Not Cyber Love=Not LDR [Imaginary ver 1.2]

[Imaginary ver.] Not Cyber Love=Not LDR

(SAD ENDING 1.2)

Mianhae.. aku ngebawa versi SAD ENDING-nya dulu nih ^^

Kekeke…

Sementara, sad ending aja bisa dibagi jadi macam-macam versi lg, dan semua versi itu ada di otakku, aku pilih salah satu versi aja lah ya?! ^^

Kyknya dari respon kalian sma prolog yg aku bikin, kalian bingung ya??

Ahha.. prolog yg udh kalian baca itu tuh, bakal ada dalam cerita baik di sad ataupun happy endingnya, sayang (??) => kebiasaan

Jd, cerita bonusnya ini tuh adlh anti klimaks dari klimaks yg udh kalian baca. Bisa dipahami kan ya? ^^

Oh ya, aku juga minta maaf ya karena dibagi jadi dua part dan itu berarti kalian harus menunggu dan menunggu lg TT____TT

Oh ya, aku mau ngasih tahu. Itu di teasernya (halah), aku salah kasih tahu ^^

Mksd aku tuh shift kerjanya malam dan pagi ya ^^ Kekeke… Biar nyambung nanti sama cerita selanjutnya ^^

Oke deh, drpd aku bnyak bacot.. Let’s read it!! Kajja!!

Happy reading, all ^^

Author : Ji I-el

Main Cast : Lee Taemin, Athena Efrinne (it’s Taemints time) ^^

Support Cast : Lee Taesun (anggap aja kembarannya Taemin), Karrie Hang, Allichia Putri, Kim Hana

Length : Two shot

Genre : Tragic Romance

Rating : PG-15

Summary : “Sudah kuduga, akhirnya pasti seperti ini..”

 

***Ji I-el

***ATHENA POV*** 

Aku menyesap cappucinoku dalam-dalam, kemudian kembali memandang layar netbook-ku. Aku sedang menulis, mungkin lebih tepatnya kembali menulis. Menggeluti hobby lamaku. Aku buka blog tempat aku biasa bernaung dan mem-post­-ing hasil karanganku kesana. Sembari menikmati jam istirahatku, aku juga tak lupa untuk membuka email. Aku baru ingat, sudah lama sekali aku tidak membuka email.

Kususuri jariku dan meng-klik inboxku. Nampaknya tak ada inbox menarik, selain beberapa attachment data-data pasien yang aku tangani, hanya ada beberapa email dari teman-teman semasa kuliah, adikku yang mengirim foto-fotonya saat OSPEK, Allichia, Karrie, email dari pengirim yang tidak masuk dalam daftar kontak, dan yang terakhir dari Taemin.

            “Mwo? Ta-Taemin?!” aku hampir tersedak saat menyesap sisa akhir cappucinoku. Dan segera saja aku buka emailnya.

From: Lee Taemin

Subject: Annyeong ^^

Hi ^^

I heard from Chia sister that u already in Seoul, ne? Okay, I’ll find u…

 

Apa? Kenapa baru sekarang dia mau mencariku? Aku melihat tanggalnya, sudah sejak 4 bulan yang lalu pesan ini masuk. Apa itu berarti Taemin sudah mencariku kemana-mana tapi tak menemukanku? Aishh aku kan memang tidak pernah membuka email lagi sejak lama. Terakhir kali aku buka emailku adalah saat aku resmi capping sewaktu kuliah semester 5 agar dapat praktek di bangsal dan sekitar 2 tahun lalu aku kirim fotoku saat mengenakan seragam perawat rumah sakit ketika aku masih di Indonesia. Kemudian aku buka email yang tidak kukenal itu.

From: suntae@ymail.com

Subject: Noona, it’s me ^0^

Noona..!!!! *shout*

Long time no see, ne?

I already looked ur pict w/ ur nursing uniform. Kekeke.. Noona neomu yeppeo.

I wanna meet u, Chia noona said that u already in Seoul. Wait me, ne? ^^

-Lee Taesun-

 

 Aigo, ternyata itu Taesun. Hhh.. berarti memang Taemin itu paling tidak bisa ya menyembunyikan sesuatu dari Taesun, apapun yang menyangkut tentang aku akan diberitahukan padanya, tetapi Taesun bahkan tidak pernah menceritakan apapun tentang Karrie padaku. Kalau bukan karena aku sendiri yang mengobrol dengan Karrie, aku mungkin tidak akan tahu apapun tentangnya. Aku pun melanjutkan lagi membuka email lainnya.

From: Karrie Hang

Subject: Eonni, I’m here!

Eonni, ahaha… finally here I am.

I’m in Seoul. I’m looking for u for a long time, why didn’t u answer my previous email?

I need ur apartment address or maybe the hospital name which u work there.

I have met with Taesun in Japan, then we decided to continue our study in Korea.

