In The Library

Author            : Chanchan a.k.a Chandra Shinoda (chandrashinoda)

Main Cast      : Choi Minho, Kim Hyora (covered by Kwon Yuri SNSD)

Support cast   : Kim Jonghyun, Kim Kibum (Key), and others

Length            : Oneshot (Based on True Story)

Genre              : Friendship, Horror

Rating             : G

Disclaimer      : I don’t own all SHINee members. They’re God’s. They belong to themselves and SM Entertainment. I’m just the owner of the story.

Annyeong! Aku comeback. Maaf aku hiatus 2 bulan. Tugas kuliah nggak bisa diganggu gugat. Jadi waktu luangku selama dua bulan terakhir ini dikit banget (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩). 

Eh 1 lagi, buat yang nunggu kelanjutan The Silent Touch of Marriage dan The Chronicles of Behind Her Cute Nickname sabar dulu, ya. Masih aku kerjain. Karena waktu luangku cuma sedikit, aku nggak mau buatnya asal-asalan. Jadi sabar aja, ya biar hasilnya maksimal ^^.

Enjoy!

***

In The Library

Aku tak pernah menghendaki ini

Tapi jika menghindar, sama saja aku tak mensyukuri pemberian Tuhan

Jika memang ini adalah pilihan

Aku tak akan melawan ataupun lari

Tak satupun

Karena ini jalan yang harus kutempuh sendiri

Kumpulan awan mulai memenuhi langit, mengubah warna merah senja menjadi gelap. Kulirik jam tanganku sekilas. Waktu telah menunjukkan pukul 05.00 PM. Aku menghela nafas sejenak, tak ada keinginan sedikit pun untuk pulang. Aku masih meringkuk pada sofa besar di loby fakultasku. Pikiranku dipenuhi rasa jenuh dan bosan. Sesekali kulirik rekan 1 SGD-ku yang duduk di sebelahku− Choi Minho−yang sibuk berkutat dengan laptopnya.

“Masih berapa lama lagi waktu yang kita perlukan untuk men-download referensi biologi sel itu, Minho-ya?” tanyaku. Ya, itulah alasanku berada di sini selain untuk melepas kebosanan. Jika buku itu tidak aku dapatkan, fasilitatorku akan marah besar jika aku tidak bisa menjelaskan tugas yang aku dapat untuk diskusi besok.

Minho menoleh, “Sepuluh menit lagi. Sabar, nanti kuberi kau copy-annya.” ucapnya tersenyum. Wajah terlihat letih. Lingkar hitam mulai tampak di sekeliling matanya.

Aku tersenyum tipis lalu kembali menyandarkan tubuhku ke sofa. Cuaca mendung membuat suasana menjadi gelap. Kumpulan burung yang tadi memenuhi langit mulai raib dengan perubahan cuaca yang sebentar lagi mungkin akan membuat bulu-bulu mereka basah.

Suasana remang-remang membuat indera pengelihatan tak bekerja dengan baik. Terlihat penjaga loby mulai berjalan dan menghidupkan lampu satu persatu. Aku mengernyitkan alisku. Yang tersisa di fakultas ini hanya kami bertiga, aku, Minho, dan Tuan Lee−penjaga loby.

Entah hanya perasaanku atau bagaimana, suasana berubah menjadi lebih dingin. Di sini memang ada AC, namun suasana beberapa menit yang lalu jauh lebih hangat dan tak ada satupun dari kami bertiga yang beranjak untuk merubah suhu AC sejak tadi.

“Oh, tidak, Hyora. Jangan berpikiran negatif sekarang. Ingat, kau mahasiswa kedokteran. Berpikirlah tentang sesuatu yang nyata dan bisa dibuktikan kebenarannya!” batinku pada diriku sendiri.

“Hyora,” Minho tiba-tiba berdiri. “Tolong jaga laptopku, aku mau ke belakang sebentar,” ucapnya lalu bergegas meninggalkanku.

Dengan susah payah kugerakkan badanku yang entah mengapa terasa begitu berat. Aku melawan rasa kantukku. Kupaksa kedua kelopak mataku agar tidak bertemu satu sama lain. Untuk menghilangkan secuil kepenatan di tengah hiruk pikuk kota Seoul ini aku mulai memainkan laptop Minho. Membuka beberapa situs yang barangkali berisi cerita humor.

