I Love You [1.2]

Title                : I Love You part 1

Author            : onzea a.k.a zesha

Main Cast      : Lee Jinki, Kim Kibum a.k.a key – Gweboon as yeoja

Other cast       : Lee taemin, Kim Jonghyun, Choi minho

Length            : Twoshoot

Genre                         : Romance, Life, Family

Rating             : PG 13

—————————————————————————————————————-

Ketika suaramu menyebutkan namaku mesra dalam mimpi panjangku, Waktu terasa terhenti.

Mata ini tak lagi ingin terbuka saat menemukan wajahmu yang begitu indah di mimpi gelap yang membelengguku.

Kau membebaskanku,

Kau membawaku pada dunia baru yang terlihat lebih indah dari sebuah mimpi.

Kau yang selalu dihatiku, menjadikan bayang-bayang masa gelap yang terlupakan menjadi nyata di satu titik pandangku yang mulai mengabur.

Memandang bayangan yang tak terjangkau oleh sebuah tangan rapuh penuh goresan.

Kau menghadiahiku sebuah senyum malaikat yang membuatku merasakan harumnya bunga

 di tanah tandus nan gersang.

Di tengah indahnya bunga yang bermekaran,

biarkan bibir yang lancang ini mengucapkan kata yang teramat sakral pada sosokmu

Dengarkanlah, walau hanya akan menjadi angin lalu yang berhembus melewatimu

I Love You

 

( @Shinee : kiss kiss kiss )

So we met that day

You still had an innocent look left, I can’t forget the side view of you

Since the day I met you I haven’t told you about my feelings

But today I will tell you how I feel in my heart…

Seorang gadis terlihat sedang berlari-lari kecil melewati lorong-lorong kelas yang terlihat lengang tanpa kehadiran siswa yang biasa menciptakan suara bising di sana sini. Rambut  panjangnya yang dikuncir kuda terlihat bergoyang kesana-kemari mengikuti hentakan kakinya yang begitu asyik menikmati kesunyian di sekitarnya. Telinganya menangkap sebuah suara merdu yang memang di carinya. Kakinya berhenti sejenak, telingannya dengan seksama meneliti arah suara itu berasal.

Senyum lebar mengembang dari bibir mungilnya. Langkah kakinya kembali menghentak tanah. Dia kembali berlari melewati lorong-lorong yang sudah di hafalnya.

Ruang musik. Tampak lengang seperti ruang-ruang lainnya. Karena ini hari minggu. Hanya orang-orang aneh tanpa keperluan yang pasti, tetap mau datang kesekolah.

Gadis itu tampak berdiri di antara daun pintu yang terbuka. Menyelipkan tubuhnya yang ramping di belakang daun pintu. Diam-diam mencuri pandang pada seorang pemuda yang sedang duduk di depan piano hitam yang  berada di tengah-tengah ruangan.

Matanya dengan seksama mengamati jari-jari lentik yang menari di atas tuts piano itu. Begitu memukau. Wajahnya tampak berseri-seri mendengar lantunan bait lagu yang merdu dari bibir pemuda itu.

Satu bulan belakangan ini gadis berparas cantik itu diam-diam mencuri dengar permainan piano pemuda asing yang membuatnya terpesona semenjak pertemuan pertamanya. Berawal dari kesialannya datang kesekolah pada hari libur untuk melaksanakan hukuman yang diberikan Mr. Joon guru Kimianya.

Gadis itu tak sengaja melewati ruang musik dan mendengarkan suara merdu yang berasal dari dalam sana. Dia tertarik untuk mendekat dan melihat sendiri orang yang begitu pandai memainkan lagu semerdu itu. Dan di sinilah dia sekarang.

Terbawa oleh suara yang begitu lekat menghantui mimpinya setiap malam. Menjadi sebuah kebiasaan baru untuk selalu hadir menikmati alunan-alunan piano yang dimainkan pemuda itu. Pemuda yang sampai sekarang tak diketahuinya.

Pemuda misterius yang setiap hari libur datang untuk memainkan piano di ruang musik. Pemuda yang bahkan bukan salah satu siswa di sekolahnya…

Ting~

Pemuda itu mengakhiri permainannya jemarinya, lalu menoleh kearah pintu. Merasa ada seseorang yang berdiri disana. Memperhatikannya?

