Author : Chanchan a.k.a Chandra Shinoda (chandrashinoda)
Main Cast : Choi Minho, Kim Hyora (covered by Kwon Yuri SNSD)
Support cast : Kim Jonghyun, Kim Kibum (Key), and others
Length : Oneshot (Based on True Story)
Genre : Friendship, Horror
Rating : G
Disclaimer : I don’t own all SHINee members. They’re God’s. They belong to themselves and SM Entertainment. I’m just the owner of the story.
Annyeong! Aku comeback. Maaf aku hiatus 2 bulan. Tugas kuliah nggak bisa diganggu gugat. Jadi waktu luangku selama dua bulan terakhir ini dikit banget (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩).
Eh 1 lagi, buat yang nunggu kelanjutan The Silent Touch of Marriage dan The Chronicles of Behind Her Cute Nickname sabar dulu, ya. Masih aku kerjain. Karena waktu luangku cuma sedikit, aku nggak mau buatnya asal-asalan. Jadi sabar aja, ya biar hasilnya maksimal ^^.
Enjoy!
***
In The Library
Aku tak pernah menghendaki ini
Tapi jika menghindar, sama saja aku tak mensyukuri pemberian Tuhan
Jika memang ini adalah pilihan
Aku tak akan melawan ataupun lari
Tak satupun
Karena ini jalan yang harus kutempuh sendiri
Kumpulan awan mulai memenuhi langit, mengubah warna merah senja menjadi gelap. Kulirik jam tanganku sekilas. Waktu telah menunjukkan pukul 05.00 PM. Aku menghela nafas sejenak, tak ada keinginan sedikit pun untuk pulang. Aku masih meringkuk pada sofa besar di loby fakultasku. Pikiranku dipenuhi rasa jenuh dan bosan. Sesekali kulirik rekan 1 SGD-ku yang duduk di sebelahku− Choi Minho−yang sibuk berkutat dengan laptopnya.
“Masih berapa lama lagi waktu yang kita perlukan untuk men-download referensi biologi sel itu, Minho-ya?” tanyaku. Ya, itulah alasanku berada di sini selain untuk melepas kebosanan. Jika buku itu tidak aku dapatkan, fasilitatorku akan marah besar jika aku tidak bisa menjelaskan tugas yang aku dapat untuk diskusi besok.
Minho menoleh, “Sepuluh menit lagi. Sabar, nanti kuberi kau copy-annya.” ucapnya tersenyum. Wajah terlihat letih. Lingkar hitam mulai tampak di sekeliling matanya.
Aku tersenyum tipis lalu kembali menyandarkan tubuhku ke sofa. Cuaca mendung membuat suasana menjadi gelap. Kumpulan burung yang tadi memenuhi langit mulai raib dengan perubahan cuaca yang sebentar lagi mungkin akan membuat bulu-bulu mereka basah.
Suasana remang-remang membuat indera pengelihatan tak bekerja dengan baik. Terlihat penjaga loby mulai berjalan dan menghidupkan lampu satu persatu. Aku mengernyitkan alisku. Yang tersisa di fakultas ini hanya kami bertiga, aku, Minho, dan Tuan Lee−penjaga loby.
Entah hanya perasaanku atau bagaimana, suasana berubah menjadi lebih dingin. Di sini memang ada AC, namun suasana beberapa menit yang lalu jauh lebih hangat dan tak ada satupun dari kami bertiga yang beranjak untuk merubah suhu AC sejak tadi.
“Oh, tidak, Hyora. Jangan berpikiran negatif sekarang. Ingat, kau mahasiswa kedokteran. Berpikirlah tentang sesuatu yang nyata dan bisa dibuktikan kebenarannya!” batinku pada diriku sendiri.
“Hyora,” Minho tiba-tiba berdiri. “Tolong jaga laptopku, aku mau ke belakang sebentar,” ucapnya lalu bergegas meninggalkanku.
Dengan susah payah kugerakkan badanku yang entah mengapa terasa begitu berat. Aku melawan rasa kantukku. Kupaksa kedua kelopak mataku agar tidak bertemu satu sama lain. Untuk menghilangkan secuil kepenatan di tengah hiruk pikuk kota Seoul ini aku mulai memainkan laptop Minho. Membuka beberapa situs yang barangkali berisi cerita humor.
Zrashh!!
