongnya sendiri semalam. Model rambut 2012 ala Jung Yoo Na.” Bangga Yoo Na sambil menepuk dadanya.

“Aiish, kau ini. Jincca! Ya sudah, terserah kau saja lah. Ayo berangkat.” Mereka berdua keluar dari istana putri menuju depan istana. Beberapa pengawal laki-laki bertubuh tinggi tegap dengan setelan jas datang menghampiri dan ikut bersama mereka. Mengawal mereka.

“Eonni, jam berapa kelasmu di kampus selesai?” tanya Yoo Na ketika di perjalanan.

“Mollayo. Eonni akan pulang agak malam. Beberapa minggu lagi Eonni harus mengikuti lomba debat bahasa Perancis. Jadi Eonni akan ada tambahan jam dengan Jinki Seonsangnim di kampus. Memangnya kenapa?” kata Yoo Ra seraya membuka lembar demi lembar buku Sastra Koreanya yang tebalnya membuat Yoo Na muak.

“Eonni, betah-betahnya dengan buku seperti itu. Ckckck..” decak Yoo Na. Yoo Ra hanya diam saja sambil terus membaca isi buku itu. “Ne, ne. Aku juga ada latihan basket di sekolah. Nanti aku akan menyusul ke kampus. Kita pulang bersama, arra?” Yoo Ra menoleh. Dan tampak berpikir.

“Baiklah. Aku setuju. Ide yang bagus untuk pulang bersama.” Jawab Yoo Ra lalu kembali fokus pada bacaannya.

@@@

 

“Ketua Kelas!” seru seorang siswi di depan pintu kelas. Yeon Sang segera menghentikan kegiatan menulisnya, dan mengalihkan perhatian pada teman sekelasnya itu.

“Ada apa, Yuri-ah?” tanya Yeon Sang.

“Wali Kelas memintamu ke ruang guru sekarang. Katanya ada sesuatu yang penting.” Jawab siswi yang bernama Yuri itu.

“Keuraeyo? Ah, gomawo, Yuri-ah.” Yeon Sang lalu bangkit keluar dari kelas menuju ruang guru. Ketika sampai di depan pintu kelas, Yeon Sang sedikit menyunggingkan senyumnya untuk Yuri.

Ketika berjalan melewati koridor kelas , kedua manik mata Yeon Sang menangkap dua namja berpakaian rapi dengan kemeja dan jas membalut kedua tubuh namja itu. Kedua namja itu berjalan agak jauh di depannnya menuju ke ruang guru.

“Siapa mereka?” gumam Yeon Sang.

“Putri!” Yeon Sang terkejut ketika namanya dipanggil. Ternyata dua pengawal perempuan sudah berada di samping kiri dan kanannya.

“Yang Mulia Putri, anda mau kemana? Bukankah jam pelajaran akan segera dimulai?” tanya salah satu pengawal yang terlihat manis.

“Wali Kelas memanggilku ke ruang guru. Jika kalian khawatir, tunggu saja di depan ruang guru.” Kedua pengawal perempuan itu mengangguk. Yeon Sang melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam ruang guru dan membiarkan kedua pengawalnya berada di luar.

“Permisi, Seonsangnim. Ada apa Seonsangnim memanggil saya kemari?” tanya Yeon Sang dengan sopan seraya membungkuk di depan wali kelasnya. Yeon Sang juga melihat kedua namja itu berdiri tepat di samping wali kelasnya.

“Ne. Aku membutuhkan bantuanmu, Putri.” Kata Wali Kelas dengan formal.

“Ah, Seonsangnim. Jangan memanggil saya dengan sebutan ‘putri’ seperti itu. Perlakukan saya seperti murid-murid yang lain. Kalau begitu, bantuan apa?”

“Baik, Yeon Sang-ah. Begini, hari ini sekolah kita kedatangan dua guru baru. Yang di samping saya ini adalah guru seni dan guru olahraga baru di sekolah kita. Aku meminta bantuanmu untuk mengantarkan Jonghyun Seonsangnim ke kelasmu karena jadwal pertama kelasmu adalah pelajaran seni kan?” jelas Wali Kelas panjang-lebar. Yeon Sang memperhatikan namja bernama Jonghyun itu. Namja itu terlihat masih sangat muda. Terlihat hampir sama mudanya dengan namja yang berada di samping namja itu. Mungkin umurnya baru menginjak kepala 2. Batin Yeon Sang.

“Annyeonghaseo, Lee Jonghyun imnida.” Kata guru seni itu memperkenalkan diri. Yeon Sang tersenyum dan membungkuk. “Kau adalah putri kelima raja kan? Senang bisa bertemu denganmu, Putri Yeon Sang.”