Tapi, matanya tak menemukan sesuatu. Hanya pintu yang terbuka dan sedikit bergerak-gerak karena tertiup angin. Hanya perasaannya saja, pikirnya kemudian.

Pemuda itu merapikan piano yang selesai di mainkannya. Keluar dari ruangan setelah memastikan tidak ada yang tertinggal di dalam.

Kedua matanya melebar saat melihat sosok perempuan tiba-tiba muncul di hadapannya.

“hai..” sapa gadis itu padanya.

‘Kaki gadis itu masih menginjak tanah. Tak ada yang perlu ditakutkan’ pemuda itu kemudian mengalingkan pandangannya ke arah pintu lalu menguncinya. Menyimpan kunci ke dalam saku jaketnya.

Melirik sejenak gadis yang masih menatapnya aneh, lalu melewatinya dengan langkah cepat.

Gadis itu akhirnya tersadar dari pikiran-pikiran bodohnya. Wajahnya seketika berubah muram saat mengetahui dirinya kini sendirian. Pemuda itu meninggalnya seperti patung tak berguna yang berdiri di depan ruang musik.

“ahh~ aku akan mencobanya minggu depan” melangkahkan kakinya dengan malas keluar dari sana.

Satu minggu berselang. Hari minggu yang indah hanya dinikmatinya dengan berada di atas ranjang. Terlihat sebuah alat pengecek suhu berada dalam mulutnya.

“Aigoo~ demammu naik. Kita harus segera kerumah sakit gweboon…”

“aniyo umma. Setelah istirahat aku pasti akan sembuh. Aku tak mau ke rumah sakit..”

“Wae?? Penyakitmu tak akan sembuh dengan hanya tidur di ranjang seperti ini… kesehatan itu sangat penting. Kita kerumah sakit sekarang. Aku tak mau mendengar kata tidak‼ arraseo??”

“arra~..” gadis manis itupun akhirnya diam. Tak lagi merengek pada ummanya yang kelewat kesal.

Panas tinggi yang tak kunjung turun malah semakin naik. Makananpun tak mau masuk kedalam mulutnya. Langsung dikeluarkan begitu menyentuh lidah.

“hati-hati..” tubuhnya terus gemetaran saat menuruni tangga. Lengan ibunya dengan kuat menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. Memapahnya sampai mobil.

*

“Flu berat di sertai stress. Stres  menyebabkan nafsu makannya menurun sehingga asam lambungnnya naik. Karena itu beberapa hari ini nona kim terus muntah. Padahal tubuhnya membutuhkan banyak agupan gizi dari makanan yang dikonsumsinya. Jika seperti ini terus keadaannya akan memburuk ”

“apakah akan menjadi serius dokter?”

“tidak. Setelah teratur minum obat dan menghilangkan tekanan-tekanan yang membuatnya stress pasti dia akan segera sembuh. Saya lihat anak anda sedang ada masalah. Coba dekati dia. Mungkin anda bisa membantu meringankan bebannya. Tak perlu kawatir nyonya kim.”

“ah, terima kasih dokter. Saya akan lebih memperhatikannya”

“untuk beberapa hari ini nona kim harus dirawat karena dia kekurangan banyak cairan di dalam tubuhnya. Setelah keadaannya pulih dia boleh segera pulang..”

“ne, dokter.. boleh saya menjenguknya sekarang?”

“tentu saja. Biar suster choi yang mengantar anda”

*

Gweboon terlihat asyik pada pikirannya sendiri. Matanya tak henti memandangi garis-garis lekuk wajah orang yang berhasil mencuri perhatiannya. Wajah yang tak mudah untuk di lupakaan oleh mata indahnya.

Pikirannya kembali bertanya pada sesuatu yang mengusiknya akhir-akhir ini. Apa yang di lakukan laki-laki itu di rumah sakit?

“Kim Gweboon..”

“Ne,”

“waktunya di periksa” gweboon menoleh kesamping kanannya saat suster membawanya masuk keruang pemeriksaan. Beberapa detik matanya menemukan mata pemuda itu. Tampak lelah..

“ Apa suster tau pemuda yang tadi duduk di depanku? yang matanya sipit?”

“lee jinki?”

“ne, suster tau kenapa dia ada di sini?”

“dia menemani ibunya..”