Tiba-tiba angin dingin melintas di leherku. Aku terdiam. Oh, tidak! Jangan bangkit sekarang. Jangan katakan sixth sense-ku bekerja di saat yang tidak tepat seperti ini.
Dengan perlahan kuangkat kepalaku, melirik Tuan Lee. Beliau terlihat sibuk dengan komputernya di sebelah timur. Kuedarkan lagi pandanganku. Tepat pada tangga di pojok ruangan pengelihatanku terhenti. Aku terdiam, sosok bayangan putih yang tengah berdiri di sana membuatku tak bisa berkutik. Seolah terhipnotis, aku bahkan tak bisa menggerakkan tubuhku. Jangankan bergerak, untuk menarik nafas saja rasanya sesak, seolah dadaku ditimpa beban ratusan kilogram.
Cklek!
Suara pintu terbuka membuatku terkejut, seakan kembali ke alam sadar. Itu suara pintu kamar mandi yang dibuka Minho.
Entah sejak kapan, kusadari nafasku memburu dan tubuhku bergetar. Jantungku berdetak lebih cepat, memaksa pembuluh darahku untuk mengalirkan oksigen dengan kecepatan ekstra ke otakku. Secepat mungkin aku harus menguasai diriku.
“Ada apa denganmu, Hyora?” tanya Minho dengan kedua alis bertaut. “Kenapa wajahmu pucat?” lanjutnya, bingung dengan perubahan sikapku yang tiba-tiba.
Sekali lagi aku terdiam, bingung harus menjawab apa. Kualihkan pandanganku, memaksa otakku bekerja lebih cepat untuk mencari sesuat yang bisa kujadikan alasan. “Ahh…, AC-nya dingin!” jawabku berbohong, dengan alasan yang payah.
Minho tertawa kecil. Sekilas ia tampak tak mempermasalahkan keadaanku, namun sorot matanya menunjukkan ia menyimpan rasa penasaran.
Minho duduk di sebelahku, kembali dengan laptopnya. “Sudah selesai. Mana flashdisk-mu? Aku copy-kan datanya.”
Aku menyerahkan flashdiskku, berusaha terlihat biasa saja.
Dengan pandangan yang ragu-ragu, aku kembali melihat ke arah tangga. Omona, Sosok itu telah raib.
Minho berdiri begitu selesai dengan flashdisk-ku. Ia meregangkan sejenak otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Ia beranjak pada bukunya yang ada di sofa setelah puas dengan kegiatan peregangannya. Tiba-tiba ia terperanjat. Kedua bola matanya terbelalak. Di bekas sofa yang ia duduki terdapat air yang membentuk bercak. “Ya! Kenapa di sini bisa ada air?!” umpatnya.
“Hah? Mworago?!” aku ikut terkejut. Apa lagi sekarang?
Minho meraba bagian celana di bokongnya. Tubuhnya berubah tegang. “Celanaku tidak basah!” serunya, semakin heran. Ia kemudian berjongkok dan menyentuh air itu dengan ujung jarinya. Ia mengarahkan cairan itu kehidungnya, menciumnya dengan penuh rasa curiga. Namun kedudian, ekspresi heran yang sama terlihat lagi di wajahnya. “Kesat dan tidak berbau.” komentarnya.
Zrashh.. hawa dingin itu muncul lagi, membuat bulu kudukku berdiri. Aku mulai risih. Aku tidak suka dengan keadaan ini. Kuhentak-hentakkan kakiku, ingin cepat-cepat pergi dari sini.
“Minho-ya, biarkan saja. Ayo kita pulang, sebentar lagi malam!” aku menarik lengannya.
Minho berdiri, tampaknya menyadari kegelisahanku. Ia memulai mengemas barang-barangnya.
Tak sengaja aku menoleh ke arah kiri, ke arah perpustakaan. Oh gosh! Kali ini aku sempurna menjadi calon penderita serangan jantung. Sosok itu terlihat jelas sekarang. Sepasang mata hitam pekat yang sebagian tertutup rambut usang. Dari bagian hidung ke bawah tak terlihat karena tertutup rak buku. Mata itu melengkung perlahan seolah bibirnya yang tak terlihat olehku sedang tersenyum.
Tubuhku mendadak lemas, namun aku berusaha untuk tak berteriak. Ya, kurasa aku sudah lupa bagaimana caranya berteriak dan mengangkat kakiku untuk lari.
