My Lovely Magnae – Part 2

P.S: Hemm.. mian lagi.. sama kayak FF yg sebelumnya, karena founder kita lagi sakit jadi aku yg ngegantiin beberapa tugasnya. Hemm… mian ya aku gak tahu harus nge-edit apa.. ehehehe *deep bow*

Cast

Mikan_junior as park yoonha

Lee jinki

Kim keybum

Kim jonghyun

Choi minho

LESSON II


”NOONA!!! Ini aku masih ingat??” ketika lampu hidup aku mulai bisa melihat betapa tampannya namja ini meski terlihat lebih muda dariku, dengan nada sedikit jengkel karena dari tadi aku tidak bisa berhasil mengetahui namja itu, lalu ke dua tangan berada di pinggang dan sangat percaya diri dia memperkenalkan dirinya. Aku hanya bisa terheran-heran ’bagaimana bisa dia bisa menjadi setampan ini, oh! Ini pasti mimpi, karena aku terlalu lelah akhirnya membayangkan yang tidak-tidak’ aku yakin sekali ini adalah mimpi lalu aku melanjutkan tidurku.

”Noona ironaaa, noona kenapa tidur lagi? Ini Taemin-ah, Taemin.” Dia kembali mengguncang tubuhku yang sedang berusaha untuk kembali tidur.

”LEE TAEMIN~AH!!!” Mataku terbuka dan bangun dengan sekejap menatap dirinya, memegang pipinya yang sekarang sudah tidak berisi lagi seperti 6 tahun yang lalu.

”Taemin-ah??”aku masih tidak percaya. Taemin hanya mengangguk senang karena aku mulai menyadari dirinya. Lagi-lagi dia memelukku dengan sangat erat,

”Noona, noona ku.. noona jeongmal bogoshipoyeo.” Akhirnya dia melepas pelukanku dan mengucapkan kata-kata yang aku yakin sudah lama aku tidak mendengar itu. ”Noona” pintanya menunjuk keningnya, EEEEE dia masih ingat itu.

”APA-APAAN KAU INI!!!” Aku melempar bantal yang ada di tempat tidurku ke arahnya.

”Noona biasanya kalau dulu aku datang noona selalu mecium keningku tapi sekarang kenapa malah menciumku dengan bantal!” Taemin mencibir, lalu dia berjalan mendekatiku di tempat tidurku dan dia juga ikut naik ke tempat tidurku dengan duduk bersila dia menatapku lekat-lekat, aku langsung memeluk bantalku dan menjauh darinya sebisaku,

”Wae.. wae.. weyeo?” Sial suaraku terdengar gugup.

”Noona sekarang kau tambah cantik.” Dia berkata seperti itu tanpa ada gugup sama sekali.

”Ehmm… eee… go-gomawo.” Lagi-lagi suaraku terdengar lucu karena gugup, mukaku terasa terbakar kupikir siapapun yang lihat pasti tertawa karena mukaku mirip seperti cumi rebus lagi pula tidak pernah kudengar orang memuji wajahku yang sangat sederhana ini kecuali omma dan appa yang setengah mati memuji mukaku. Lalu Taemin semakin mendekatiku dan ketika jarak wajah kami hanya 5 cm jantungku terasa berlonjak tinggi sekali, aku tidak bisa bernafas dan tidak bisa berkedip, lalu taemin membisikkan sesuatu

”Noona kalau noona tidak mau melakukannya aku yang akan melakukannya.” Lalu tiba-tiba dia mencium keningku, dan saat itu juga semua terasa gelap dan aku tidak ingat apa-apa.

~ ~ ~

Aku tersadar ketika ada sesuatu yang dingin dan keras menyentuh keningku. Aku melihat omma sedang menurunkan demamku dengan es batu yang telah terbungkus kain.

”Omma?” Suaraku sepertinya terdengar tidak bertenaga padahal aku sudah mengerahkan tenagaku untuk memanggil omma. ibu menepuk pundakku dan berkata, ”Jangan berbicara dulu kau perlu istirahat”.

”Omma aku bermimpi bertemu Taemin, dia terlihat tampan dan sekarang sudah besar aku yakin dia pasti jadi idola di kelasnya.” lanjutku.

”Yoonha, maksudmu Taemin? Dia ada di bawah sedang menonton televisi dengan appa mu, dia tampan kan?” sepertinya omma suka ketika aku aku menyebut Taemin tampan.

”Omma, sebenarnya aku aku aku turun kelas di kelas 2 S, tapi tapi aku akan kembali lagi di kelas ku yang dulu omma aku janji!” Akhirnya aku jujur juga pada omma. Dan reaksi omma hanya tersenyum lalu menepuk pundakku dan pergi, ku pikir omma tak tega memarahi dengan kondisiku seperti ini. Aku menatap langit-langit kamarku dan berfikir apa yang dilakukan taemin, kenapa dia tiba-tiba mengunjungiku semenjak terakhir kali kunjungannya 6 tahun yang lalu dan tiba-tiba tidak ada kabar lagi dari mereka. Setelah memikirkan Taemin pikiranku melayang pada si Minho, betapa kami begitu dekat dan aku terus memikirkan senyumnya yang sangat membuatku melayang-layang. Ketika aku memikirkan si minho itu aku tidak sadar muka taemin sedang menatap ku heran di samping tempat tidur.

”OMO kenapa kau selalu menampakkan dirimu dengan cara tidak wajar, kau ingin aku lekas mati ya” bentakku

”noona aku dari tadi sudah ketuk pintu tetapi tidak ada yang menjawab lalu aku masuk saja dan mendapati mu sedang tersenyum-senyum memikirkan ku, itu membuatku senang” terang taemin dengan wajah yang berseri-seri.

”ya!!taemin ah!!, haissh sudahlah bagaimana kabarmu, sekolahmu?” aku mulai bangkit dari tidurku dan menyingkirkan kantong es yang ada di keningku.