“tapi kenapa dia juga memakai seragam pasien?”

“beberapa hari yang lalu dia mengalami kecelakaan dan kaki kanannya patah”

“Apa dia tak akan bisa berjalan lagi?”

“tentu saja bisa. Dia bahkan sudah hampir sembuh. Cuma patah ringan..”

“ku kira sangat parah”

“kau tertarik padanya?”

“Euh?”

“dia tampan, wajar kalau kau tertarik padanya”

“bukan begitu. Aku..hanya sedikit…err~ penasaran padanya”

“wajahmu merona. Kau tidak bisa membohongiku gweboon” gadis itu tertunduk malu. Suster yang seumuran dengan ibunya itu terus saja meledeknya, membuat pipinya semakin memerah.

“tunggu sebentar.. Akan ku panggilkan dokter han dulu”

“Boleh aku tanya satu lagi suster?”

“tentu saja”

“umma jinki sakit apa?”

“leukemia. ”

Leukemia?

*

“jinki~..” pemuda itu menoleh menanggapi panggilan gweboon yang berlari dari ujung lorong ke arahnya. Gweboon tampat tersenyum lebar saat melihat pemuda itu berhenti, menunggunya. Dia segera menghampiri jinki.

“bagaimana kau tau namaku?”

“apakah itu penting untukmu??” jinki menggeleng lalu kembali melangkah dengan sedikit kepayahan. Dia berjalan dengan bantuan tongkat karena kakinya masih diperban.

“hei.. aku belum selesai bicara denganmu‼”

“ada apa lagi?”

“ini..” gweboon menyodorkan sebuah kotak persegi kepada jinki. Pemuda itu menatapnya lama. Agak enggan menerima pemberian gweboon.

“apa isinya?”

“kau akan tau setelah membukanya” akhirnya jinki mengambil kotak itu dari tangan gweboon. Lalu melewati gadis itu dalam keadaan dingin seperti biasa.

Senyum merekah begitu indah di bibir tipis gweboon. Dia terlihat melompat-lompat bahagia di tengah-tengah lorong rumah sakit setelah kepergian jinki. Senyum bahagia yang berasal dari hatinya yang terdalam.

*

Mata gweboon tak terlihat fokus pada whiteboard yang ada di depan kelas. Bayangan sebuah wajah muncul di dalam whiteboard. Wajah tersenyum lebar padanya. Dia merasa mulai gila karena terus saja membayangkan pemuda itu.

“gwe~”

“pssst~ gweboon…” Bahkan teriakan taemin di balik jendelapun tak  mampu menyadarkannya. Dia sedang jatuh cinta. Itu wajar.

Plug~

Sebuah kepalan kertas melayang mengenai pipi tirusnya. Dia menoleh ke arah jendela tempat kertas itu berasal.

Gweboon membaca gumpalan kertas yang didapatnya. Dia mengangguk malas pada taemin yang terlihat menunggu jawaban dari luar jendela.

Pulang sekolah sesuai janjinya, gweboon menunggu taemin untuk pulang bersama.

“tumben sekali hari ini kau tidak membuat masalah?”

“malas..”

“kau banyak berubah semenjak keluar dari rumah sakit. Apa sakitmu sangat parah hingga kau bertobat?”

Pletak~

“Aau~..”

“atau kau sedang jatuh cinta?”

“mwo?”

“kata umma orang yang jatuh cinta itu bisa berubah 180º. Bahkan orang normal bisa jadi gila karena jatuh cinta..”

“dan kau pikir aku mulai gila. Begitu?”

“persis..”

Pletak~

“Aau~ appo noona‼”

“syukurlah kau masih sadar bahwa aku lebih tua darimu. Jangan kau fikir karena kau anak kepala sekolah, jadi kau bisa berbuat semaumu lee taemin..”

“kau marah noona?”

“kau masih berani bertanya rupanya..”

Anak itu tiba-tiba berhenti, tampak memukul keningnya sendiri membuat gweboon juga terpaksa menghentikan langkahnya.

“ada apa?”

“aku lupa hari ini hyungku keluar dari rumah sakit”

“hyung? kau punya kakak? Bagaimana aku bisa tidak tau?”

“apa pentingnya untukmu?”