Sekilas Minho melihat arah pandangku. Wajahnya berubah tegang, seolah melihat hal yang sama denganku. Menyadari wajahku yang pucat tanpa mengucapkan apa-apa lagi dia segera menarikku ke luar fakultas untuk pulang.
***
2 weeks later
Aku meneguk sebotol air mineral. Rasa hausku membuncah dengan ujian yang menguras otak yang baru saja berakhir setengah jam lalu. Aku duduk di pojok kantin bersama temanku, Jonghyun dan Key. Semua diam, seolah isi otak kami memang sudah terpencar kemana-mana.
Jonghyun tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya. Ia menghela nafas sejenak. “Ayo ke perpustakaan. Kita bergabung dengan Soonhee dan yang lain. Aku bosan diam di sini,” ucapnya.
Aish, namja genit satu ini memang tidak pernah berubah. Jika sudah menyangkut urusan Soonhee−wanita yang menjadi incarannya, kemana pun tak menjadi masalah untuknya. Dan aku tahu benar, perpustakaan adalah salah satu tempat yang dibencinya. Tempat sunyi, senyap, penuh buku yang dengan mudahnya membuat kedua mata merapat.
Sebenarnya aku agak enggan mendengar kata perpustakaan jika ingat kejadian dua minggu lalu yang kualami bersama Minho. Tapi melihat Key−saingan genit Jonghyun− yang juga ikut berdiri, aku pun tak punya pilihan. Aish, rasanya ini seperti masuk ke rumah singa!
***
Para yeoja incaran Key dan Jonghyun−Lee Soonhee, Kim Yong Sang, Choi Eun Hwa, dan Kim Hyunri−nampak berkumpul di sebelah timur rak buku. Keempat yeoja itu terlihat sibuk bertukar cerita. Begitu duduk di salah satu kursi aku baru sadar kalau topik yang mereka bicarakan adalah pengalaman seram yang pernah mereka alami. Astaga, aku memang masuk ke tempat yang salah.
“Kalian tahu, tidak?” Hyunri memulai ceritanya. “Dulu di sekolahku ada pembantaian sebuah keluarga besar. Tepatnya, kejadiannya di kelasku. Pantas saja dulu di kelasku sering terdengar ribut dari ruang guru. Entah orang berteriak, menangis, minta tolong. Padahal kami semua sedang belajar. Dan bodohnya, aku baru tahu setelah tamat SMU,” celotehnya, terdengar setengah bercanda.
Key dan Jonghyun terlihat bersemangat mendengar cerita Hyunri. Entah karena memang ceritanya menarik atau wajah orang yang menceritakan menarik? Hmm..
Aku merebahkan kepalaku di atas meja, malas mendengarkan cerita yang hanya akan membuat tak berani ke kamar mandi. Selamg beberapa meja di sebelah kanan kulihat Minho sibuk dengan laptopnya. Omo, sebenarnya otak anak itu terbuat dari apa? Baru saja selesai ujian sudah belajar lagi.
Aku mengalihkan pandanganku. Kuperhatikan satu per satu AC yang terpasang di setiap pojok ruangan. Semuanya tertutup. Itu tandanya AC di perpustakaan ini semuanya mati. Lalu, mengapa suhu di sini semakin lama semakin dingin saja? Aku menghebuskan nafas berat. Jangan katakan dengan mengumpulkan cerita horror seperti ini penunggu di sini akan hadir?
“Nightmare!” umpatku berbisik.
Aku mengangkat kepalaku. Tubuhku bergetar, kepalaku sedikit pening, dan jantungku mulai berdebar. Sixth sense-ku bangkit lagi, dan keadaan ini adalah tanda-tanda kehadiran makhluk lain di sini.
Aku mengedarkan pandanganku ke deretan bangku kosong di sebelah kiriku. Benar saja, makhluk itu datang lagi. Aku menelan ludahku, berusaha sekuat tenaga untuk tidak berteriak. Makhluk itu duduk dangan kepala menunduk dan wajah yang tertutup rambut.
Seolah sadar aku memperhatikannya, makhluk itu pelan-pelan menoleh. Ia menyeringai, menampakkan mata lengkung bulan sabitnya seperti yang kulihat waktu bersama Minho di loby. Tubuhku mendadak lemas. Aku mengalihkan pandanganku dan menyandarkan kepalaku di pundak Yong Sang.