”noona gwencana?” taemin membantuku untuk bangun, ”gwencanayeo” aku mulai berusaha duduk, dan aku merasa tidak pusing lagi, lalu taemin menjawab pertanyaan ku

”aku baik kau bisa melihatnya kan, kalau sekolah lancar aku kelas 2 sekarang sama seperti noona”

tidak kaget taemin adalah anak jenius yang aneh bisa-bisa dia lulus terlebih dahulu dari pada aku.

”aku akan sekolah di sekolah noona, jadi jika aku rindu tinggal melihat nunna tanpa harus jauh lagi” imbuhnya senang sekali.

”MWO???!!! Maksudmu kau akan sekolah denganku!!!hahahaha~ kau pasti bercanda, kau selalu menjahiliku seperti dulu-dulu kan” aku merasa kaget sekali sekaligus geli saat taemin berbicara seperti itu, dia sudah gila karena kejeniusannya yang tidak bisa dia kendalikan.

”aku serius noona, aku ingin 1 kelas dengan noona dan kita akan menjadi pasangan yang paling serasi di sekolah” taemin mengangguk mantab dan tidak ada keraguaan sedikitpun di dalam suaranya. Aku hanya bisa menelan ludah karena tidak bisa berkata apa-apa. DIA SUDAH GILA

***

HAAAAAH ini salah satu kebiasaan setiap orang jika orang itu dalam keadaan tertekan, atau sekedar ingin mengeluarkan angin negatif dari dalam tubuh adalah menghela nafas panjang-panjang.

”gwencanayeo yoonha?” tanya hyo hoon dia sedang duduk di tempat ka in yang sedang kosong karena sedang ditinggal ka in untuk bermesraan dengan woo yoong yang seorang ahli dalam bidang mesin ini, jung hyo hoon adalah tempat curhat yang sangat asik bagi para anak kelas S.

” hyo hoon aku merasa aneh saat ini” tidak terasa dakuku sudah berada di meja.

”aneh? waeyeo?” suaranya terdengar sabar dan terdengar ingin ku menceritakan padanya.

”adik ku ah bukan dia bukan adikku tapi dia ku anggap adikku, ya itu lah dia kembali tapi dia membuatku merasa dia bukan lagi seperti adikku lagi” aku harap hyo hoon mengerti apa yang ku maksud.

”kau suka dia?” pernyataan itu sangat tidak berlasan dan terdengar konyol sekali sekaligus langsung menohok ”MWO” aku terlonjak dan aku sudah berdiri seongsaenim plus anak-anak yang tadinya sibuk sendiri dengan kegiatan-kegiatan, tiba-tiba serempak meloneh kearah ku ”mia mi mianhe” aku menunduk pada semuanya dan kembali bisa menguasai diri dan duduk, sebenarnya aku sangat amat malu.

”aniyooo, dia adikku titik”. Aku menekankan suaraku pada kata adikku dan  hyo hoon mengangkuk mencoba mengerti sebelum sempat memberikan komentar, hyu sik ssi datang dengan diikuti seorang gadis kecil yang berwajah bulat tetapi dia begitu manis, begitu memasuki kelas semua teman-teman berteriak girang dan berlari menuju gadis itu kecuali kyuhyun yang berada di seberang meja ku, entah kenapa raut wajah kyuhyun berubah-ubah dari senang lalu berganti sedih lalu berganti resah dan bersemu merah. Aku yang tidak tahu apa-apa ini hanya diam saja di bangku ku sambil memainkan alat tulisku pura-pura tidak terjadi apa-apa dan tidak tahu. Lalu aku merasa ada seseorang yang berdiri didepanku

”annyeong lee yunlie imnida, kau murid baru disini kan park yoona? Ah senangnya akhirnya kau masuk disini juga ya” setelah memperkenalkan diri dengan super cepat dia pergi untuk berbinca-bincang dengan yang lain. Aku menoleh kearah sooyoung yang juga baru duduk di tempatnya

”ya sooyoung~ah kenapa mereka begitu akrab dengan yunlie?” bisikku pada sooyoung

”ah, dia itu murid kelas S dulu, hanya 1 tahun lalu dia ke Amerika, tapi dia hanya 1 semester lalu kembali deh ke korea” jawab sooyoung cool, singkat, dan cepat yah seperti biasa.

”nee araseo araseo” aku kembali meletakkan daguku di meja, dan hyo hoon kembali lagi di tempat ka in

”nah sekarang kita mulai lagi ceritamu oh iya sampai mana tadi ceritamu?” dia memutar posisi kursinya untuk jangka waktu lama demi mendengar curhatku sepertinya dia penasaran dengan masalah yang sedang kuhadapi padahal menurutku itu tidak terlalu penting.

”begini masalah adikku..”belum sempat aku melanjutkan ceritaku appa muncul lagi setelah 5 menit tadi membawa yunlie kali ini dia membawa seorang murid baru lagi kali. Seluruh kelas yang tadinya sedang bermain dengan gadget mereka masing-masing kembali ribut lagi dan hyo hoon berlari ketempat duduknya meninggalkan ceritaku yang menggantung, dan juga hyo hoon sepertinya  tidak mau kalah ribut dengan murit-murid yang lain yang ingin menyambut murid baru ini. Setelah beberapa menit berbicara pada seongsaenim appa kembali memanggil namja tersebut

”lee taemin masuklah” aku yang tadinya acuh dan tidak seheboh murid-murid yang lain sekarang aku membatu seperti es dan jantungku berdegup kencang, keringat dinginku mulai keluar aku bisa mendengar suara langkah kaki seseorang. ’ Tuhan kali ini aku berharap dia bukan lee taemin adikku yang sudah gila itu Tuhan aku mohon. Kalu benar itu dia tapi kenapa dia nekad sekali!!!’ aku berdoa dengan sungguh-sungguh jika itu taemin yang itu ini akan menjadi masalah besar bagiku.

BRAAAK!!!