Zrashh!!

Tiba-tiba angin dingin melintas di leherku. Aku terdiam. Oh, tidak! Jangan bangkit sekarang. Jangan katakan sixth sense-ku bekerja di saat yang tidak tepat seperti ini.

Dengan perlahan kuangkat kepalaku, melirik Tuan Lee. Beliau terlihat sibuk dengan komputernya di sebelah timur. Kuedarkan lagi pandanganku. Tepat pada tangga di pojok ruangan pengelihatanku terhenti. Aku terdiam, sosok bayangan putih yang tengah berdiri di sana membuatku tak bisa berkutik. Seolah terhipnotis, aku bahkan tak bisa menggerakkan tubuhku. Jangankan bergerak, untuk menarik nafas saja rasanya sesak, seolah dadaku ditimpa beban ratusan kilogram.

Cklek!

Suara pintu terbuka membuatku terkejut, seakan kembali ke  alam sadar. Itu suara pintu kamar mandi yang dibuka Minho.

Entah sejak kapan, kusadari nafasku memburu dan tubuhku bergetar. Jantungku berdetak lebih cepat, memaksa pembuluh darahku untuk mengalirkan oksigen dengan kecepatan ekstra ke otakku. Secepat mungkin aku harus menguasai diriku.

“Ada apa denganmu, Hyora?” tanya Minho dengan kedua alis bertaut. “Kenapa wajahmu pucat?” lanjutnya, bingung dengan perubahan sikapku yang tiba-tiba.

Sekali lagi aku terdiam, bingung harus menjawab apa. Kualihkan pandanganku, memaksa otakku bekerja lebih cepat untuk mencari sesuat yang bisa kujadikan alasan. “Ahh…, AC-nya dingin!” jawabku berbohong, dengan alasan yang payah.

Minho tertawa kecil. Sekilas ia tampak tak mempermasalahkan keadaanku, namun sorot matanya menunjukkan ia menyimpan rasa penasaran.

Minho duduk di sebelahku, kembali dengan laptopnya. “Sudah selesai. Mana flashdisk-mu? Aku copy-kan datanya.”

Aku menyerahkan flashdiskku, berusaha terlihat biasa saja.

Dengan pandangan yang ragu-ragu, aku kembali melihat ke arah tangga. Omona, Sosok itu telah raib.

Minho berdiri begitu selesai dengan flashdisk-ku. Ia meregangkan sejenak otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Ia beranjak pada bukunya yang ada di sofa setelah puas dengan kegiatan peregangannya. Tiba-tiba ia terperanjat. Kedua bola matanya terbelalak. Di bekas sofa yang ia duduki terdapat air yang membentuk bercak. “Ya! Kenapa di sini bisa ada air?!” umpatnya.

“Hah? Mworago?!” aku ikut terkejut. Apa lagi sekarang?

Minho meraba bagian celana di bokongnya. Tubuhnya berubah tegang. “Celanaku tidak basah!” serunya, semakin heran. Ia kemudian berjongkok dan menyentuh air itu dengan ujung jarinya. Ia mengarahkan cairan itu kehidungnya, menciumnya dengan penuh rasa curiga. Namun kedudian, ekspresi heran yang sama terlihat lagi di wajahnya. “Kesat dan tidak berbau.” komentarnya.

 Zrashh.. hawa dingin itu muncul lagi, membuat bulu kudukku berdiri. Aku mulai risih. Aku tidak suka dengan keadaan ini. Kuhentak-hentakkan kakiku, ingin cepat-cepat pergi dari sini.

 “Minho-ya, biarkan saja. Ayo kita pulang, sebentar lagi malam!” aku menarik lengannya.

Minho berdiri, tampaknya menyadari kegelisahanku. Ia memulai mengemas barang-barangnya.

Tak sengaja aku menoleh ke arah kiri, ke arah perpustakaan. Oh gosh! Kali ini aku sempurna menjadi calon penderita serangan jantung. Sosok itu terlihat jelas sekarang. Sepasang mata hitam pekat yang sebagian tertutup rambut usang. Dari bagian hidung ke bawah tak terlihat karena tertutup rak buku. Mata itu melengkung perlahan seolah bibirnya yang tak terlihat olehku sedang tersenyum.