Aku menoleh ke arah Minho. Ia balas menatapku. Kedua bola matanya menyipit. Ia menailkkan telunjuknya perlahan, menempelkannya di depan bibirnya, isyarat bagiku agar tetap tenang. Aku mengangguk pelan tanda setuju dengan amanat yang diberikannya.
Suasana semakin terasa dingin. Aku tahu, makhluk itu tak hanya diam di sana. Aku melirik ke kiri, tak punya tenaga untuk menoleh. Right, makhluk itu telah berdiri dan menghadap ke arah kami. Perlahan ia bergerak. Gaun bagian bawahnya transparan dengan lantai. Aku hanya pasrah dan berdoa ketika ia semakin mendekat. Tak seorang pun sadar, di tengah keriuhan cerita-cerita mereka sesosok makhluk tak diundang datang dan melintas menembus tubuh mereka.
Aku menatap punggung makhluk itu dengan kepala masih bersandar di pundak Yong Sang. Sekilas ia menoleh lalu menghilang setelah melewati rak buku.
“Hyora, kenapa kau diam saja daritadi? Kau sakit?” tanya Yong Sang setelah cerita horror mereka berakhir.
Aku menggeleng.
Jonghyun mendesah, “Aduh, wajahnya sudah jelek seperti itu. Pasti ada apa-apa!” Jonghyun yang memang tahu aku memiliki sixth sense rupanya sadar dengan keadaanku. “Kau lihat apa barusan?”
Aku menggeleng. “Ada yang lewat saat kita bercerita.” jawabku seadanya.
“Nugu?!” Key merespon heboh. Kedua matanya terbelalak dengan mulut membentuk huruf ‘o’.
Aku melirik ke arah Minho lagi. Ia menatapku sambil tersenyum tipis. Lehernya bergerak, melakukan sebuah gelengan kecil.
Aku tersenyum. “Bukan siapa-siapa, tidak penting!” jawabku, terdengar malas, membuat Key mengerucutkan bibirnya.
Aku berdiri. “Ayo pulang, sebenttar lagi perpustakaan akan tutup!” usulku akhirnya, diikuti teman-teman lain.
Isyarat yang diberikan Minho dan keputusan yang kuambil benar. Tak ada yang pantas diceritakan untuk tadi. Aku tak mungkin mengatakan bahwa yang kulihat adalah sosok perempuan bergaun putih panjang dengan rambut usang yang menutupi setengah wajah lalu memiliki bola mata yang hitam pekat dengan mulut meneteskan darah. Biar saja aku yang tahu sendiri, toh tidak baik menjelek-jelekkan makhluk itu selama di tak mengganggu.
***
Pukul 11.00 AM. Jam SGD berakhir. Aku menuruni tangga bersama Minho. Kami masih belum saling bicara tentang kejadian diperpustakaan kemarin.
“Hyora-ya, kurasa kita harus mecari literatur baru lagi untuk bahan diskusi besok,” ucap Minho sambil menuruni anak tangga satu per satu. “Mau mencarinya di perpustakaan?”
Aku menghentikan langkahku, menatap Minho seolah bertanya ‘apa kau sudah gila?’
“Kau yakin?” aku jadi sedikit salah tingkah. “Bagaimana jika kita bertemu lagi dengan ‘itu?’”
Minho tersenyum. Ia menarik tanganku. “Biarkan saja dia. Apa salahnya ‘dia’ tinggal di sana?” paparnya, santai. “Pikirkan saja tugas kita. Ayolah, jika ini memang tempat kita semua, kau tidak keberatan berbagi tempat dengan’nya’ juga, kan?”
Aku menghela nafas. Apa yang dikatakan Minho benar. Akhirnya bibirku bisa tersenyum. “Ne, ne, aku tidak keberatan. Ya sudah, kajja!”
Ini mungkin pilihan yang tak ingin kujawab. Tapi dengan adanya makhluk itu, bukan berarti aku harus menghindari perpustakaan fakultasku selamanya. Dan benar saja, aku dan Minho bertemu lagi dengan’nya’ di perpustakaan. Makhluk itu duduk di samping penjaga perpustakaan sambil melihat layar computer dengan tatapan kosong.