Aku terjatuh dari kursi ku, mereka yang tadinya memperhatikan murid baru sontak mereka langsung menoleh kearahku. Aku langsung terbangun dan kembali duduk dengan tenang tetapi dalam hati sangat malu sekali, aku tahu mereka ingin sekali tertawa tapi tawa itu mereka tahan aku tahu dari wajah mereka. Aku langsung bergidik setelah  tahu itu taemin adikku dan dia hanya tersenyum melihatku jatuh. Aku sangat cemas saat ini aku terus meremas tanganku yang sudah mulai dingin dan menggigit bibirku agar tidak terlalu ketara cemasku. Selama perkenalan aku sama sekali tidak berani menatap taemin perasaanku sebal bercampur senang, sebal karena kenapa harus nekad menyusulku, senang karena bukan Cuma aku anak yang baru yang tidak tahu apa-apa tentang kelas ini

’aku ada teman yang sama-sama minim info tentang kelas ini, taemin awas kau nanti akan ku buat kau menyesal kalau kau pernah hidup di dunia ini’ aku terus bergumam tidak jelas, tiba-tiba perutku melilit hebat,

’aduuuh tepat sekali hari ini hari pertama aku kedatangan tamu*datang bulan* aku jadi bisa alasan untuk keluar jauh-jauh dari taemin gila itu’.

Setelah ijin dengan wajah yang kesakitan dan memegang perut yang rasa sakitnya mulai reda, appa yang dari tadi berbicara panjang lebar tentang taemin dan segudang prestasinya yang menurutku tidak penting akhirnya mengijinkan ku untuk ke ruang kesehatan sebelum keluar ruangan aku melirik kearah taemin dengan sinis dan dia hanya tersenyum jahil. Sepertinya aku tahu senyum itu, senyum yang berbahaya itu aku segera berlari kecil menuju ruang kesehatan.

~ ~ ~

”Anya onni sudah kau kuncikan pintu depannya?” aku memastikan bahwa kunci ruang kesehatan khusus kelas S ini terkunci rapat.

”sudah yoonha memang ada apa?? Ada yang mengerjarmu?” tanya anya, anya adalah suster muda yang berada di kelas S ini dia sama sepertiku ketika aku turun kelas anya onni juga dipindah tugaskan di kelas S. Kurasa dia juga memiliki sifat yang sama seperti ku jadi aku merasa nyaman berada didekatnya.

”aniyeo, tidak juga sih adikku bukan dia bukan adikku ah terserah dia si taemin adikku” aku selalu bingung menjelaskan hubunganku dengan taemin.

”dia taemin dia sudah kuanggap adik bagiku tetapi dia begitu ingin memangsaku, haaah jadi molla aku onni makanya sembunyukan aku dari dia, kau tega aku jadi makanannya” aku melotot pada anya onni mengancam agar tidak membukakan pintu untuk siapapun.

”ne ne ne araseo yoonha” anya onni sibuk dengan data-datanya. Aku yang bosan hanya tidur-tiduran di tempat tidur dan memainkan kelambu lalu berbincang-bincang tentang apa saja dengan anya onni.

Lalu aku mendengar suara ketukan dari luar langsung aku terbangun dan membuka kelambu setelah itu langsung memberi isarat agar berbohong kalu aku sedang tidur tidak bisa diganggu, anya onni mengangguk mengerti.

Di bawah selimut aku membuka telingaku lebar-lebar dan dari luar ruangan terdengar suara seorang yeoja yang berbicara dengan nada pelan, lalu suara itu tidak terdengar lagi, malah terdengar suara kelambu yang terbuka ’anya onni waeyeooooo’ hatiku meronta.

”yoonha irona, anya onni bilang kau hanya berbohong” lalu selimutku terbuka dan aku didapati sedang pura-pura tidur, tetapi dia bukan taemin tetapi suara hyo hoon. Aku membuka mata dan terbangun sekaligus lega,

”kau itu membuat semua khawatir tau kamu malah sehat-sehat saja, ngomong-ngomong yang tadi itu jangan-jangan taemin adik mu?” dia mengambil kursi untuk duduk di disebelah ranjangku.

”sialnya kau betul, tapi hyo hoon aku memang sakit kok, benarkan onn?” aku membela diri dan segera mencari bantuan pada anya onni.

”haaah iya hyo hoon dia sakit datang bulan hari pertama tetapi kurasa itu tidak terlalu sakit” onni ternyata tidak bisa bohong, akhirnya aku mengakui perutku tidak begitu sakit tetapi untuk menghindar dari taemin.

”benarkan kau bohong, tetapi aktingmu bagus juga soalnya kau sampai sepucat itu hebat sekali, tetapi yoonha dia sekelas dengan kita kau tidak bisa lari lagi kan” terang hyo hoon. ” tadi karena sangat kaget sampai wajahku pucat, kau benar aku tidak bisa selalu ijin keluar, aku harus bagaimana hyo hoon?” tanya ku.

”kalau kau tidak punya perasaan apa-apa buat apa kau gugup, kalau kau gugup berarti kau suka dia, dan ku pikir dia akan semakin suka” sela anya onni,

”benar-benar” imbuh hyo hoon. Aku mollaaaaaaaaa~

TBC

***

signature

This FF has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF

ATTENTION ! (Please Read ^-^)

All!! Please attention!!!

Ok.. kita udah bilang ini berkali-kali, tapi kayaknya kebanyakan reader emang males buka-buka atau baca-baca. Tapi please banget.. sebelum ngelakuin sesuatu di blog ini kalian lebih baik klak-klik semua yang ada di blog ini, supaya tahu semua isinya. Baca semua yang ada di blog ini walaupun males. ^o^

Kita bikin page bukan buat di pajang say.. buat di baca supaya kalian ngerti blog ini. Terus.. gambar Jonghyun yg super gede itu kita bikin bukan buat pamer atau sebagai pajangan doang. Tapi itu gambar buat di baca… bagi yang merasa baru pertama kali dateng ke blog ini, buka lah page yg perlu kalian buka.