“Ne. Yeon Sang imnida. Panggil saja Yeon Sang. Tak perlu sungkan. Saya juga seorang murid di sini. Baiklah, mari saya antar Seonsangnim ke kelas.” Yeon Sang tersenyum dan mereka pun berjalan keluar. Ketika sampai di depan pintu, Yeon Sang berpapasan dengan Yoo Na bersama dua pengawal laki-laki di belakangnya. Yoo Na terlihat sudah mengenakan pakaian olahraganya.

“Yeon Sang-ah!” seru Yoo Na. Yoo Na lalu melirik ke arah namja yang bersama dengan salah satu adiknya itu. “Siapa?”

“Oh, beliau ini guru baru kita. Namanya Lee Jonghyun. Guru seni.” Kata Yeon Sang membantu memperkenalkan Jonghyun. Jonghyun mengangguk dan tersenyum pada Yoo Na.

“Ah, saya juga mengenal anda, Putri Yoo Na. Penampilanmu.. err.. terlihat berbeda.” Kata Jonghyun mengomentari penampilan Yoo Na yang sangat tomboy dengan rambut pendeknya. Yoo Na hanya mengedikkan bahunya tak peduli dan melesat masuk ke dalam ruang guru. Kedua pengawalnya juga menunggu di depan pintu.

“Maafkan kakakku, Seonsangnim. Sikapnya memang seperti itu. Tapi Yoo Na Eonni sebenarnya adalah yeoja yang baik dan menyenangkan.” Kata Yeon Sang  seraya mengambil langkah menuju kelas bersama guru barunya itu. Kedua pengawal mengawal mereka di belakang. Namun  Jonghyun terlihat biasa saja dengan keadaan seperti itu. Jonghyun cukup bisa memaklumi. Seorang putri memang wajar dan harus selalu dikawal seperti ini. Batinnya.

“Gwenchanayo. Menurutku, Putri Yoo Na cukup menarik.” Jawab Jonghyun asal lalu tersenyum. Mendengar perkataan Jonghyun, membuat Yeon Sang terkekeh dengan guru muda di sampingnya.

“Ah, iya. Wajar saja jika Seonsangnim merasa tertarik dengan kakakku yang satu itu. Kelihatannya, umur Seongsangnim juga tergolong masih sangat muda.” Kini giliran Jonghyun yang terkekeh. Tanpa sungkan-sungkan lagi, Jonghyun mengusap-usap puncak kepala Yeon Sang lembut. Entah kenapa, seketika wajah Yeon Sang menghangat.

“Aniyo. Menurutku, putri yang berada di sampingku sekarang lebih menarik dari putri manapun.”

BLUUSH!

Wajah Yeon Sang semakin menghangat dan kini terlihat merona.

@@@

“Hei, kenapa kau diam saja?” tanya Key mencoba mencairkan suasana di antara dirinya dan murid barunya itu. Yoo Na melirik sekilas pada namja yang akan menjadi guru olahraganya yang baru. Namja itu cukup tampan dan sangat muda untuk dikatakan sebagai seorang guru.

“Gwenchana.” Jawab Yoo Na singkat. Key tersenyum.

“Kau tidak suka dengan kehadiran guru baru sepertiku? Kau tidak suka dimintai bantuan untuk mengantarkanku ke lapangan?” tanya Key bertubi-tubi. Entah kenapa, sikap acuh dan dingin murid yeoja yang pertama ditemuinya ini membuatnya penasaran sekali padanya.

“Aniyo. Mianhae, Seonsangnim. Ini sudah menjadi sifaku dari dulu. Aku tidak bisa cepat akrab dengan orang yang baru kukenal. Kuharap Key Seonsangnim bisa mengerti dan memaklumi.” Key tersenyum penuh arti setelah mendengar penuturan dari murid di sampingnya itu.

“Hm.. Kalau begitu, kau harus lebih mengenalku lagi, Putri Yoo Na. Aku rasa perbedaan umur kita hanya terpaut dua atau tiga tahun saja.” Yoo Na melirik namja di sampingnya heran. Guru ini percaya diri sekali? Cibirnya dalam hati.

“Boleh saja. Asal kau mau menjadi pelatih basket pribadiku. Otthe?” tawar Yoo Na dengan gamblang.

“Kau menawarkan sesuatu yang sesuai dengan keahlianku, Yoo Na-ah. Jadi, kapan?” kata Key semangat.

Yoo Na terkesiap mendengar Key mengiyakan permintaannya begitu saja.

“Bagaimana jika pulang sekolah nanti?”

@@@ 

 

“Hello, my Saengi..” teriak Yo Ni di pintu kelas membuat Yoo Jin yang sedang asyik mengambar desain sebuah baju cosplay di kertas sketsanya segera menoleh cepat.