Aku memang tak tahu siapa dia dan darimana asalnya. Aku juga tak berminat untuk tahu soal itu. Tapi, selama kami tak ada perselisihan, kurasa tak masalah berada di atap yang sama. Mungkin dia bisa membangunkanku dengan wajah seramnya jika aku tidak sengaja tertidur di sini. 😀
Berbagi itu indah, meski dengan orang yang berarti tanda kutip untuk kita. Just have fun! ^^,
***
FIN
Aduuhh.., ini sih sharing, yah? Nggak ada klimaks. Tapi, yah ini based true story, nggak mungkin aku tambah-tambahin biar terkesan ‘wah’. Intinya, cerita ini mengalir apa adanya deh. Maaf ya, kalau nggak suka. Maaf juga kalau ada typo. Lain kali aku buat yang dari imaginasiku deh kalau udah liburan. Gomawo udah baca ^^,
©2011 SF3SI, Chandra.
This post/FF has written by Chandra, and has claim by her signature
This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^
Don’t forget to :
- Open FAQ page for ask something.
- Open GUESTBOOK for new reader
- Open Join Us page to know how to send your FF
- Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
- For new reader, please join page Talk Talk Talk
- Open page LIBRARY if you miss some FF
tugeun tugeun bcnya… huaa mana baru aj hujan setengah hari.. trus dingin bgt… huhuhu
tp keren… hahaha
aq mlh kbyng cewenya emng si yuri…
n aq kira td diceritain ttg si ‘dia’ itu.. trnyata gak… hihii
hehe, ngga apa.. bayangin ah itu Yuri.. *Minyul shipper*
makasih ya udah komen..
wuah…serius eon ini bnr2 trjadi sama unni?
ah…kalo aku udh ketakutan duluan kalo ngeliat yg bgtuan dan gak akan pergi keperpustakaan lagi. (dasar penakut!) muehehe
serem eon ngebayangin hantunya.
btw, unni pnya sixth sense yah?
ff ini daebak.
selalu suka sama ff buatan chandra eon:)
iya begitulah.. 🙂
Syukurlah kalau suka..
makasih, ya..
ah gila serem banget
ga kebayang kalau aku yg ngalamin hal kya gini
bakal ga mau lagi ke perpustakaan itu
*merinding euy*
hahaha iya…
aku gitu juga awalnya..
tapi ya, biasain aja..
makasih komennya..
huweeee, kemarin sabtu baru aja nonton film horor sama temen T^T ehh, sekarang malah baca FF horor, makin takut nih saya .__.
Nice FF thor~
makasih ya komennya..
wooh,
aku deg degan bcanya,
ini crita nyata, OMG, ga kebayang dah klo aku yg ngalamin,,
keren,
daebaaakkkk…..
syukureh kalau suka..
makasdih komennya..
Seram perpustakaannya.
Nice story.
makasih udah mau baca..
Trnyata ada juga hal” yg km tkutin ^^
Aku pikir km ga takut dgn ‘itu’ ^^
Kekeke.. U r right, there’s no reason to be scare w/ something which u think weird or yah whatever we called them ^^
Slama ga ganggu, sah” aja kok ^^
Nice story, chingu ^^
hahaha, kamu ni..
ngga mungkin ngga ada yang aku takutin, El..
takut kan wajar..
okee..
makasih komennya..
Sixth sense? Pengen. Bagi dikit dong. XD *dijewer Chanchan-nuna*
Omohomoho. Serem amat di perpus ada penunggunya. /shudder
pengen??
bolehh.. ayok bagi-bagi.. *lu kira apa, chan?*
makasih ya komennya..
huah baca ff ini gak jadi ke kamar mandi.. huweee daebak keren eonn ceritanya…kalau eonni pny six sense berarti sering liat dong. wew… saya yg baru 2x liat itu aja udh gak kuat eonn
iya.. begitulah..
hahaha, kuat-kuatin aja.. awas nanti ketemu lagi lohh.. *plakk*
makasih komennya..
Author punya sixth sense??:o,aq ajj br sekali liat gg brni liat lgi,x_x..author kyk temenq,bs liat yg ‘begituan’..wkwk
Daebak!!minho koq nyante bgt ya??._.,hii..menakutkan,,>.<#peluk minho(?)
Aq tgu The Silent Touch of Marriage!!hha,klo yg The Chronicles Behind Her Cute Nickname,aq blm prnh,baca,aq bc dlu ya..hhe^^
punya temen yag bisa liat juga, ya?? aseekkk.. *apaan sih lu, chan?*
hehehe, itu tokoh aslinya a.k.a temenku emang kayak gitu orangnya..
okee.. tungguin aja..
makasdih ya komennya..