Kita bikin page FAQ itu bukan buat ikut-ikutan tapi buat ngasih kalian jawaban dari pertanyaan kalian. Persyaratan ngririm FF ada di page Join Us sama FAQ. Peraturan Comment And Vote ada di page comment and vote. Profile staff kita ada di page STAFF DIRECTORY, profile kita semua ada di page GUEST BOOK. Jangan bertanya di page yang bukan untuk bertanya, jangan kenalan di page yang bukan buat kenalan.

Kalau mau nanya di page FAQ, kalau mau tahu profile reader sama staff di page GUESTBOOK. Kalau mau kenal sama author nya sendiri, buka di STAFF DIRECTORY > STAFF LIST nanti kalian tinggal pilih mau buka page staff yg mana.. Ok? Did ya understand now???

Sorry.. kita gak bermaksud nyindir atau apapun. Tapi walaupun staff kami tetep menjawab pertanyaan di tempat yang bukan semestinya tapi kami cuma berharap aja supaya kalian bisa tahu role blog ini.. ok?

Gomawo semua.. mian merepotkan.

Love You Forever – Part 3

P.S: Mian ya kalau bahasanya masih minus-minus gitu.. soalnya yg biasa nge-edit FF lagi sakit, jadi di gantiin aku. Tapi aku gak ngerti biasanya yang di edit apanya. Jadi mian yah kalau biasanya gak gini tulisannya.. miannn… doain aja supaya editor + founder kita cepet sembuh… ^o^



Author: Niechangmin a.k.a Park Young Mincha

Casts:
-Lee Hyojin
-Kim Sora
-Young Mincha
-SHINee

Hahahaha…… Miaaan kalo ni cerita nggak sesuai dengan karakter tokoh yang aslinya… cz, Mincha jg nggak taoo khidupan asli mereka kayak apa… hehehe…. Untuk para fansnya,, Onew n Minho,, Cha mohon…. Jangan gorok saya…. Saya masih mau hidup….
Silakan dinikmati hidangannya…. Author mo ngumpet dulu…. *dicariin sambil bawa2 celurit*

Someone2 POV~


Separah itukah luka yang udah kubuat padamu, Sora? Sungguh aku tak bermaksud seperti itu. Sepertinya, memang aku sudah jahat sekali dulu. Tapi sekarang aku menyesal, Sora! Terlebih setelah melihat keadaanmu tadi. Ya, Tuhan! Aku sampai membuatnya menderita batin dan mental. Sora, kumohon, ijinkan aku memilikimu kembali. Aku janji, nggak akan melukaimu lagi

***

Key POV~

Kulihat Mincha berjalan kemari sambil merangkul adikku yang sepertinya sedang menangis. Ada apa ini, sebenarnya? Aku tidak bisa memaafkan diriku jika sesuatu yang buruk terjadi padanya. Meskipun kami sering bertengkar, tapi kami tetap saling menyayangi. Tanpa kusadari tubuhku menegang. Aku marah. Entah terhadap apa. Mungkin pada diriku sendiri. Tanganku mengepal. Kalau ada yang melukai adikku, berarti dia mencari masalah denganku. Dan aku kalo sudah emosi bisa tidak peduli dng sekitarku. Itulah sifat burukku. Aku nggak bisa mengendalikan emosiku.

Kurasakan sesuatu menggenggam tanganku. Saat aku melihat ke tanganku, ternyata itu tangan Hyojin. Aku lalu memandang wajahnya. Wajahnya menampakkan kecemasan yang luar biasa akan tindakanku. Aku pun luluh. Sejenak, aku menyesali sikapku, yang hampir saja menggores perasaan Hyojin. Aku segera memeluknya, meminta maaf. Dia hanya mengusap punggungku, mencoba memberi ketenangan. Akhirnya mereka bertiga pun, sampai di hadapanku. Aku menatap Mincha, minta penjelasan. Namun, ia hanya menggeleng, tanda ia juga tidak mengerti.

Kudekati Sora. “Sora,” panggilku sambil mengelus rambutnya. Begitu mendengar suaraku, ia menghambur memelukku. Akhirnya kududukkan ia di bangku panjang di pinggir lapangan basket. Kurasakan Sora masih terisak dalam pelukanku, tapi ia tak kunjung mengatakan apa pun. Tiba-tiba, Sora terkulai lemas di atas pahaku. Sepertinya ia pingsan. Aku mencoba mengguncang tubuhnya, berusaha membangunkannya. Nihil. Akhirnya, aku menyuruh Mincha dan Onew untuk kembali ke kelas, mengambil tas milikku dan Sora.

Sementara Mincha dan Onew pergi, aku berkata pada Hyojin, “maaf, hari ini nggak bisa pulang bareng!” Hyojin hanya tersenyum paham. Tak lama kemudian, Mincha datang bersama Onew dengan membawa 2 buah tas. Setelah itu, aku mengeluarkan kunci mobilku, kemudian membopong Sora menuju mobil. Setelah meletakkan Sora di jok mobil di sebelah pengemudi, aku melemparkan tas kami ke jok belakang, kemudian aku naik ke sisi pengemudi setelah mengucapkan terima kasih pada mereka bertiga. Aku melajukan mobilku dng kecepatan normal, karena aku tidak mau adikku ini celaka. 15 menit kemudian, kami tiba di rumah. Setelah memasukkan mobil ke garasi, aku segera mengangkat Sora ke dalam rumah. Melihat Sora dalam gendonganku, ibu bertanya dengan cemas,

”ada apa dengan adikmu?” lalu membantuku membukakan kamar Sora. Setelah merebahkan tubuh Sora di atas ranjangnya, aku pun menjawab pertanyaan ibu.