Tubuhku mendadak lemas, namun aku berusaha untuk tak berteriak. Ya, kurasa aku sudah lupa bagaimana caranya berteriak dan mengangkat kakiku untuk lari.

 Sekilas Minho melihat arah pandangku. Wajahnya berubah tegang, seolah melihat hal yang sama denganku.  Menyadari wajahku yang pucat tanpa mengucapkan apa-apa lagi dia segera menarikku ke luar fakultas untuk pulang.

***

2 weeks later

Aku meneguk sebotol air mineral.  Rasa hausku membuncah dengan ujian yang menguras otak yang baru saja berakhir setengah jam lalu. Aku duduk di pojok kantin bersama temanku, Jonghyun dan Key. Semua diam, seolah isi otak kami memang sudah terpencar kemana-mana.

Jonghyun tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya. Ia menghela nafas sejenak. “Ayo ke perpustakaan. Kita bergabung dengan Soonhee dan yang lain. Aku bosan diam di sini,” ucapnya.

Aish, namja genit satu ini memang tidak pernah berubah. Jika sudah menyangkut urusan Soonhee−wanita yang menjadi incarannya, kemana pun tak menjadi masalah untuknya. Dan aku tahu benar, perpustakaan adalah salah satu tempat yang dibencinya. Tempat sunyi, senyap, penuh buku yang dengan mudahnya membuat kedua mata merapat.

Sebenarnya aku agak enggan mendengar kata perpustakaan jika ingat kejadian dua minggu lalu yang kualami bersama Minho. Tapi melihat Key−saingan genit Jonghyun− yang juga ikut berdiri, aku pun tak punya pilihan. Aish, rasanya ini seperti masuk ke rumah singa!

***

Para yeoja incaran Key dan Jonghyun−Lee Soonhee, Kim Yong Sang, Choi Eun Hwa, dan Kim Hyunri−nampak berkumpul di sebelah timur rak buku. Keempat yeoja itu  terlihat sibuk bertukar cerita. Begitu duduk di salah satu kursi aku baru sadar kalau topik yang mereka bicarakan adalah pengalaman seram yang pernah mereka alami. Astaga, aku memang masuk ke tempat yang salah.

“Kalian tahu, tidak?” Hyunri memulai ceritanya. “Dulu di sekolahku ada pembantaian sebuah keluarga besar. Tepatnya, kejadiannya di kelasku. Pantas saja dulu di kelasku sering terdengar ribut dari ruang guru. Entah orang berteriak, menangis, minta tolong. Padahal kami semua sedang belajar. Dan bodohnya, aku baru tahu setelah tamat SMU,” celotehnya, terdengar setengah bercanda.

Key dan Jonghyun terlihat bersemangat mendengar cerita Hyunri. Entah karena memang ceritanya menarik atau wajah orang yang menceritakan menarik? Hmm..

Aku merebahkan kepalaku di atas meja, malas mendengarkan cerita yang hanya akan membuat tak berani ke kamar mandi. Selamg beberapa  meja di sebelah kanan kulihat Minho sibuk dengan laptopnya. Omo, sebenarnya otak anak itu terbuat dari apa? Baru saja selesai ujian sudah belajar lagi.

Aku mengalihkan pandanganku. Kuperhatikan satu per satu AC yang terpasang di setiap pojok ruangan. Semuanya tertutup. Itu tandanya AC di perpustakaan ini semuanya mati. Lalu, mengapa suhu di sini semakin lama semakin dingin saja? Aku menghebuskan nafas berat. Jangan katakan dengan mengumpulkan cerita horror seperti ini penunggu di sini akan hadir?

Nightmare!” umpatku berbisik.

Aku mengangkat kepalaku. Tubuhku bergetar, kepalaku sedikit pening, dan jantungku mulai berdebar. Sixth sense-ku bangkit lagi, dan keadaan ini adalah tanda-tanda kehadiran makhluk lain di sini.

Aku mengedarkan pandanganku ke deretan bangku kosong di sebelah kiriku. Benar saja, makhluk itu datang lagi. Aku menelan ludahku, berusaha sekuat tenaga untuk tidak berteriak. Makhluk itu duduk dangan kepala menunduk dan wajah yang tertutup rambut.