Hiii .. merindiingg … sereemm
Unnie pny Sixth sense ya? Keren deh .. seremm .. hiii …
Jadi takut ke perpuss .. 😥
Daebakk!
hahaha, kenapa malah kamu yang jadi takut ke perpus..
gak apa-apa.. kalau kamu ke perpus kan lumayan sekali-sekali ada yang nemenin.. *gaplokk*
makasih ya komennya..
merindiiiing bacanya..
ternyata punya indera keenam tuh serem ya ternyata. Yaah, kita emang harus berbagi walaupun dgn makhluk beda alam, asal kita jgn ganggu mereka aja. Nice ff thor!
syukurdeh kalau suka..
makasih ya komennya.. ^^
wow…. pengalaman yang seru,, kalau begitu jadi beneran ada yang punya sisth sense ?
iya ada..
di tempatku banyak malahan anak-anak yang punya gitu,. *nyadar tinggal dimana*
makasih ya komennya.. ^^
Ugh.. Jd mrinding sndri ne..
hehehehe..
makasih ya udah baca..
idih chan eon! ceritanya meres alias serem -_-
aaa! penglihatan eonie keren banget memang.. aa aku gamau aah.
ayo eonie ceritain lagi yang kayak begitu banyak-banyak seru bacanya haha 😀
Selalu eonie, aku selalu suka FF bergenre horor eonie. Kangen aaaaa
ceritain??
nanti dehhh..
kalau ada pengalaman yang ketemu jawabannya kayak gini aku bikin deh FFnya..
makasih ya, lilin..
omg. aku bacanya malem-malem gini, langsung kerasa hawa dinginnya -___-”
ceritanya hyunri itu mirip di sma.ku, bedanya nggak ada suara tapi yang ada bercak darah di lantai #curcol
cerita ini mirip sama yang sering eonni.ku ceritain, sama2 di fk juga ^^
daebak, horornya bener bener kerasa 😀
dingin, mau ujan kali.. 😛
hehehe, sebenarnya yang diceritain tokoh aslinya bukan itu, tapi di sekolahnya dia tempat pembantaian jaman G 30 S PKI.. tapi, karena di korea ngga ada G 30 S PKI.. yaudah aku ganti.. hehehehehe *buka rahasia dikit*
masa?
FK emang banyak penunggunya ternyata *gaplokk*
makasih ya komennya..
hah bacanya bukannya takut malah penasaran LOL
pengalaman pribadinya keren thor
tapi aku sebisa mungkin jangan sampailah
pasti lebih parah nanti-___-
hah dapat banget feelnya thor
good job:D
penasaran sama cewek itu, ya?? hehehehe
aku juga *plakk*
makasih ya komennya..
hhadeeeeh… onnie, sereemm yaaaa…
ayoo, coba buat ff horror lagi,…
ayoo..ayoo.. keren, terus sampe sekarang masih ada ??
wawww…
okeee..
nanti aku buat lagi 🙂
masihhh…
rumahnya kili emang disana.. hmm
horor ihhh aku sendirian nih jadi brrrr feel nya dapet banget
aku ampe ketakutannnn
hiii serem banget thor
ehh?? iya, ya seremm???
hehe, makasih ya komennya..
Wauahhh,, Gx nyaman juga ya kalo Punya six sense, N bisa lihat “dia”,, Bawaannya tegang melulu,,,
Hmm,, gx bisa dipungkiri sih,, kita hidup emang harus berbagi,, bahkan dengean sosok-sosok yg kita gx bisa liat tp mereka ada,,hehe #sotoy,,
ya.. ada enak sama enggaknya sihhh…
kan yang diliat nggak selalu hantu.. *apa lagi nihh*
yoookkk setuju.. berbagi itu indah.. kkkkk~
aih..
Mendebarkan.. Hehe..
Nice, saeng!
Ditunggu ff-mu yg lain..
okee eonnie.. tungguin, yahhh…
Keret thor…wua kalo feelnya dapet,aku jadi ngerasa jadi Hyora.