Pletak~

“Ya‼ Appo‼ Appo‼”

“jika tugasku bukan untuk menjagamu mungkin sekarang kau sudah ku telan hidup-hidup anak kecil‼..” anak itu tersenyum kecut menerima tatapan gweboon.

“noona tidak benar-benar akan menelanku kan?” tubuh taemin menciut seketika. Berlindung pada tas ransel yang sama sekali tak memberikan perlindungan apapun padanya. Gweboon terpaksa tersenyum melihat tingkah anak itu.

“kajja‼ katanya kau mau ke toko buku?” gweboon menggandeng tangan namja itu layaknya sepasang kekasih. Membuat beberapa orang di samping mereka menatap iri.

**

Angin musim gugur yang berhembus kencang membuat beberapa helai rambut indah gadis itu tampak beterbangan. Matanya yang indah terlihat terpejam. Ikut merasakan belaian angin yang berhembus di wajahnya. Seseorang nampak memperhatikan wajahnya dari samping.

“aku tau aku cantik. Tak perlu menatapku seperti itu” Pemuda itu tersenyum malu lalu memalingkan pandangannya dari gadis itu.

“aku bersyukur kau hidup dengan baik”

“tentu saja..”

“kau tak ingin tau keadaan appa?” mata gadis itu seketika membuka. Menatap lekat wajah pemuda berambut jabrik di sampingnya.

“apa terjadi sesuatu padanya?”

Pemuda itu tergoda untuk membelai kepala gadis di sampingnya. Menatap lembut pada wajah yang terlihat kawatir.

“appa sehat. Dia hanya merindukanmu. Sekali-kali datanglah ke daegu untuk menjenguknya”

“aku tak bisa.”

“kau masih marah padanya?”gweboon nampak tertunduk. Menyesali keadaannya. Dia hanya ingin melihat keluarganya utuh. Hidup bersama di atas satu atap. Bukan terpisah seperti pecahan puzzle.

“appa sangat kawatir saat mendengarmu sakit. Dia ingin sekali datang menjengukmu. Tapi kau tau sendiri pekerjaan membuat seluruh waktunya tersita”

“dia selalu saja egois.. tak pernah memikirkan perasaan orang lain”

“tak ada yang harus disalahkan gweboon. Mereka sudah memilih jalannya masing-masing…

Ku dengar kau membuat masalah lagi dan mendapatkan hukuman dari kepala sekolah?”

“bagaimana kau bisa tau? Kau memata-mataiku?”

“kau lupa aku mantan ketua murid di sana?”

“pasti umma yang memberitahumu?”

“ceritakan padaku pengalamanmu menjaga anak kecil. Kau pasti memperlakukannya dengan kejam..”

“Ya‼ memangnya aku nenek sihir? Lagi  pula dia bukan anak kecil. Dia dua tahun di bawahku. Dan kami berteman baik..”

“benarkah? Ajaib sekali ada orang yang mau berteman dengan gadis aneh sepertimu”

“Ya! Kim jonghyun lama-lama kau membuatku kesal, huh..”

“hahahaha..”

“Diamlah‼”

“Jaga anak itu baik-baik. Oke?”

“ckck, seharusnya kau mencemaskan adikmu ini bukan adik orang lain”

“untuk apa aku mencemaskanmu? Kau bahkan lebih mengerikan dari preman. Aku jamin tak ada yang berani padamu”

“YA. KIM JUNGHYUN‼ kau ingin merasakan tendanganku rupanya…”

*

“kau tampak cantik noona. Kenapa tidak setiap hari saja noona seperti ini?”

“huh?”

“maksudku berdandan seperti ini. Tanpa rambut kuncir kuda dan kacamata besar milikmu itu..”

“Ck,, kau masih kecil tapi pintar merayu rupanya. Bisa kau jelaskan dimana kita sekarang?”

“studio musik..”

“siapa yang ingin kau temui?”

“kakakku.. dia bekerja di sini”

Gadis itu tak mengalihkan matanya sedetikpun dari pemuda yang duduk cukup jauh darinya semenjak masuk ke ruangan tempat kakak taemin bekerja.  Pemuda yang terus diperhatikannya nampak sedang mengelap beberapa alat musik yang masih cukup mengkilat.

“hyung..” taemin berdiri di samping pemuda itu. Menanti dengan wajah yang terus memohon. Gweboon nampak jengah melihat pemandangan yang membuat matanya sakit. Dia bangkit dari duduknya lalu menarik taemin untuk menjauh dari pemuda itu. Membawanya keluar dari ruangan.