“Noona!!” teriak Yoo Jin. Jangan heran jika Yoo Jin yang seorang yeoja bisa memanggil kakak perempuannya itu dengan sebutan ‘noona’. Itu sudah menjadi kebiasaan anehnya sejak kecil.

You Ni tersenyum dan masuk ke dalam kelas Yoo Jin dengan kedua tangan berada di balik punggungnya seperti menyembunyikan sesuatu.

“Aku datang ke sini karena akan memberikanmu sesuatu.” Kata You Ni dengan senyum merekah di bibirnya.

“Ige mwoya (Apa itu)? Apakah sekotak bekal makanan? Atau coklat?” Yoo Jin terlihat sangat penasaran.

“TARAAA..!!” You Ni menyerahkan seekor bayi kucing hutan dan meletakkannya di pangkuan Yoo Jin.

“Wah, nomu kyeopta (imut sekali)!! Gomawo, Noona!” kata Yoo Jin senang seraya memeluk kucing hutan miliknya.

“Kau senang?” Yoo Jin mengangguk cepat. “Syukurlah. Kau pasti kesepian tinggal di istana selir. Yong Hee memang jarang sekali pulang. Ia terlalu sibuk berlatih tari klasik. Noona membelikanmu peliharaan agar kau ada teman bermain. Jangan hanya menghabiskan waktumu dengan membaca komik. Itu tidak baik untuk kesehatan matamu.” You Ni tersenyum. “Ya sudah, Noona harus berlatih ballet sekarang. Annyeong!” You Ni mencubit pipi adik terakhirnya itu dan melangkah pergi.

“Ah, kau lucu sekali. Bagaimana kalau aku memanggilmu ‘Chunji’?” Yoo Jin mulai mengajak bicara teman barunya itu.

@@@

Jam pulang sekolah sudah berakhir sejak 15 menit yang lalu. Jam sudah menunjukan pukul 05.00 pm. Key membereskan perlengkapannya yang tergeletak di atas meja  kerjanya dan memasukkannya ke dalam tas. Key melihat ke sekeliling.

“Semua guru sudah pulang. Apa aku harus menunggu Jonghyun Hyung untuk memberitahunya kalau aku akan berlatih basket dengan Yoo Na? Tapi, dimana dia?” gumam Key seraya memandang tas Jonghyun yang tergeletak di atas kursinya.

“Hei, kau menungguku?” kata sebuah suara di depan pintu. Jonghyun menyenderkan bahunya di pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya yang terlihat bidang dibalik kemeja putihnya.

“Ya. Dan aku paling tak suka menunggu.” Jawab Key kesal.

“Tumben sekali mau menungguku. Bukankah malam ini kita tak ada jadwal untuk manggung?” tanya Jonghyun yang kini sedang sibuk memakai jasnya.

“Memang tidak ada. Tapi aku masih ada urusan di sekolah. Yoo Na memintaku menjadi pelatih basket pribadinya.” Sontak, Jonghyun menoleh menatap lekat kedua manik mata milik Key.

“Kau menyukai Putri Yoo Na?” tanya Jonghyun sambil menahan senyumnya.

“MWO?! Hyung, aku tidak se-playboy dirimu.” Key memutar kedua bola matanya. “Jangan-jangan justru kau yang menyukai Putri Yeon Sang. Benar, bukan?”

“Emm.. Lumayan. Aku kagum dengan kemampuannya dalam membuat puisi dan syair.” Key terbelalak. Tak menyangka Jonghyun akan mengiyakan tuduhannya yang tidak serius itu.

“Sudahlah. Terserah kau saja. Cepatlah pulang, Taemin dan Minwoo pasti sudah menunggumu di rumah. Minho tadi bilang kalau dia akan pulang pagi lagi. Malam ini ada balapan motor dan kau tahu, Minho pasti tertarik dengan itu.” Jelas Key sambil menenteng tas kerja dan bola basket di kedua tangannya.

“Aiish, bocah itu! Balapan motor itu kan sangat berbahaya.” Kata Jonghyun yang tak bisa percaya Minho masih saja nekat untuk balapan.

“Salahkan saja Jinki Hyung, Hyung! Dia yang pertama kali membawa Minho ke dalam dunia balap itu. Sudah ya, Hyung. Annyeong!” Key menghilang di balik pintu.

“Aiish, meskipun dengan itu dia bisa mendapatkan uang, tapi itu mengancam nyawanya!” Jonghyun lalu bergegas pergi ke tempat balapan motor itu. Ia harus mencegah Minho secepatnya.

@@@

 

“Putri..”