Wua…ga mau banget jadi Hyora..ngeri banget
Nice ff thor,aku tunggu karya” selanjutnya nya 🙂
hehehehehe…
siiippp
nanti kalau ada ide aku buat dehhh..
makasih ya komennya..
sereeem T.T
hmm, betul sih selama gak ganggu, yah jgn diganggu juga.
aduh, aku salut bgt sm yg punya sixth sense.
hmm iya,, ga apa-apa kalau dia ngga ganggu..
makasih ya komennya.. ^^
MERINDING!!!!
bisa ngrasain kehadiran ‘mereka’ aja dh susah, apa lagi ampek ngelihatnya… piissss… -_-V
intinya dua-duanya susah.. hahahaha
makasi ya komennya.. ^^
author punya sixt sense? Daebak!!!! Kalo misalnya tidur ato ke kamar mandi gak enak dong. Aku bru engeh autor tuh pasti ffnya yg berhubungan ama sixt sense atau hantu”an. Ya, temennya….. *ups*. Thor berarti bisa liat arwah yg udah mati gtu?
astaga.. seru banget nih komenmu..
hahaha, ngga kok.. biasa aja..
jalanin apa adanya aja.. ‘mereka’ ngga selalu ganggu kok.. banyak banget yang baik malahan..
temenku yang itu.. iya dehh.. dia malahan nyantai banget anaknya.. ==’
iyaaa… begitulah….
punya six sense? Kadang aku pengen loh punya six sense, gatau kenapa :p
bagi-bagi yukkk.. hehehe
Ini yg aneh aku, ffnya, apa wordpressnya?! (???) #gaje mode on
pasalnya aku ga ngerasa serem, malah ngebayanginnya tuh lucu (?) keren ih unnie punya sixth sense! @@ jadi mau… ah engga deh. Ngapain. Bersyukur aja sm keadaan skg #mendadakbijak xD
dannnnn kenapa perpus selalu jd tempat horor ya? Perasaan perpus sekolahku jg horror2 gimanaa gitu.
Dmn2 emg ada ‘mereka’, aku sering dgr dr anggota klgku yg pny sixth sense jg. Cerita ttg adanya mreka bkin aku jd menghormati stiap tmpat yg kukunjungi. Engga mau sembarangan dan ganggu #kenapa jd cerita -,- maaf ya jd cerita
FFnya bkn cm share nih, bermoral ini! Patut kasih jempol nih! *acungin jempol anak2 shinee xD
iyaaaa…
kalau aku inget-inget ini juga lucu..
wkwkwkwkwk
bener deh bersyukurrr..
aku juga (?????)
yupp.. tiap kemenapun kita, mesti bilang perisi dulu.. siapa tau ‘yang punya’ mungkin kurang berkenan..
okeee..
makasih ya komennya.. ^^
hah~~ koment saya tidak terpublish
padahal udah koment kemaren-___________-
saya ulang koment ya deh XD
sumpah thor, aku bacanya tengah malam
bukannya ngeri atau takut
malah penasaran
tapi Ya Allah jangan sampe aku bisa liat mereka kayak hyora-__-
mungkin lebih dari hyora rasakan
mungkin bisa pingsan di tempat aku lol
sumpah keren thor
jadi kita itu harus saling menghargai makhluk gaib juga bukan?
kekeke dapat pelajaran lagi lol
Good job thor:D
hehehe.. iyalahh.. ini kan ga serem..
yuppp.. kita harus saling menghargai sesama makhluk ^^
makasih ya komennya..
Degdegan banget bacanya. Huaaaa
Authornya emang bisa ‘ngeliat’ ya??
mau jugaaa???
hehehe,,,
makasih komennya..
Author kereeenn… punya indra keenam…><
Tapi serem juga ya, kalau gitu? Apalagi pas baca dekripsian hantunya kaya gimana…
Pengalaman yan menarik, apalagi bahasa penulisannya juga bagus. Aku suka banget ^^b
Ditunggu ff selanjutnya… 😀
syukurdeh kalau suka..
makasi ya komennya ^^
serem amat eon :O itu serius banget serius, eonni ngerasain itu? eonni punya sixth sense? *kepo*
aku merinding-digiding-digiding-ding-ding bacanya :O haih speechless
keren!
merinding?? O.o
awas ada yang nemenin ..
wkwkwkwkwkwk
makasih ya komennya..
keren..! tapi lebih keren lagi kalo chandra ngasih imajinasi n konfil lebih lagi..udah bagus tapi kurang konflik..wkwk mianhae sblm nya ya..hehe ^__^ v ok,semangat buat kedepannya..bsk tambahin konflik lagi aja..btw,yg punya 6th sense siapa?km sndri ya?
UntUk imajinasi siH oke kalau aku lebiH-lebiHkan…
.
Ehm!!