“tunggu disini. Biar aku yang bicara dengannya‼!”

“tapi noona..” gweboon tak mengindahkan ucapan taemin. Berjalan masuk lalu mengunci pintu ruangan dari dalam. Menyimpan kunci itu ke atas meja. Gweboon lalu berjalan menghampiri pemuda itu. Agak ragu karena jantungnya tak bisa di ajak kompromi. Seakan udara di sekitarnya menipis, membuatnya harus menghirup nafas dalam-dalam.

Matanya seakan dipaksakan menatap tajam pemuda yang masih mengindahkannya.

“Lee Jinki. Bisa kita bicara sebentar?”

“apa?”

“aku memang tak tau apa masalahmu. Tapi ayahmu memintamu pulang. Kenapa kau tak menurut saja dan pulang bersama taemin?”

“Dia bukan ayahku” pemuda itu berdiri lalu membalas tatapan tajam gweboon. Kini bisa gweboon lihat kelelahan yang teramat di dalam matanya.

“Jinki-shi..”

“aku tau kau menyukaiku. Aku juga tau diam-diam kau sering mencuri dengar permainan pianoku di ruang musik” kedua mata gweboon membulat. Merasakan jantungnya seakan berhenti berdetak. Membuatnya beberapa detik tak mampu bernafas dengan baik. Tubuhnya bergetar seketika.

“bagai..mana…?” jinki mendekatkan langkahnya pada tubuh gweboon. Menarik lengan gweboon dengan sedikit kasar.

“lepaskan‼” gweboon nampak meronta dari cengkraman tangan jinki pada lengan kanannya.

“perlu kau tau nona. Aku bukan namja baik-baik seperti yang kau pikirkan. Buanglah jauh-jauh perasanmu itu..” jinki menjatuhkan lengan gweboon kasar. Lalu kembali melangkah meninggalkan gadis yang nampak masih tercengang.

“berikan aku alasan..” gadis itu membalikan tubuhnya. Menatap tajam pada pemuda yang berniat melukai hatinya.

“berikan aku satu alasan kenapa aku harus melakukannya..”

“ karena kau akan menderita bila bersamaku”

**

(@Bigbang : Blue)

The winter had passed and the spring has come

We have withered and our hearts are bruised from longing

You and I are under the same sky, but at different places

Because it is dangerous, I am leaving you…

 

Tak ada yang menanyakan bagimana satu goresan tinta mampu membuat bekas pada sebuah kertas putih. Tak ada yang perduli bila kertas itu tetap bisa mereka gunakan tanpa merasa terganggu dengan satu goresan yang teramat kecil.

“Semua orang punya masa lalu. Baik maupun buruk. Tetap saja itu hanya masa lalu. Kita hanya perlu menatap kedepan bukan kebelakang..”

“kau pernah mengalami masa lalu yang buruk?” jinki menatap gweboon yang baru saja mengutip satu kalimat dari buku sastra yang di bacanya. Gadis itu mengalihkan matanya kesamping.

Menatap lekat-lekat wajah pemuda yang nampak kembali asik membuat beberapa catatan di buku bersampul pink milik gweboon.

“masa lalu hanya masa lalu. Tak penting untuk dibicarakan sekarang.. ” jinki menatap dalam mata gweboon. Beberapa detik menemukan sesuatu yang mengingatkannya pada sesuatu yang terlupakan.

Gadis itu mengindahkan tatapan jinki padanya. Mengambil bukunya yang ada ditangan jinki dengan tiba-tiba.

“Debak‼ bagaimana kau bisa memiliki otak sepintar itu jinki?”

“huh??” gweboon meneliti jawaban soal matematikannya yang dikerjakan jinki. Bola matanya membulat.

“Mr. Lee maukah kau mengajariku?” gweboon memasang wajah imutnya di depan jinki. Membuat pria itu terpaksa tertawa renyah.

“asalkan kau bersikap baik hari ini..”

“tentu saja..” gweboon kembali tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya yang tampak rapi.

“aku masih ada pekerjaan lain. Ku rasa hari ini cukup‼” gweboon mengerti lalu segera membereskan buku-bukunya yang bertebaran di meja. Memasukkannya kembali kedalam tas.