Seolah sadar aku memperhatikannya, makhluk itu pelan-pelan menoleh. Ia menyeringai, menampakkan mata lengkung bulan sabitnya seperti yang kulihat waktu bersama Minho di loby. Tubuhku mendadak lemas. Aku mengalihkan pandanganku dan menyandarkan kepalaku di pundak Yong Sang.

Aku menoleh ke arah Minho. Ia balas menatapku. Kedua bola matanya menyipit. Ia menailkkan telunjuknya perlahan, menempelkannya di depan bibirnya, isyarat bagiku agar tetap tenang. Aku mengangguk pelan tanda setuju dengan amanat yang diberikannya.

Suasana semakin terasa dingin. Aku tahu, makhluk itu tak hanya diam di sana. Aku melirik ke kiri, tak punya tenaga untuk menoleh. Right, makhluk itu telah berdiri dan menghadap ke arah kami. Perlahan ia bergerak. Gaun bagian bawahnya transparan dengan lantai. Aku hanya pasrah dan berdoa ketika ia semakin mendekat. Tak seorang pun sadar, di tengah keriuhan cerita-cerita mereka sesosok makhluk tak diundang datang dan melintas menembus tubuh mereka.

Aku menatap punggung makhluk itu dengan kepala masih bersandar di pundak Yong Sang.  Sekilas ia menoleh lalu menghilang setelah melewati rak buku.

“Hyora, kenapa kau diam saja daritadi? Kau sakit?” tanya Yong Sang setelah cerita horror mereka berakhir.

Aku menggeleng.

Jonghyun mendesah, “Aduh, wajahnya sudah jelek seperti itu. Pasti ada apa-apa!” Jonghyun yang memang tahu  aku memiliki sixth sense rupanya sadar dengan keadaanku. “Kau lihat apa barusan?”

Aku menggeleng. “Ada yang lewat saat kita bercerita.” jawabku seadanya.

Nugu?!” Key merespon heboh. Kedua matanya terbelalak dengan mulut membentuk huruf ‘o’.

Aku melirik ke arah Minho lagi. Ia menatapku sambil tersenyum tipis. Lehernya bergerak, melakukan sebuah gelengan kecil.

Aku tersenyum. “Bukan siapa-siapa, tidak penting!” jawabku, terdengar malas, membuat Key mengerucutkan bibirnya.

Aku berdiri. “Ayo pulang, sebenttar lagi perpustakaan akan tutup!” usulku akhirnya, diikuti teman-teman lain.

Isyarat yang diberikan Minho dan keputusan yang kuambil benar. Tak ada yang pantas diceritakan untuk tadi. Aku tak mungkin mengatakan bahwa yang kulihat adalah sosok perempuan bergaun putih panjang dengan rambut usang yang menutupi setengah wajah lalu memiliki bola mata yang hitam pekat dengan mulut meneteskan darah. Biar saja aku yang tahu sendiri, toh tidak baik menjelek-jelekkan makhluk itu selama di tak mengganggu.

***

Pukul 11.00 AM. Jam SGD berakhir. Aku menuruni tangga bersama Minho. Kami masih belum saling bicara tentang kejadian diperpustakaan kemarin.

“Hyora-ya, kurasa kita harus mecari literatur baru lagi untuk bahan diskusi besok,” ucap Minho sambil menuruni anak tangga satu per satu. “Mau mencarinya di perpustakaan?”

Aku menghentikan langkahku, menatap Minho seolah bertanya ‘apa kau sudah gila?’

“Kau yakin?” aku jadi sedikit salah tingkah. “Bagaimana jika kita bertemu lagi dengan ‘itu?’”

Minho tersenyum. Ia menarik tanganku. “Biarkan saja dia. Apa salahnya ‘dia’ tinggal di sana?” paparnya, santai. “Pikirkan saja tugas kita. Ayolah, jika ini memang tempat kita semua, kau tidak keberatan berbagi tempat dengan’nya’ juga, kan?”

Aku menghela nafas. Apa yang dikatakan Minho benar. Akhirnya bibirku bisa tersenyum. “Ne, ne, aku tidak keberatan. Ya sudah, kajja!