Tapi sebelum ke cerita, kamu udah bAca sendiri kan A.N-ku yang di atas? Ini ‘BASED ON TRUE STORY’
jadi aku ngga mau nambAhin yg nggak terjadi secAra berlebihan..
.
Oke dEh…
Makasi,,,..
kalimat-kalimat terakhirnya itu keren thor
air yang didudukin Minho itu air apa?
ngga tahu.. sampe sekarang masih misteri.. hehe
waw daebak ,
gomawo
wow! makna cerita yang sangat indah dibalik cerita yang sangat menyeramkan.
demi apa deh eon, tadinya aku mau baca malem2, tapi pas liat pict-nya versi gede, aku langsung close window dan buru-buru tidur. serem abisss. dan akhirnya meski aku baca siang2, tetep aja merinding disko. huwakakak.
nice story ^^
ehh???
pictnya serem yah???
iya deh.. hahahahaha
makasih ya udah baca ^^
serem bget chan.
tp selama makhluk itu gak ganggu ya g apa2.
disitukan berdua trus m minho,kalo g m tmen2 lain.
kalo sendirian, pernah ngeliat so2k itu gak chan??
maaf neh aku baru bales.. *plakk
sendirian??
pernah.. ==
merinding sumpah (>_<)
ceritanya bagus tp aku jd gk berani kkamar mandi…
duh jadi kebayang terus, huaaaa …
klo aku yang ngalamin sendiri pasti langsung pingsan ~_~
tapi gak deh, seremmmmmm
hehehe, takut ada yang ngikutin, ya?
makasih ya komennya
Uh, seru seru! Bikin tegang! >w<
Aku puas sama endingnya (?). Terus, aku juga dapat pesan moral yaitu : Sebagai manusia yang baik, kita harus saling berbagi sekalipun sama hantu (?)
Wah komennya mulai gaje nih -__-
Pokoknya aku suka deh 😀
Jempol buat Author b^O^d
ehhh???
emang itu pesan moral ya namanya?? hahaha.. ada-ada aja dehh
makasih ya komennya..
Daebak deh author milih kata2nya. berasa ngalamin sendiri sampe sesek napes. ^^
syukur deh kalau suka.. maksih komennya.. ^^
aku kira hantunya onew abis bilang mata sipit bulan sabit
ehh?? ntar ditabok MVP’s loh..
kkk~
makasih komennya ^^
Wah…wah…wah…ini beneran based on true story oen???,, keren deh ceritanya.
Oenni bisa gak teriak liat “gituan”.
Gituan??*plakk
mian…mksudq liat mahluk kasat mata.
Ditunggu ff daebak lainnya oenn
wahh maaf baru ol.. maaf baru bales komenmu.. makasih ya ^^
*bow salam kenal*
jd author pny sixth sense nih?
dlu aku pny tmn yg pny sixth sense. ky karakter minho itu. nyantai bgt dah. malah dy pnah blg k ‘itu’ , “centil bgt dah lu, pke ngaca2 sgala”
*gubrak*
jd si minho jg critanya pny sixth sense??
*bow salam kenal*
merinding ih bcnya. lg mlm2 n aku d kamar sndirian. jd bolak-balik ke luar kamar… T___T
jd author pny sixth sense nih?
dlu aku pny tmn yg pny sixth sense. ky karakter minho itu. nyantai bgt dah. malah dy pnah blg k ‘itu’ , “centil bgt dah lu, pke ngaca2 sgala”
*gubrak*
jd si minho jg critanya pny sixth sense??
aku?? hmm…
.
haha.. iya dia punya tuh.. nyantai banget malah orangnya,. udah biasa soalnya.. kkkk~
makasih ya komennya ^^
baca ini pas jam 12 malam tepat, sendirian di kamar, lampu dimatikan, angin malam berhembus ke tengkukku, dan saya tetap membeku di tempat. bodohnya, gak mau berbalik ke manapun. was was jika saja ada pemandangan seperti deskripsimu itu, hahahahah
tau gak, saya itu gak terlalu suka sama yang namanya horor, tapi dibela-belain baca karena kamu yang bikin *wink*.
Eh excuse me, saya gak gombal kamu yah, saya cewek tulen dan saya normal #apasih
bagus eonn?!!!! caranya biar sixth sense nya terbuka gimana?
Fyuhh serem banget chingu, jadi inget sering dapet perasaan gak enak kayak Hyora,^^