“Key juga nggak tau, Bu! Tau2 dia pingsan gt! Ibu, tolong gantiin baju Sora ya… Kalo udah, beritau Key.. Biar Key aja yang jagain Sora!” ucapku sambil menuju mobil untuk mengambil tas kami. Kalo udah kejadian kayak gini, ‘Sister Complex’-ku emank kumat. Aku nggak bakalan biarin siapa pun mendekati Sora. Dan aku juga gag bakal biarin Sora jauh2 dari aku. Tapi cuma pas Sora nangis ampe pingsan aja. Klo dia lagi seneng2 siih, terserah dia mo ke mana. ^^

Setelah Sora digantiin baju, aku kembali ke kamar Sora dengan membawa sebaskom air dingin dan handuk kecil untuk mengompresnya. Tadi kurasakan dahinya panas, sebelum dia pingsan. Sekitar satu jam aku menungguinya, tapi Sora nggak bangun2. Akhirnya aku pun tertidur di sisi ranjangnya sambil menggenggam tangannya.

***

Sora POV~


Kepalaku pusing sekali, mataku seolah berat untuk terbuka. Aku memandang kosong langit2 ruangan ini. Setelah nyawaku terkumpul, aku mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru ruangan dan mendapati diriku ada di dalam kamarku sendiri. Tanganku kok berat ya? Segera kulihat tanganku, dan ternyata kakakku tidur dengan kepala menindih tanganku. Kutarik perlahan tanganku agar tidak membangunkannya. Tapi tetap saja ia terbangun. :p

Kupandangi Key yg sedang mengucek kedua matanya, kebiasaannya setiap bangun tidur. “Sora udah bangun, yaa?!” katanya dengan suara setengah mengantuk. Aku hanya mengangguk pelan. Kulihat dia meletakkan tangannya di dahiku. “Panasmu udah turun.” gumamnya. Dia pun beranjak mengambil baskom di meja kecil dekat tempat tidurku, lalu berjalan menuju pintu kamarku, hendak keluar.

“Kakak mau ke mana? Jangan tinggalin Sora sendirian.” pintaku manja. Key tersenyum kecil. “Kakak cuma mau naruh ini di dapur. Abiz tu mo mandi, udah gerah nih! Kamu juga mandi dulu, gih! Ntar abis itu kakak temenin deh!” baru kusadari kalo Key masih menggunakan seragam. Berarti daritadi dia nungguin aku ampe sadar? Waaa, maafin Sora, Kak! Setelah Key meninggalkan kamarku, aku segera mandi di kamar mandi yg ada di dalam kamarku. Setelah berpakaian dan rapi, aku membuka-buka buku pelajaran sambil menunggu Key.

Karena serius belajar, aku pun tidak menyadari kedatangan kakak. Tiba-tiba buku yang sedang kupelajari ditutup. Aku pun menoleh kaget. Ternyata Key. Kalo diperhatikan, kakakku ini, cakep juga, ya. Hehe… Nggak salah pilih deh Hyojin.

Kami berdua tidur bersisian di ranjangku yang empuk ini. Entah mengapa suasana di kamar ini jadi hening. Tiba-tiba Key menghadapkan tubuhnya ke arahku. “Nah, jadi… udah bisa cerita?” kata Key sambil menatapku lembut.

“Ce.. Cerita apa?” tanyaku gugup. “Alasanmu menangis di sekolah tadi hingga kamu pingsan,” pintanya tegas sambil memelukku. Kurasakan tubuhku mengejang. Jujur, aku nggak siap menceritakan ini. Tampaknya, Key menyadari reaksiku. Ia pun mengusap pundakku, menenangkan, meyakinkan kalo aku bisa berbagi dengannya. Aku menarik napas panjang sebelum menceritakan kejadian tadi pagi menjelang siang, di sekolah.

“Dia.. Dia kembali lagi kaaak! Cowok itu, tadi aku bertemu dengannya lagi! Saat Mincha sedang makan bareng Onew, kakak keluar dengan Hyojin, aku bosan sendirian. Karena itu, aku memutuskan ke perpustakaan aja. Tapi di tengah jalan, aku menabrak seorang cowok. Setelah meminta maaf, aku ingin cepat2 kabur. Kakak tau kan, kenapa?!” aku mengambil napas sejenak,

”Tapi orang itu malah memegang tanganku. Sekuat apapun aku mencoba melepaskannya, pegangannya malah semakin erat. Aku pun mulai menangis. Kakak sendiri tau, aku cuma bisa disentuh oleh kakak.wajah kakak sih, nggak kayak cowok.. hehe!! *d getok Key* Dan saat aku melihat ke arahnya, ternyata dia,, dia Minho, kak!” tangisku pun akhirnya benar2 pecah.(Maaf, di sini Minho kubikin jahat! Hehe!!) Key menarikku ke dalam dekapannya, kemudian mengusap punggungku, seolah memberi kekuatan untuk diriku. Hingga akhirnya, aku pun tertidur dalam pelukannya.

***

Key POV~ (again)


Oh, jadi dia yang membuat adik kecilku ini menangis?! Apa sih maunya sebenarnya?! Kupandangi Sora yang kini sedang tertidur dalam pelukanku. Adikku yang imut ini, kenapa harus mengalami hal itu?!

Tidurlah, dik! Saat kau terbangun esok pagi, kau tetap aman dalam pelukan kakak. (hahahaha!! Key lebayyyy!!) *author dibantai Key*

***

Mincha POV~


Di rumah sepi banget sih ya…!!? Pada ke mana semuanya?? Papa ama mama tumben2an nggak di rumah jam segini. Biasanya kan mereka selalu menggunakan waktu makan siang mereka di rumah, biar bisa makan siang bareng anak-anaknya. Kakak juga tuh, pasti dia masih berduaan sama pacarnya, di taman. Huwaaah, Mincha frustasiii kalo ditinggal sendirian begini.


Oh, iya! Kalo di ingat-ingat lagi kejadian di sekolah tadi, aku masih bingung deh! Sebenernya si Sora kenapa, yaaa?? Nggak biasanya, dia ampe nangis gitu…Ampe pingsan, lagi!! Aneh deh!! Dia kan biasanya cerita tentang sgala hal ke aku… Apa yang dia sembunyiin dari aku?? Huwaaaaaaa… Mincha binguuung!!

Tic toc, no it’s the clock again

Tic toc, no it’s the clock

Tic toc, no it’s the clock again

Beating in my head like a big drum

Mana ponsel?? Mana?? Kukeluarkan semua isi tasku. Akhirnya, kutemukan juga. Tertera nama Onew di sana. Segera kuangkat.