Ini mungkin pilihan yang tak ingin kujawab. Tapi dengan adanya makhluk itu, bukan berarti aku harus menghindari perpustakaan fakultasku selamanya. Dan benar saja, aku dan Minho bertemu lagi dengan’nya’ di perpustakaan. Makhluk itu duduk di samping penjaga perpustakaan sambil melihat layar computer dengan tatapan kosong.

Aku memang tak tahu siapa dia dan darimana asalnya. Aku juga tak berminat untuk tahu soal itu. Tapi, selama kami tak ada perselisihan, kurasa tak masalah berada di atap yang sama. Mungkin dia bisa membangunkanku dengan wajah seramnya jika aku tidak sengaja tertidur di sini. 😀

Berbagi itu indah, meski dengan orang yang berarti tanda kutip untuk kita. Just have fun! ^^,

***

FIN

Aduuhh.., ini sih sharing, yah? Nggak ada klimaks. Tapi, yah ini based true story, nggak mungkin aku tambah-tambahin biar terkesan ‘wah’. Intinya, cerita ini mengalir apa adanya deh. Maaf ya, kalau nggak suka. Maaf juga kalau ada typo. Lain kali aku buat yang dari imaginasiku deh kalau udah liburan. Gomawo udah baca ^^,

 

©2011 SF3SI, Chandra.




This post/FF has written by Chandra, and has claim by her signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

88 thoughts on “In The Library”

  1. tugeun tugeun bcnya… huaa mana baru aj hujan setengah hari.. trus dingin bgt… huhuhu
    tp keren… hahaha
    aq mlh kbyng cewenya emng si yuri…
    n aq kira td diceritain ttg si ‘dia’ itu.. trnyata gak… hihii

  2. wuah…serius eon ini bnr2 trjadi sama unni?
    ah…kalo aku udh ketakutan duluan kalo ngeliat yg bgtuan dan gak akan pergi keperpustakaan lagi. (dasar penakut!) muehehe
    serem eon ngebayangin hantunya.
    btw, unni pnya sixth sense yah?
    ff ini daebak.
    selalu suka sama ff buatan chandra eon:)

  3. wooh,
    aku deg degan bcanya,
    ini crita nyata, OMG, ga kebayang dah klo aku yg ngalamin,,
    keren,
    daebaaakkkk…..

  4. Trnyata ada juga hal” yg km tkutin ^^
    Aku pikir km ga takut dgn ‘itu’ ^^
    Kekeke.. U r right, there’s no reason to be scare w/ something which u think weird or yah whatever we called them ^^
    Slama ga ganggu, sah” aja kok ^^
    Nice story, chingu ^^

  5. Sixth sense? Pengen. Bagi dikit dong. XD *dijewer Chanchan-nuna*

    Omohomoho. Serem amat di perpus ada penunggunya. /shudder

  6. huah baca ff ini gak jadi ke kamar mandi.. huweee daebak keren eonn ceritanya…kalau eonni pny six sense berarti sering liat dong. wew… saya yg baru 2x liat itu aja udh gak kuat eonn

  7. Author punya sixth sense??:o,aq ajj br sekali liat gg brni liat lgi,x_x..author kyk temenq,bs liat yg ‘begituan’..wkwk
    Daebak!!minho koq nyante bgt ya??._.,hii..menakutkan,,>.<#peluk minho(?)
    Aq tgu The Silent Touch of Marriage!!hha,klo yg The Chronicles Behind Her Cute Nickname,aq blm prnh,baca,aq bc dlu ya..hhe^^

    1. punya temen yag bisa liat juga, ya?? aseekkk.. *apaan sih lu, chan?*
      hehehe, itu tokoh aslinya a.k.a temenku emang kayak gitu orangnya..

      okee.. tungguin aja..
      makasdih ya komennya..

  8. merindiiiing bacanya..
    ternyata punya indera keenam tuh serem ya ternyata. Yaah, kita emang harus berbagi walaupun dgn makhluk beda alam, asal kita jgn ganggu mereka aja. Nice ff thor!