“Ya, Dayang Choi. Ada apa?” kata You Ni yang sedang sibuk membereskan buku-bukunya di atas meja belajarnya.

“Putri, maafkan saya. Saya harus memberitahukan hal ini. Putri.. Ratu sakit.” DEGH! Sontak, You Ni menoleh ke belakang, menatap Dayang Choi dengan tatapan tak percaya. “Ratu keracunan makanan, Putri.” You Ni menutup mulutnya yang setengah terbuka. Air matanya sudah jatuh ke pipinya.

“Dayang Choi, antarkan aku ke istana persinggahan ratu sekarang juga. Cepat!”

@@@

 

“You Ni-ya!” Yoo Ra langsung menghambur memeluk You Ni begitu adik pertamanya itu datang. Yoo Ra menangis dalam dekapan You Ni. Mendengar isak tangis kakaknya, You Ni pun menangis lagi. Padahal tangisnya baru reda sekitar lima menit yang lalu. Yong Hee, Yeon Sang dan Yoo Jin juga ikut meneteskan air mata untuk ratu. Meskipun ratu bukanlah ibu kandung mereka, namun ratu tidak pernah membeda-bedakan kasih sayang dan perhatian untuk mereka berenam.

Yoo Na duduk di pinggir tempat tidur Ratu dengan menggenggam satu tangan wanita paruh baya itu. Dia ingin menangis, seperti yang lain. Tapi dia tak bisa, meskipun rasanya ia sedih sekali.

“Yoo Na-ah..” kata You Ni sambil mendekat ke tempat tidur. “Apakah Eomma baik-baik saja?”

“Dokter baru saja pulang setelah memeriksa Eomma. Dokter bilang, Eomma keracunan makanan. Kata Dokter racun itu sangat keras. Dan kita sedikit terlambat memanggil dokter ke sini. Racun itu melumpuhkan beberapa syaraf di dalam tubuhnya. Jantung Eomma juga bisa dikatakan tidak bisa bekerja secara normal seperti sebelumnya.”

“MWO?!” Semuanya kaget mendengar penjelasan Yoo Na. Kecuali Yoo Ra dan Yoo Na sendiri. Mereka berdua yang menemui dokter tadi.

“Dimana Appa?? Appa harus tahu tentang keadaan Eomonim kan?” kata Yong Hee.

“Raja berada di Inggris, Putri.” Jawab Dayang Choi.

“Apakah ada yang berusaha untuk membunuh Eomonim?” kata Yoo Jin yang mulai curiga. Menurutnya, kasus keracunan makanan seperti ini dan efek dari keracunan itu sendiri yang bisa merusak syaraf tidak mungkin bila hanya keteledoran para koki istana. Pasti ada seseorang yang ingin membunuh Eomonim. Batinnya.

“Putri-putriku..” terdengar suara lirih dan parau. Keenam putri langsung mendekat.

“Eomma..” kata Yoo Ra yang tak bisa menahan tangisnya. Melihat ibunya sendiri sakit dengan wajah pucat kesakitan seperti itu membuatnya tak tega.

“Yoo Ra-ah, jagalah adik-adikmu. Tak terkecuali Yong Hee, Yeon Sang, dan Yoo Jin.” Kata Eomma lirih sambil tersenyum singkat. Pandangan matanya sayu.

“Eomma! Jangan berkata seperti itu. Jangan berkata seakan-akan Eomma sudah tak bisa lagi menjaga kami.” Seru Yoo Na.

“Ne, Eomonim. Jangan seperti itu. Eomonim pasti bisa sembuh.” Kata Yeon Sang seraya menggengam erat tangan kanan ibu tirinya itu. Matanya memerah karena menangis.

“Tidak. Jagalah diri kalian baik-baik. Eomma yakin kalian akan hidup bahagia. Eomma sudah tak kuat lagi. UHUK!”

“EOMMA!” Pekik Yoo Na dan You Ni bersamaan ketika melihat ibunya terbatuk dan mengeluarkan darah.

“Tidakkah kalian merasa mengantuk? Boleh Eomma tidur sekarang? Rasanya mengantuk sekali.” Ratu memejamkan matanya perlahan dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.

“Eomma! Jangan tidur, Eomma! Eomma!”

“Eomonim, bangunlah. Jebal..”

“Eommaaaa!!!”

@@@

 

Dua bulan kemudian..

 

“Enak, tidak?” Yeon Sang memperhatikan dengan saksama raut wajah You Ni yang sedang mengunyah roti buatan Yeon Sang.

“Hm.. Mashitda (Enak). Kau pintar, Saengi.” Puji You Ni seraya tersenyum tipis. Yeon Sang menangkap ekspresi itu di kedua matanya. Yeon Sang merasa sedikit sedih. Kakaknya itu seperti sulit untuk tersenyum lebih ceria seperti dulu lagi sekarang. Kepergian Ratu benar-benar membuat kakaknya itu selalu murung.