‘Halo!’
‘Cha, kamu di mana sekarang?’

‘di kamar lah.. mo di mana lagi, emanknya??’

‘Mo jenguk Sora, nggak?’

‘Kapan?’
‘Tahun depan! Ya sekaranglah!’

‘Aissh,, kau mau kuacuhkan lagi? Baru baikan sudah ngajak ribut, kau!’

‘hahaha… Sorry!! Mau nggak?’

‘mauuuu!’
‘kalo gt, cepet bukain pintu donk! Aku udah di depan nih!’
‘hahh??!! Iya,, iya….’

Langsung kumatikan ponselku dan aku segera berlari ke depan untuk membukakan pintu buat Onew. *Hehh, Author!! Kenapa gaya bicaraku jadi beda gini ama yang di awal??* *Udah, ah! Kamu tu, bawel ya! Tinggal ngikutin juga!*

Begitu pintu kubuka lebar, wajah Onew tampak kesal. Aku hanya bisa tertawa melihat rupanya yang cemberut itu.

“Lamanyaaaa!! Tega banget sih kamu membiarkanku di luar!” gerutu Onew.
“Siapa suruh nggak langsung manggil-manggil buat bukain pintu! Aku kan gak tau kalo kamu ada di depan,” ucapku membela diri,”Ayo masuk!”

Setelah Onew duduk di ruang tengah (ruang keluarga gitu deh!), aku pamit mo ke kamar mo ganti baju. Tapi dia malah menarik tanganku untuk duduk di sebelahnya. Aku bingung dg ulahnya ini. “Kenapa, sih? Katanya mo ke rumah Sora!” tanyaku. Mendengar pertanyaanku, dia cuma tersenyum misterius. Aku semakin bingung. Nih anak kesambet ya?!

Selama beberapa menit, tidak ada percakapan di antara kami. Akhirnya, karena merasa aneh dengan suasana ini, aku memutuskan ke kamar untuk berganti pakaian. Tapi, baru saja aku berdiri hendak melangkahkan kakiku, Onew menahan tanganku lalu mendudukkanku kembali di sampingnya kemudian kembali diam. Runtuh sudah pertahananku. “Maumu tuh apa sih? Tadi ngajak ke rumah Sora, terus aku disuruuh duduk di sini, tapi kamu nggak ngomong apa-apa. Sekarang aku mo ganti baju, ga boleh per…” omelanku diputus dengan sebuah ciuman lembut dari Onew. Aku berusaha melepaskan ciuman itu, tapi tenaganya jauh lebih kuat dari tenagaku. Kuputuskan mengalah, kubalas perlakuannya padaku. Setelah 5 menit lebih, akhirnya kami mengakhiri ciuman panjang tersebut, kami berdua tersengal-sengal berusaha mengambil napas sebanyak-banyak nya.

Aku tidak berani memandang wajahnya. Dapat kurasakan pipiku memanas. Aaaargh, aku maluuu. Aku menggelengkan kepala. Kurasakan sebuah tangan mengelus lembut rambutku. “Maaf, aku tidak dapat mengendalikan keinginanku tadi! Aku bingung gimana caranya mengungkapkan perasaanku ke kamu.” ungkapnya. Aku menatapnya tak percaya. “Maukah kamu menjadi milikku?” tanya Onew penuh harap. Aku tak sanggup berkata2 lagi, hanya mampu menganggukkan kepala disertai butiran2 hangat yang mulai mendesak keluar dari kelopak mataku. Dia segera merengkuhku dalam pelukannya, membuat airmataku semakin deras.

***

Onew POV~


Kujelajahi seisi rumah ini dengan mataku, namun tampaknya tak ada orang lain di rumah ini selain kami berdua. Mincha mulai melepaskan diri dari pelukanku, kemudian dia beranjak ke kamarnya, katanya sih, mau ganti baju. Ketika ia sedang di kamarnya, ponselnya tiba2 berbunyi. “Cha, ponselmu!” teriakku. “Angkat saja, nggak apa!” jawabnya sambil teriak juga. Akhirnya kuangkat teleponnya yg entah dari siapa itu.

‘Halo!’
‘Halo,! Bisa bicara dengan Mincha?’

‘Maaf, kalo boleh tau, ini siapa, ya? Ada perlu apa dengannya?’

‘Saya Minho. Hmm, anda sendiri siapa ya?’

‘Saya Onew. Anda ada perlu apa dengan Mincha? Nanti saya sampaikan.’

‘Anda siapanya Mincha? Nggak biasanya dia mengizinkan orang lain menyentuh ponselnya?’

‘mmm, saya pacarnya!’

‘Wah, akhirnya dia mau juga punya pacar.. Hehehe… Oh, iya! Katakan saja padanya, aku akan menelponnya lagi nanti.’

‘oke’ sambungan pun terputus.

***

No one POV~


“Siapa?” tanya Mincha pada Onew.

“Katanya tadi sih, namanya Minho.. Dia tuh siapa sih, Cha?” tanya Onew tanpa bisa menyembunyikan nada cemburu dalam suaranya.

“Siapa yaaaaa??” goda Mincha membuat Onew semakin cemburu. Mincha terkekeh geli melihat tingkah pacarnya itu.

“Hahaha!! Masa kamu cemburu ama sepupuku sih?! Parah!” ujar Mincha sambil terus tertawa tanpa henti. Tak dilihatnya wajah Onew yang kesal ditertawakan begitu.
Onew pun beranjak dari duduknya, dia dekati Mincha yang masih saja tertawa terpingkal-pingkal. Didorongnya tubuh Mincha ke dinding, kemudian diletakkannya kedua tangan Mincha di sisi kepalanya. Mincha yang kaget, langsung terdiam. Dicobanya menggerakkan tangannya, namun tenaga Onew jauh lebih kuat dari dirinya. Mincha mulai ketakutan dengan situasi ini. Tiba-tiba….