  9. idih chan eon! ceritanya meres alias serem -_-
    aaa! penglihatan eonie keren banget memang.. aa aku gamau aah.
    ayo eonie ceritain lagi yang kayak begitu banyak-banyak seru bacanya haha 😀
    Selalu eonie, aku selalu suka FF bergenre horor eonie. Kangen aaaaa

  10. omg. aku bacanya malem-malem gini, langsung kerasa hawa dinginnya -___-”
    ceritanya hyunri itu mirip di sma.ku, bedanya nggak ada suara tapi yang ada bercak darah di lantai #curcol
    cerita ini mirip sama yang sering eonni.ku ceritain, sama2 di fk juga ^^
    daebak, horornya bener bener kerasa 😀

    1. dingin, mau ujan kali.. 😛

      hehehe, sebenarnya yang diceritain tokoh aslinya bukan itu, tapi di sekolahnya dia tempat pembantaian jaman G 30 S PKI.. tapi, karena di korea ngga ada G 30 S PKI.. yaudah aku ganti.. hehehehehe *buka rahasia dikit*

      masa?
      FK emang banyak penunggunya ternyata *gaplokk*
      makasih ya komennya..

  11. hah bacanya bukannya takut malah penasaran LOL
    pengalaman pribadinya keren thor
    tapi aku sebisa mungkin jangan sampailah
    pasti lebih parah nanti-___-
    hah dapat banget feelnya thor
    good job:D

  12. Wauahhh,, Gx nyaman juga ya kalo Punya six sense, N bisa lihat “dia”,, Bawaannya tegang melulu,,,

    Hmm,, gx bisa dipungkiri sih,, kita hidup emang harus berbagi,, bahkan dengean sosok-sosok yg kita gx bisa liat tp mereka ada,,hehe #sotoy,,

  13. Keret thor…wua kalo feelnya dapet,aku jadi ngerasa jadi Hyora.
    Wua…ga mau banget jadi Hyora..ngeri banget
    Nice ff thor,aku tunggu karya” selanjutnya nya 🙂

  14. author punya sixt sense? Daebak!!!! Kalo misalnya tidur ato ke kamar mandi gak enak dong. Aku bru engeh autor tuh pasti ffnya yg berhubungan ama sixt sense atau hantu”an. Ya, temennya….. *ups*. Thor berarti bisa liat arwah yg udah mati gtu?

    1. astaga.. seru banget nih komenmu..

      hahaha, ngga kok.. biasa aja..
      jalanin apa adanya aja.. ‘mereka’ ngga selalu ganggu kok.. banyak banget yang baik malahan..
      temenku yang itu.. iya dehh.. dia malahan nyantai banget anaknya.. ==’

      iyaaa… begitulah….

  15. Ini yg aneh aku, ffnya, apa wordpressnya?! (???) #gaje mode on
    pasalnya aku ga ngerasa serem, malah ngebayanginnya tuh lucu (?) keren ih unnie punya sixth sense! @@ jadi mau… ah engga deh. Ngapain. Bersyukur aja sm keadaan skg #mendadakbijak xD
    dannnnn kenapa perpus selalu jd tempat horor ya? Perasaan perpus sekolahku jg horror2 gimanaa gitu.
    Dmn2 emg ada ‘mereka’, aku sering dgr dr anggota klgku yg pny sixth sense jg. Cerita ttg adanya mreka bkin aku jd menghormati stiap tmpat yg kukunjungi. Engga mau sembarangan dan ganggu #kenapa jd cerita -,- maaf ya jd cerita

    FFnya bkn cm share nih, bermoral ini! Patut kasih jempol nih! *acungin jempol anak2 shinee xD

    1. iyaaaa…
      kalau aku inget-inget ini juga lucu..
      wkwkwkwkwk
      bener deh bersyukurrr..
      aku juga (?????)

      yupp.. tiap kemenapun kita, mesti bilang perisi dulu.. siapa tau ‘yang punya’ mungkin kurang berkenan..

      okeee..
      makasih ya komennya.. ^^

  16. hah~~ koment saya tidak terpublish
    padahal udah koment kemaren-___________-
    saya ulang koment ya deh XD
    sumpah thor, aku bacanya tengah malam
    bukannya ngeri atau takut
    malah penasaran
    tapi Ya Allah jangan sampe aku bisa liat mereka kayak hyora-__-
    mungkin lebih dari hyora rasakan
    mungkin bisa pingsan di tempat aku lol
    sumpah keren thor
    jadi kita itu harus saling menghargai makhluk gaib juga bukan?
    kekeke dapat pelajaran lagi lol
    Good job thor:D