“Eonni, kembalilah ke istana putri. Tinggalah lagi bersama Yoo Ra Eonni dan Yoo Na Eonni. Jebal.. Kau tinggal di sini, pasti kau akan terus sedih. Kau juga pasti kesepian.” Pinta Yeon Sang. You Ni menggeleng.

“Jika aku tinggal di istana putri, setiap hari, yang ada aku pasti akan sangat merindukan Eomma. Setidaknya, di istana persinggahan ratu ini aku bisa merasa lebih dekat dengan Eomma.” You Ni tersenyum. “Tak apa. Aku tak apa tinggal di sini. Sering-seringlah berkunjung kemari, Yeon Sang-ah.”

“Ne. Hajiman, apakah pelakunya sudah ditangkap? Menurut Yoo Jin, ini semua direncanakan. Pasti ada yang membenci Eomonim.” Yeon Sang terlihat serius kali ini.

“Belum. Tapi, harus ditemukan!”

@@@

 

“Nyonya, haruskah itu dilakukan?” tanya seorang dayang.

“Tentu. Aku tidak ingin terus-menerus hidup sebagai selir. Setelah aku menyingkirkan Ratu, aku juga harus menyingkirkan ketiga anaknya. Agar anak-anakku bisa mendapat kekayaan yang lebih banyak. Dan aku bisa segera menjadi Permaisuri Raja.”  Kata Selir dengan senyum liciknya.

“Tapi, Nyonya. Nyonya bisa terseret-“

“Tutup mulutmu, Dayang Choi!” Dayang yang bernama Choi itu segera menunduk diam. “Lakukan saja perintahku! Cepat, bawa seorang peramal yang bisa bekerja sama denganku dalam hal ini!”

@@@

 

“Selir Raja datang..” seru seorang dayang di depan pintu kamar Raja. Raja yang semula sedang berkutat dengan beberapa berkas mengenai kerajaan segera menoleh.

“Ah, Selirku. Duduklah..” kata Raja mempersilakan Selir untuk duduk di kursi seberang meja kerjanya. “Ada apa kau datang menemuiku malam-malam seperti ini?”

“Maafkan saya, Mama. Jika kedatangan saya yang tiba-tiba kemari mengganggu waktu istirahat anda.” Kata Selir dengan kepala tertunduk.

Raja terkekeh pelan. “Gwenchanayo. Kau tidak mengganggu. Jadi, apa tujuanmu datang kemari?” tanya Raja lagi. Selir mendongakkan wajahnya dan menatap Raja di depannya.

“Beberapa hari yang lalu, ada seorang peramal yang datang menemui saya.” Raja tampak serius mendengarkan kata-kata Selir. “Dan, peramal itu ingin bertemu dengan Raja untuk mengatakan sesuatu. Dia ingin meramal kerajaan dan negeri kita ini.” Kata Selir sambil tertunduk. Menyembunyikan senyum licik yang tersungging di bibir tipisnya. Raja tak tahu itu. Raja hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. Lalu Raja berpikir.

“Baiklah. Beritahukan pada peramal itu, besok aku bisa menyempatkan waktuku untuk menemuinya. Aku penasaran dengan apa yang akan peramal itu katakan.” Kata Raja memutuskan.

“Nde.” Lagi-lagi Selir tersenyum licik. Rencana busuknya akan segera terlaksana.

@@@

 

“Key Hyung, apakah kita harus pergi ke pemakaman hari ini?” tanya Taemin sambil meminum sekotak Banana Milk-nya. Key yang sedang menyiapkan beberapa kotak bekal makanan untuk bekal dalam perjalanan nanti hanya menoleh dan mengangguk.

“Ne, Taemin-ah. Lagipula, mumpung hari ini adalah hari Minggu. Kita bisa datang ke makam Appa dan Eomma bersama-sama.” Kata Jinki sambil mengancingkan kancing kemejanya.

“Tapi, Hyung. Apakah harus berpakaian seformal itu?” tanya Minwoo yang duduk di sofa dekat Taemin. Taemin mengangguk setuju.

“Ya! Kau mengejekku atau bagaimana? Aku tidak punya baju lain yang bagus untuk kupakai. Ini saja sudah sangat beruntung. Dengan pekerjaanku sebagai Dosen Sastra Korea, makanya aku bisa memiliki beberapa kemeja di lemari bajuku. Sudah, jangan banyak berkomentar!” omel Jinki.

“Dimana Minho?” kata Key yang sudah siap dengan 6 kotak bekal makanan di atas meja.