Sedikit berlari menyusul jinki yang lebih dulu berjalan meningalkannya.

Tanpa sungkan mengapit lengan jinki manja. Membuat beberapa pasang mata yang ada di perpustakaan itu menatap heran pada mereka berdua. Dan jinki membiarkan saja tangannya di apit mesra oleh gweboon.

Tidak ada yang aneh dari kedekatan mereka. Guru dan murid. Jinki membutuhkan banyak uang untuk membiayai pengobatan ibunya dan gweboon yang memang mengetahui hal itu, menawari jinki sebuah pekerjaan. Menjadi guru privatnya.

Gadis ini memang selalu kesulitan dalam masalah belajarnya dan beruntung sekali jinki hebat dalam hal satu ini. Tentu saja itu di manfaatkan oleh gweboon. Sekali dayung dua pulau terlampaui.

Apalagi dengan kedekatan gweboon dengan umma jinki akhir-akhir ini. Memberinya alasan untuk selalu dekat dengan pemuda bermata sipit itu.

*

Angin berhembus kencang melewati daun jendela yang terbuka lebar. Membawa beberapa daun kering berterbangan masuk. Tirai jendela berwarna putih tulang nampak menari-nari indah di terpa angin membuat suara bising di tengah ruangan yang kosong.

Kamar rawat bernomor 203 nampak lengang. Hanya terlihat sebuah ranjang kosong dengan seprai putih yang baru saja diganti.

Di sudut lain gedung itu, tampak seorang pemuda tengah menggerang di atas lantai marmer. Menjambak rambutnya sendiri, hingga terlihat beberapa helai terlepas dari kulit kepalanya. Kedua matanya yang terpejam nampak menitihkan airmata.

Tak jauh dari tempat pemuda itu menggerang. Seorang gadis tengah berdiri kaku memandang ruang yang bertuliskan ICU. Di sampingnya, seorang pemuda juga melakukan hal serupa. Terlihat airmata mengalir deras dari sudut mata keduanya.

Seorang laki-laki paruh baya dan seorang wanita berwajah lembut tiba, memecah keheningan yang terjadi di sana . Berjalan mendekat pada ruang ICU yang tertutup rapat. Tampak kesedihan dan penyesalan terlihat dari wajah keduannya.

Sementara itu, gweboon mulai berjalan mendekati laki-laki yang terus menggerang di pojok luar ruangan. Menggapai tubuh pemuda itu untuk dipeluknya.

Menyalurkan kehangatan tubuhnya pada pemuda itu. Menengangkannya dengan sebuah belaian lembut pada punggung yang bergetar.

“ umma~” pekiknya dengan suara parau. Tangisnya pecah saat mendengar gadis yang memeluknyapun ikut menggerang. Sama-sama meresapi kesedihan yang teramat dalam. Kehilangan seseorang yang terkasih adalah hal yang paling memilukan.

Beberapa waktu yang lalu mereka masih bersama. Makan dan tertawa bersama. Terlihat sehat walau wajahnya yang pucat terlihat semakin pucat. Jinki tak sadar bahwa saat itu adalah saat terakhir dia bertemu dengan ibunya.

Di dalam pikirannya, dia tak memilik siapa-siapa lagi sekarang. Satu-satunya orang yang paling di cintai dan perduli padanya kini telah tiada.

Gweboon dengan sedikit kepayahan mengangkat tubuh jinki yang besar untuk berdiri. Membantu jinki berjalan menjauhi ruangan itu.

Seseorang nampak telah menunggu jinki untuk memulai suatu pembicaraan yang serius.

“jinki~ ” gweboon menghentikan langkahnya. Menatap laki-laki paruh baya yang dia tau adalah ayah kandung jinki dan taemin. Gweboon lalu menatap jinki yang masih tertunduk.

“kembalilah ke rumah jinki. Kini ibumu sudah tiada. Kau tak punya siapa-siapa lagi selain kami..” Jinki menghempaskan lengan gweboon yang ada dibahunya dengan kasar lalu menatap geram laki-laki itu.

“aku tak bisa kembali ke rumah itu. Tak akan pernah..” ucapnya setengah berteriak. Membuat suaranya menggema diseluruh ruangan. Berjalan dengan tubuh terseok-seok menjauh dari sana.