“Bwahahahahaha…..” Onew tertawa puas melihat wajah Mincha. Menyadari bahwa dirinya hanya dikerjain, Mincha tetap tidak bisa ikut tertawa. Tubuhnya gemetar hebat. Benar2 ketakutan. Onew yang melihat hal itu, tidak menyangka kalo Mincha akan benar2 ketakutan. Mincha mulai terisak. Onew berusaha menenangkan Mincha. Namun, Mincha seolah tidak membiarkan dirinya disentuh oleh Onew. Onew benar2 kaget akan sikap Mincha.

“Cha, aku tadi cuma bercanda! Maafin dong..” pinta Onew pelan. Namun Mincha terus menangis, hingga akhirnya ia pingsan karena kelelahan. Onew segera membawa Mincha ke kamarnya, lalu membaringkannya di ranjang. Ia mengambil sebuah kursi yang ada di kamar itu lalu duduk di sebelah ranjang sambil menggenggam tangan Mincha. “Maafin aku! Aku nggak tau kamu bakal sebegitu takutnya..” ucap Onew berulang-ulang sampai akhirnya ia pun tertidur juga.

***

Mincha POV~


Apa yang terjadi? Kenapa kepalaku rasanya berat sekali? Perlahan kubuka kedua mataku. Ah, ini kamarku. Kucoba untuk bangun, tapi terasa ada yang menahan. Kulirik tanganku. Hah?? Kenapa Onew ada di sini? Segera kutarik tanganku tanpa peduli akan membangunkannya atau tidak. Dapat kurasakan kedua pipiku memanas. Aku malu. Ya ampun. Memang apa yang terjadi padaku hingga dia sampai ketiduran di sini?

“Hhmmh… Kau sudah bangun, Cha?” tanyanya sambil mengucek matanya. Kemudian, seperti mendapat tenaga baru, dia langsung memberondongku. “Kamu nggak apa-apa kan? Maaf aku nggak tau kalo kamu bakal semarah itu, padahal aku cuma bercanda. Tapi syukurlah kamu sekarang sudah baikan.” ucapnya dengan penuh penyesalan.

“Hah?? Aku marah ma kamu? Kenapa?” tanyaku bingung, “emank kamu salah apa lagi ma aku? Aku bingung.” Lanjutku yang membuat wajahnya menjadi heran.
“Kamu nggak ingat?” aku hanya mengangguk pelan mengiyakan. “Tadi aku menggodamu….

-Flashback-
Onew pun beranjak dari duduknya, dia dekati Mincha yang masih saja tertawa terpingkal-pingkal. Didorongnya tubuh Mincha ke dinding, kemudian diletakkannya kedua tangan Mincha di sisi kepalanya. Mincha yang kaget, langsung terdiam. Dicobanya menggerakkan tangannya, namun tenaga Onew jauh lebih kuat dari dirinya. Mincha mulai ketakutan dengan situasi ini.


Tiba-tiba….
“Bwahahahahaha…..” Onew tertawa puas melihat wajah Mincha. Menyadari bahwa dirinya hanya dikerjain, Mincha tetap tidak bisa ikut tertawa. Tubuhnya gemetar hebat. Benar2 ketakutan. Onew yang melihat hal itu, tidak menyangka kalo Mincha akan benar2 ketakutan. Mincha mulai terisak. Onew berusaha menenangkan Mincha. Namun, Mincha seolah tidak membiarkan dirinya disentuh oleh Onew. Onew benar2 kaget akan sikap Mincha.


End of Flashback~

Gitu ceritanya.. masa iya sih kamu nggak inget? Cha, maafin aku y! aku nggak mau bikin kamu nangis lagi. Aku nggak mau lihat kamu sedih lagi. Setidaknya berbagilah denganku kalo ada masalah. Jangan kamu pendam seperti itu.” Jelas Onew panjang lebar.

Aku tersentak mendengaar penuturannya. “Kumohon jangan lakukan hal itu padaku, jika itu hanya bercanda. Aku ada semacam trauma gitu, tapi aku nggak ingat penyebabnya apa. Kumohon. Aku nggak mau kejadian ini terulang lagi. Aku nggak mau semakin melukai hatimu, nantinya.” Ujarku sambil terisak. Aku nggak berani menatap wajahnya. Aku takut dia akan shock mendengar penuturanku barusan. Namun, hal selanjutnya yang kurasakan adalah dekapan hangat dari dirinya. Aku menangis sejadinya. *Loh, ngomong2, keluarganya Mincha mana y? kok nggak nongol2!* *Author pabo!*
“Tenang aja! Aku nggak bakal nyakitin kamu lagi. Nggak bikin kamu nangis lagi. Aku janji.” ucap Onew.

“Cha, keluarga kamu belum pulang ya? Udah malem nih!” kata Onew sambil melihat jam tangannya. “Kayaknyaa belum deh!” jawabku. “Kita tunggu di luar aja yuk! Ntar kalo mereka pulang n ngeliat kita di kamar, dikira kita abz ngapain. Hehe..” ajak Onew. Aku sekali lagi hanya mengangguk mengiyakan.


***

No one POV~


Malam itu, Onew menemani Mincha sampai keluarga Mincha pulang. *Hahaha! Senangnya!! Wkwkwk….* *Author dicincang reader*

“Kamu nggak pulang? Udah jam segini loh! Aku nggak enak ama keluarga kamu.” kata Mincha pelan.

“Nggak apa. Aku udah bilang ma mama tadi, kalo mo nemenin kamu. Lagian besok kan Sabtu. Apalagi, nggak baik ninggalin cewek di rumah sendirian malem2. Ntar kalo ada apa2 gimana?” jelas Onew.

Tic toc, no it’s the clock again

Tic toc, no it’s the clock

Tic toc, no it’s the clock again

Beating in my head like a big drum

‘Halo!’