“Aku di sini.” Minho keluar dari kamar dengan memakai t-shirt putih dilapisi jaket kulit hitam dan kacamata hitam pula. Jonghyun yang sedang menyesap kopi miliknya hanya menggelengkan kepala melihat itu. Ia tahu, jaket kulit dan kacamata yang dipakai Minho adalah hasil perjuangan keras Minho mengikuti balapan motor saat itu. Malam itu, ketika dia datang ke tempat balapan untuk mencegahnya, semuanya sudah terlambat. Balapan itu sudah selesai, dan Minho sudah memenangkan balapan dan mendapatkan uang yang cukup banyak. Uang itu cukup untuk membantu kebutuhan mereka berenam selama beberapa bulan ke depan. Juga untuk biaya sekolah Taemin dan Minwoo.

“Baiklah, semua sudah siap. Ayo, berangkat!” kata Key sambil melangkah keluar rumah diikuti yang lain.

“Kita akan naik apa?” tanya Minwoo.

“Bus umum saja.” Jawab Jonghyun. Mereka pun berjalan menuju halte bus dan menunggu bus datang.

Sekitar 20 menit kemudian, bus yang ditunggu pun datang dan mereka segera masuk dan duduk di dalam. Beberapa kursi di dalam bus itu masih kosong. Hanya ada 7 penumpang lain selain mereka berenam beserta dengan supirnya.

“Bagaimana hari pertamamu menjadi guru di sekolah itu, Jonghyun-ah?” tanya Jinki yang duduk bersebelahan dengan Jonghyun di barisan keempat dari depan sebelah kanan. Jonghyun tersenyum.

“Menyenangkan. Sepertinya akan membuatku betah mengajar di sana.” Dahi Jinki berkerut.

“Wae?” tanya Jinki yang bingung melihat senyuman Jonghyun.

“Ada seseorang yang menarik di sana.” Jawab Jonghyun jujur. Jinki menahan tawanya.

“Hyung, Jonghyun Hyung itu menyukai murid didiknya sendiri.” Sahut Key yang duduk di barisan kiri bersama Minho.

“Benarkah, Hyung?” tanya Taemin dan Minwoo bersamaan yang duduk berdua tepat di belakang kursi Key dan Minho.

“Maja! Dan muridnya itu adalah seorang putri. Putri kerajaan negara kita.” Minho yang semula tidak tertarik dengan topik itu akhirnya terkejut juga. Sama dengan yang lainnya. Putri? Apakah dia.. Batin Minho.

 

“Nuguya?” tanya Minho dengan suara beratnya. Minho ingin tahu secepatnya. Ia harap perkiraannya salah.

“Putri Yeon Sang. Putri kedua dari Raja dan Selir. Kuakui Putri Yeon Sang memang manis dan memiliki wajah yang baby face. Namun aku tidak tertarik dengan yeoja yang feminim seperti itu.” Jelas Key panjang lebar. Minho menghela nafasnya lega.

“Nah, kau bilang apa tadi? Tidak tertarik dengan yeoja yang feminim? Berarti kau menyukai Putri Yoo Na, kan? Bukankah dia tipe yeoja yang tomboy?” Telak untuk Key. Jonghyun bisa membalas perkataannya dengan mudah.

“Aniyo..” elak Key. “Tidak pantas guru dan murid menjalin hubungan khusus. Lagipula, kita ini rakyat biasa. Sedangkan mereka adalah putri. Mereka bangsawan. Kita tak mungkin sepadan.”

Tiba-tiba…

“Awas Pak Supir! Awaaasss!!” Beberapa penumpang yang duduk di depan berteriak. Sontak, Jinki, Jonghyun, Minho, Key, Taemin dan Minwoo terbelalak ketika melihat bus yang ditumpangi mereka melaju cepat dan dalam hitungan detik akan beradu dengan badan truk di arah yang berlawanan.

“AWAAASSS!!” Pekik semua penumpang termasuk mereka berenam. Supir yang semula terlelap segera bangun dan reflek membanting setir ke arah kiri. Tak disangka, bus mereka justru masuk ke dalam jurang yang dalam.

“ANDWAEEEEEEE!!!” jerit semua penumpang di detik-detik terakhir mereka.

BRAKK! BRAAAKK!

Bus menabrak bebatuan jurang yang tajam. Semua penumpang di dalamnya terbentur akibat badan bus yang bergerak-gerak liar karena menabrak benda-benda jurang itu.

BRAK!

Bus mendarat di dasar jurang dengan keadaan yang mengerikan. Beberapa bagian sudah tak berbentuk. Semua kaca jendela pecah. Jinki, Jonghyun, Key, Minho, Taemin dan Minwoo terlempar ke luar bis.