  17. Author kereeenn… punya indra keenam…><
    Tapi serem juga ya, kalau gitu? Apalagi pas baca dekripsian hantunya kaya gimana…

    Pengalaman yan menarik, apalagi bahasa penulisannya juga bagus. Aku suka banget ^^b
    Ditunggu ff selanjutnya… 😀

  18. serem amat eon :O itu serius banget serius, eonni ngerasain itu? eonni punya sixth sense? *kepo*

    aku merinding-digiding-digiding-ding-ding bacanya :O haih speechless

    keren!

  19. keren..! tapi lebih keren lagi kalo chandra ngasih imajinasi n konfil lebih lagi..udah bagus tapi kurang konflik..wkwk mianhae sblm nya ya..hehe ^__^ v ok,semangat buat kedepannya..bsk tambahin konflik lagi aja..btw,yg punya 6th sense siapa?km sndri ya?

    1. UntUk imajinasi siH oke kalau aku lebiH-lebiHkan…
      .
      Ehm!!
      Tapi sebelum ke cerita, kamu udah bAca sendiri kan A.N-ku yang di atas? Ini ‘BASED ON TRUE STORY’
      jadi aku ngga mau nambAhin yg nggak terjadi secAra berlebihan..
      .
      Oke dEh…
      Makasi,,,..

  20. wow! makna cerita yang sangat indah dibalik cerita yang sangat menyeramkan.

    demi apa deh eon, tadinya aku mau baca malem2, tapi pas liat pict-nya versi gede, aku langsung close window dan buru-buru tidur. serem abisss. dan akhirnya meski aku baca siang2, tetep aja merinding disko. huwakakak.

    nice story ^^

  21. merinding sumpah (>_<)
    ceritanya bagus tp aku jd gk berani kkamar mandi…

    duh jadi kebayang terus, huaaaa …
    klo aku yang ngalamin sendiri pasti langsung pingsan ~_~
    tapi gak deh, seremmmmmm

  22. Uh, seru seru! Bikin tegang! >w<
    Aku puas sama endingnya (?). Terus, aku juga dapat pesan moral yaitu : Sebagai manusia yang baik, kita harus saling berbagi sekalipun sama hantu (?)
    Wah komennya mulai gaje nih -__-
    Pokoknya aku suka deh 😀
    Jempol buat Author b^O^d

  23. Wah…wah…wah…ini beneran based on true story oen???,, keren deh ceritanya.
    Oenni bisa gak teriak liat “gituan”.
    Gituan??*plakk
    mian…mksudq liat mahluk kasat mata.
    Ditunggu ff daebak lainnya oenn

  24. *bow salam kenal*
    jd author pny sixth sense nih?
    dlu aku pny tmn yg pny sixth sense. ky karakter minho itu. nyantai bgt dah. malah dy pnah blg k ‘itu’ , “centil bgt dah lu, pke ngaca2 sgala”
    *gubrak*

    jd si minho jg critanya pny sixth sense??

  25. *bow salam kenal*
    merinding ih bcnya. lg mlm2 n aku d kamar sndirian. jd bolak-balik ke luar kamar… T___T
    jd author pny sixth sense nih?
    dlu aku pny tmn yg pny sixth sense. ky karakter minho itu. nyantai bgt dah. malah dy pnah blg k ‘itu’ , “centil bgt dah lu, pke ngaca2 sgala”
    *gubrak*

    jd si minho jg critanya pny sixth sense??

  26. baca ini pas jam 12 malam tepat, sendirian di kamar, lampu dimatikan, angin malam berhembus ke tengkukku, dan saya tetap membeku di tempat. bodohnya, gak mau berbalik ke manapun. was was jika saja ada pemandangan seperti deskripsimu itu, hahahahah
    tau gak, saya itu gak terlalu suka sama yang namanya horor, tapi dibela-belain baca karena kamu yang bikin *wink*.
    Eh excuse me, saya gak gombal kamu yah, saya cewek tulen dan saya normal #apasih

Leave a reply to JiKyung Cancel reply