‘Halo! Young, Mama n Papa sekarang lagi keluar kota! Maaf tadi siang tidak memberitahumu. Kami buru2. Dan kakakmu menginap di rumah temannya untuk mengerjakan tugas. Kamu nggak apa kan, sendirian di rumah? Atau kamu ajak saja Hyojin dan Sora menginap di rumah.’

‘Hah? Mama tega ih! Masa’ Mincha ditinggal! Nggak ditinggalan uang, lagi! Kalo Mincha mo beli makan giman?’

‘Nanti mama transfer deh ke rekening kamu.’

‘Oke, deh, Ma! Tapi kayaknya Cha sendirian aja deh! Sora lagi sakit, Hyo lagi BT tuh kayaknya.’

‘Yakin kamu mo sendiri aja? Atau perlu mama hubungi Minho buat temenin kamu?’

‘Loh, emank Minho pulang, Ma? Kapan? Cha kok nggak tau sih?!’

‘Emank dia belum hubungin kamu?’

‘Tadi nelpon sih, tapi yang angkat Onew.’

‘Emank ada Onew di situ sekarang? Kalo iya, dia suruh nginep situ aja. Lagian besok libur kan?’

‘Ntar deh, Ma, Cha tanyain. Buruan transfer loh, Ma!’

‘Iya.. Iya.. Kamu hati2 loh y…’

‘Rebes!’ sambungan pun dimatikan.

“Ada apa, Cha?” tanya Onew pada Mincha. Yang ditanya menatap Onew dalam2, sampai2 yang ditatap merasa malu, “Ke.. Kenapa, Cha?”

“Nginep sini mau, nggak? Nemenin aku!” tawar Mincha tiba2. GUBRAK! *Apaan tuh, yang jatuh*

“Aissh,, Cha! Aku kirain mo ngapain!” ucapnya setengah lega, setengah kecewa. *Maksud lo apa, hah?!!*

“Emank kamu kirain aku mo ngapain kamu?” tanya Mincha polos *atau sok polos, ya?*. “Jadi gimana, nih? Mau nggak?! Kalo nggak mau, aku telpon Minho, nih, minta dia nginep sini.” desak Mincha.

“Iya, iya.. Mau.. Mana tega aku ninggalin kamu sendirian di rumah Cuma berdua ama sepupu kamu. Cowok lagi, dia..” jawab Onew menyanggupi.

“Halah, bilang aja cemburu.” gerutu Mincha sebal, “napa sih, kamu harus cemburu sama dia? Dia itu sepupu aku, tau’. Apa pantas kamu cemburu gitu?” Mincha menggembungkan kedua pipinya tanda ia sedang merajuk.

“Justru karena dia itu cuma sepupu aku nggak mau dia ngapa2in kamu. Kamu cuma punya aku. Milikku.” tegas Onew yang membuat pipi Mincha memerah. “A.. Apaan sih, kamu tuh?!” tanya Cha malu.

Tiba2 kedua tangan Onew sudah berada di kedua pipi Mincha dan kemudian mencubitnya gemas. “Hahaha…. Pipimu kok merah sih, Cha? Lucunyaaaa….” *Aku pengen ngakak nulis kalimat ini!*

“Kyaaaa….. Sakit tau’..” kata Mincha sambil berusaha menjauhkan tangan Onew dari pipinya.

“Hehehe…. Abiz pipimu tambah tembem siiih, digembungin, merah pula… Kan aku jadi gemes…” ucap Onew yang kemudian ia lanjutkan dengan memeluk kekasihnya itu dengan erat, karena takut kehilangan lagi untuk yang kedua kalinya, hingga membuat Mincha sesak karena tidak bisa bernapas. *pengeeeeeeeen…*

“Kyaaa…. Kamu mo bunuh aku? Sesek tau’!” teriak Mincha. Onew pun melepaskan pelukannya sambil senyum2 gaje.


“Ntar kamu tidur di kamar tamu y… Biasanya si Minho yang tidur di situ kalo dia pas nginep di sini.” jelas Mincha. Senyum di wajah Onew lenyap setelah mendengar penjelasan Mincha. Mincha yang menyadari itu hanya terkikik kecil. “Tenang aja, aku nggak ada apa2 ma dia. Kamu kan tau aku selama ini Cuma nungguin kamu balik ke Indonesia.” ucap Mincha kemudian mengecup pipi Onew. *buat yang baca jng ngiri ya… ini hanya khayalan author..* Onew terpaku. Baru kali ini, Mincha menciumnya. *Yaeyalaaaah,, baru juga sehari jadiannya*

“Lagiii…. Cium lagii…” pinta Onew manja. Namun Mincha menggeleng. “Nggak mau… aku malu.” tolak Mincha dengan wajah semerah tomat. “Ntar aku ngambek loh!” ancam Onew. “Terserah!” jawab Mincha sambil melihat jam,”udah jam segini, sebaiknya kamu tidur. Aku juga mau tidur. Ngantuk nih.”

Onew hanya bisa cemberut mendengar perkataan Mincha. Dengan berat hati, Onew pun melangkahkan kakinya meninggalkan ruang tengah menuju kamar tamu. Namun baru 2 langkah, tangannya ditarik, kemudian cup. Onew terpaku sambil menyentuh bibirnya, sedangkan Mincha segera kabur ke kamarnya sendiri.


***

Mincha POV~


Huwaaaa….. Apa yang kulakukan tadiiii?? Kubenamkan wajahku dalam bantal. Aku benar2 maluuuu.


***

Onew POV~


Hah? Apa yang terjadi? Mincha.. mencium bibirku? Hah? Yang bener? Kulangkahkan kakiku menuju kamar tamu di rumah ini. Begitu masuk, aku hanya bisa berbaring sambil tersenyum-senyum sendiri. Pikiranku kosong. Aku tidak sanggup memikirkan apa2. Apa ini?

***

TBC

Hahaha…. Maaf O-Min mendominasi part ini….
Part selanjutnya saya beri kesempatan pada Hyojin untuk tampil…
Apa yang akan terjadi selanjutnyaaa?? *kok? Udah kayak presenter aja?*

signature

We claim this FF to be ours. Please keep read and comment