“Jo-jonghyun-ah..” kata Jinki terbata. Pelipis dan hidungnya mengeluarkan darah segar. Badannya kaku. Namun walapun samar-samar, ia masih bisa melihat badan Jonghyun yang tergeletak tak berada di hadapannya. Di samping Jonghyun, ada Key dan Minho. Badan Minho tertindih kursi penumpang. Keadaannya lebih mengerikan dibanding Jonghyun. Key juga demikian, Key terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah. Key mengejang hebat. “Key-ah.. Minho-ah..” gumam Jinki lirih.

Ketika pandangannya menyapu bagian kanan, Jinki terbelalak melihat badan Taemin dan Minwoo yang penuh luka dan mengerang kesakitan. Pecahan kaca tertancap di wajah mereka dan..

DUAARRR!!!

Bus meledak seketika. Semua badan bis terbakar begitu saja. Karena tak sanggup menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, kedua mata Jinki pun terpejam. Jinki menghembuskan nafas terakhirnya di saat itu juga.

@@@

 

“Raja, sebelumnya saya minta maaf. Saya akan mengatakan ramalan saya tentang negeri Korea ini. Dalam beberapa hari ke depan, Korea akan mengalami keterpurukan. Kelaparan akan terjadi dimana-mana. Banyak tindak kriminalitas terjadi di masyarakat. Dewa-dewa akan marah. Dengan kekuasaan Dewa Air, Dewa Air akan mengirim bencana yang dahsyat. Air bah akan datang dan meluluh-lantahkan semuanya.” Mendengar semua ramalan peramal itu membuat aliran darah di sekujur tubuh raja berhenti. Kedua matanya terbelalak lebar tak bisa mempercayai itu semua.

“Itu tidak mungkin.” Hanya kata-kata itu yang bisa terucap dari bibir Raja.

“Ini benar, Rajaku. Maafkan saya. Tapi, semua itu bisa dicegah.” Peramal itu melirik ke arah Selir dan Selir tersenyum licik. Sebentar lagi rencananya akan berhasil.

“Apa itu? Katakan! Aku harus mencegahnya. Apapun caranya!!” kata Raja yang tampak frustasi.

“Korbankanlah ketiga putri dari anda dan Ratu, Raja. Mereka harus dijadikan persembahan untuk dijadikan pengantin Dewa Air. Ketiga putri anda harus ditenggelamkan di Sungai Jeollado yang letaknya di belakang istana persinggahan Ratu, Raja.”

“APA?! Itu artinya, aku harus membunuh ketiga anakku??!” pekik Raja yang justru semakin frustasi setelah mengetahui cara mencegah bencana itu dari mulut si peramal. Selir tersenyum puas.

“Tidak ada pilihan lain, Raja. Ini demi keselamatan rakyat juga.”

“Tapi kenapa harus mereka yang dikorbankan?” Raja mulai menangis.

“Karena, salah satu di antara mereka memiliki sebuah kalung dari nenek moyang terdahulu yang menghubungkan dunia ini dengan Kerajaan Enam Dewa. Ini adalah permintaan langsung dari Dewa Air, Yang Mulia. Itu persyaratannya. Jadi, dua saudara sekandungnya juga harus dipersembahkan juga.”

“Tidak mungkin. Ini tidak mungkin!!”

@@@

 

“Mui, ada seorang peramal di bumi yang mengatasnamakan kita meminta persembahan pengantin. Menurutmu, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus menghukum peramal lancang itu?” kata seorang namja berambut kecokelatan panjang dan mengenakan jubah berwarna putih tulang. Kedua matanya terlihat sipit.

“Tidak, Hyun Hyung. Aku justru tertarik dengan persembahan itu. Aku akan menerima ketiga putri cantik itu di kerajaan kita ini. Walaupun aku juga tidak akan mengirimkan air bah itu, karena aku tahu itu semua adalah akal busuk Selir dan Peramal itu untuk menyingkirkan mereka bertiga.” Hyun tersenyum pada sosok namja berjubah biru tua di hadapannya itu. Sosok itu tidak pernah melepas topengnya sekalipun. Rambutnya yang panjang sebahu sebagian terikat satu ke atas dan terlihat berwarna kelabu.

“Bukankah kau tak menyukai manusia? Manusia itu adalah makhluk yang lemah dan hanya bisa membuat masalah, begitu bukan katamu dulu?” Hyun menengadahkan tangan kirinya. Putaran angin kencang berukuran kecil bergemuruh dan berputar-putar di telapak tangan kirinya.  “Lihat pohon itu.”

SREEET!

Seketika tangan kiri Hyun terjulur, mengarah ke sebuah pohon di samping Mui. Pohon itu pun tumbang seketika oleh serangan angin milik Hyun.