“Jinki~..” gweboon meneriaki nama jinki lalu berlari menyusulnya.

Tepat di tikungan ruangan saat gweboon melihat punggung jinki menghilang, ia merasakan sebuah tangan menghentikan langkahnya.

“biarkan dia pergi. Hyung butuh waktu untuk sendiri..” gweboon menatap pedih pemuda itu. “Tapi aku tak bisa melihatnya pergi dengan keadaan seperti itu taemin..” taemin merasa sesuatu di sudut hatinya meledak. Dia tidak rela..

“dia tidak akan apa-apa bila kau tak ada di sisinya noona”

“lepaskan aku taemin. Aku harus menyusulnya..”

“kenapa harus dia? kenapa harus jinki hyung yang kau sukai noona??”

“tae.. apa yang kau katakan?”

“Dia bahkan tak pernah menganggapmu ada..”

“taemin‼”

“dia tak pernah mencintaimu. Sia- sia saja kau terus mencintainya..”

“CUKUP TAEMIN‼! CUKUP‼! Apa yang kau tau tentang cinta?” taemin tertunduk. Kemarahan tersirat di wajah gweboon. Membuatnya menyesal kemudian.

Genggaman tangan taemin di lengan gweboon mengendur. Gadis itu terduduk lemas di kursi yang berada di sampingnya dan kembali menangis.

“kau tak tau apa-apa taemin..”

“maaf.. aku hanya tak ingin nantinya kau menyesal noona” gweboon terdiam menatap ujung jarinya yang tampak baik-baik saja. Tapi bukan itu yang ada di pikirannya. Sebuah kenangan masa lalu membuatnya menatap pedih telapak tangannya sendiri.

“apa perdulimu bila aku menyesal nanti, huh??”

“itu-karena aku … aku mencintaimu-noona..”

Everyday, every night, every single day I want you

please don’t leave me alone

 (The Melody : Goodbye)

TBC

 

Ini sebenernya oneshoot tapi berhubung kepanjangan jadi aku jadikan twoshoot.

Semoga tidak membosankan *bow

Minho belum aku munculkan di part ini, Jadi tunggu aja kemunculannya di part terakhir

Please leave your commant ^_^

Gomawo 😀

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

46 thoughts on “I Love You [1.2]”

  1. Keren,keren..lanjut thor..taemin mencintai gweboon omo,gak nyangka aq..ada apa dengan jinki..oh ya thor aq masih bingung ama ini cerita..tpi aq berusaha untuk gak bingung ama alur ceritanya..

  2. Aqq suka gaya tulisan author.
    Apalagi jlan critanya,woah..
    Feelnya juga dpet.
    Tpi pnggunaan hruf kpital lbih diprhatikan lgi thor.
    Err,,psti bkl jdi rumit critanya.Dan aqq suka sama kata ‘rumit’*dasar anak aneh*
    Jinki sumpah deh,misterius bener bikin jantung aq loncat minta dikluarin.
    Udh ku duga tuh klo si Taemin sbnernya suka ma Gweboon,hihi.

    Lanjut thor,hwaiting ^.^

  3. huuuaaaa ,,,,, jinki ditinggal eomma’nya ….
    aku gag bisa ngebayangin gweeboon itu versi cew’nya key ,,, dia itu terasa tokoh yg bener2 beda dari key .. hehehehehe
    keren !!!!!!
    ditunggu next chap’nya ..

  4. Taemin suka juga ternyata, cinta sodara nih…
    tapi, kenapa ya gweboon kalo sama jinki di bilangin bisa menyesal? apa jinki punya masalah besar gitu?

    penasaran thor… part endingnya di tunggu ya ^^

  5. ada apa dengan jinki???

    jinki udah pny istri kah?? (saya)

    knp gwe hrs dilarang deketin jinki???

    aduh tae dirimu cinta juga ama gwe tah???

    kalu minho muncul,, ini jadi yaoi ato minho suka juga ama gwe??? kekke

    laku bgt si gwe (ya iyalah org cantik)

    lanjut thor…. sering2 aja bikin jinboon kekeke (maunya)

  6. jinki knpa gx blik aja ke appanya??
    dan taemin ternyta jtuh cinta ama gwe??
    lanjut ya thor^^

Leave a reply to Zeshalovedubu Cancel reply