“Angin dengan mudahnya merobohkan pohon itu.” Kata Hyun dengan seringaiannya. Mui tersenyum dan menatap pohon yang telah roboh itu lekat-lekat.

“Kau menyukai kemampuanmu ya?” tanya Mui. “Tidak semua manusia seperti itu. Aku menarik kata-kataku dulu. Gadis itu, kalung itu. Membuatku berubah pikiran. Dia memiliki kalung yang menghubungkan dunianya dengan dunia kita. Aku ingin mencari tahu apakah kalung itu adalah kalung yang sama dengan kalung milik So Ah dulu. Itu yang membuatku tertarik dengannya.” Hyun tampak berpikir.

“Baiklah. Jadi, kapan mereka akan datang ke kerajaan kita?”

“Takkan lama lagi.” Mui tersenyum. “Sepertinya kita harus menyiapkan sebuah pesta untuk menyambut kedatangan pengantin-pengantin kita. Dan aku rasa, ketiga putri yang lain juga akan mempersembahkan diri mereka secara sukarela. Jadi, undanglah Jura, Ken, Taega dan Mir juga untuk datang ke pesta, Hyung.”

-END OF AUTHOR’S POV-

@@@

 

-TBC-

 

Gimana readers dengan part 1 ini? Masih gaje kan? Hehe.. Ini pengalaman pertama. Maaf kalo pilihan kata yang dipakai kurang bisa dikatakan cocok untuk genre fantasy. Yang udah mau baca, makasih. Emang baru permulaan, jadi ceritanya lebih banyak ke pengenalan tokoh dan karakternya. Buar part 2 doain aja ngga lama. Jangan lupa RCL! Gomawo.. J

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

19 thoughts on “My Princess for Me – Prolog+Part 1”

    1. Haha.. Di sini lee bersaudara emang ditakdirkan mati sama authornya. Peace! ^^v Tapi mungkin ceritanya bakal lebih menarik n ngga pasaran kalo mereka mati. He.. Gomawo udah komen.

  1. ih selir.,a koq tega ngebunuh ratu sihh . . pantas d basmi tuh
    #dkira nyamuk apa
    hehehee:)
    ff nie bagus koq g’ gaje . . .
    ku tunggu yaah kelanjutan ff.a klu bs secepat.a
    #peace deeh thor

    1. Hehe, disemprot aja pake *aygon ya? Wkwk, author juga kesel sendiri sama selirnya.
      Bener ngga gaje? Tengkyu. 🙂
      Oke, diusahakan. Makasih udah comment.

  2. knpa keluarga lee jadi pada mati?
    tapi diterakhir muncul mereka lagi dgn keadaan yang berbeda.
    penasaran..
    lanjuutt

    1. Hehe.. Iya mati semua. Tapi di part 2 bakal kejawab kok rasa penasarannya.
      Sebenernya yang muncul di akhir itu karakter yang berbeda.
      Tengkyu udah kasih oksigen.

  3. Weyy keren keren,joa^.^
    Tpi knapa tlisannya dibold semua?mw tampil beda ya thor*dittakbam author*

    Bnyak bnget catsnya,aqu sampe hrus ngafalin nama2nya,haghag.

    Aqu benci sama selirnya thor >.<
    Tpi knapa kluarga lee hrus mati smw?aigoo,aqu mw ikut ke pmakamannya tuh*reader gelo*

    Akhirnya bikin nganga skaligus pnasaran…lol
    next part ditunggu.

    1. Jinccayo? Gomawo. ^^
      Walah, kalo kamu g bilang, aku malah ngga sadar kalo semua tulisannya dibold. Hehe.. Mianh. Yang penting ngga mempengaruhi crita kan? Malah jadi jelas. He..

      Yap. Ini sequel cukup panjang, jadi pasti nanti lama-lama bisa apal kok. Di sini sebenernya tokoh utamanya Jung You Ni,
      yang punya kalung.

      Iya, mati semua. Tpi tenang aja. Part dua nanti ceritanya lebih seru kok. #author pede

      Yoi. Thanks for comment. 🙂

    1. Yap. Yoo Na juga jadi karakter favku setelah You Ni. Aku sengaja masukin cast cewe tomboy biar lebih seru. 😉
      Gomawo udah komen.

  4. wah kenapa pada mati semua keluarga lee, jadi mereka bukan tokoh utama ya di sini???
    penasaran deh…
    aku lanjut dulu ya eon…

  5. Annyeong author
    Aku baru baca FFnya yg ini, hmmm….
    Bagus thor, bikin pnasaran nih lnjutannya gmana
    Yaudah next, lanjuuuuttt!

Give Me Oxygen