Reply this sooner, ne? ^^

 

Dan dengan senang hati aku pun membalas emailnya dengan memberikan alamat tempat aku bekerja. Aku tersenyum sendiri mendengar mereka bahagia, dan imajinasi-imajinasi mengenai aku dan Taemin saat bertemu nanti pun sudah mengawang di ubun-ubun. Lalu, kubuka email terakhir yang belum kubaca.

From: Allichia Putri

Subject: Ga tau =.=”

Thena, aku lupa ngasih tau km kalau Taemin sama Taesun itu pindah ke Jepang buat ngelanjutin kuliah mereka. Kebetulan ayahnya memang ada urusan bisnis disana.

Jadi, kalau km ga ketemu mereka di Korea, harap maklumlah.

Oh ya, kemarin Taesun bilang kalau dia satu kampus sma Karrie. Jodoh bgt tuh mereka.

Dan masalah Taemin, aku ga tau mau bilang apa. Hehhe.. Lebih baik kalian ketemu aja. Kalau gak salah mereka berencana kembali ke Korea, tapi mungkin bukan sekarang.

 

Dan email terakhir itu masuk tepat saat aku baru diterima bekerja di rumah sakit swasta tempat aku bekerja dulu saat masih di Indonesia. Terlihat sekali kalau aku hanya fokus pada pekerjaanku, sampai hal-hal seperti ini saja tidak terbaca olehku. Aku malah hampir putus asa kalau-kalau aku tidak akan pernah bertemu Taemin, bahkan saat aku sudah berada di Korea. Ternyata, dia melanjutkan kuliahnya di Jepang. Tapi, kenapa aku tidak diberitahu olehnya? Saat aku melaksanakan capping saja, ku sempatkan waktu mengabarinya walaupun aku tahu tidak akan dibalas olehnya.

Aku memesan satu cup cappuccino lagi dan menghirup aromanya dalam-dalam sebelum meneguknya, aku tersenyum sendiri membayangkan pertemuan kami nanti dan juga membayangkan hubungan kami yang sudah berlangsung lima tahun walau tanpa komunikasi. Masih dengan memandang layar netbook, aku menghiraukan sekelilingku dan menunda kepulanganku ke rumah setelah bekerja untuk shift malam dan pagi tadi. Lagipula, aku mendapat libur dua hari dari rumah sakit, jadi tak apalah aku tahan untuk tidak tidur sekarang. Ini kan kebiasaan yang sampai sekarang tidak pernah dapat diubah walau statusku sekarang seorang perawat. Tapi, kebiasaan inilah yang pada akhirnya dapat membuatku tahan walau harus bekerja malam hari.

** Clouds El Moon ** Clouds El Moon **

***Author POV***

Dari kejauhan, masih dalam coffee café yang sama, dua orang pria yang duduk di kursi paling pojok café tersebut memandang ke arah Athena lekat-lekat. Keduanya menyipitkan mata untuk memfokuskan lensa mereka pada objek yang sudah berubah mimik wajahnya menjadi lebih ceria dari sebelumnya, bahkan terukir semburat senyum di antara kedua pipi Athena walau dia tetap fokus berkutat di depan layar, hingga Ia tidak memperhatikan bahwa sejak tadi gerak-geriknya diawasi.

            “Hyung, dia terlihat bahagia. Ada apa ya?” tanya salah seorang dari pria muda yang memperhatikan Athena sejak satu jam yang lalu.

            “Mollayo, mungkin dia baru membaca sesuatu, kurasa.” jawab pria asing lainnya.

            “Ahh, aku baru ingat. Bukankah beberapa tahun terakhir ini dia sibuk? Mungkin dia baru membaca semuanya hari ini.” Terka pria yang pertama kali angkat suara tadi.

            “Eumm.. Maybe.”

           “Tapi, sejak kapan dia suka minum kopi? Setahuku dia itu penggemar teh.”

      “Terakhir kali kutahu sih memang begitu. Entahlah sejak kapan dia berubah.”

            “Oh ya, bukankah dia bekerja untuk shift malam dan pagi sekaligus? Jadi, mungkin dia sering mengonsumsi kopi untuk..” katanya terpotong ketika pria yang berwajah agak lebih dewasa menarik tangannya.

           “Ne. Ne, I know that. No need ur explain, arra?  Kajja!” pria itu buru-buru melangkah ketika dilihatnya Athena sudah beranjak dari tempatnya dan melenggang pergi.

beranjak dari tempatnya dan melenggang pergi.

** Clouds El Moon **

          “Hyung, apa kita tidak seperti penguntit?” tanya salah satu pria yang masih saja mengikuti Athena.

              “Sudahlah, aku juga tidak tahu harus dengan cara apalagi setelah sekian lama aku mengabaikannya.”

            “Tapi, hyung. Sebaiknya segera temui dia. Aku juga tidak suka dengan cara hyung memperlakukan noona neomu yeppeo seperti ini. Kau tahu kan kalau aku…” lagi-lagi kata-katanya terpotong. Kali ini karena bekapan tangan dari pria satunya.

            “YA!!! Bisa diam tidak?! Nanti kita ketahuan.”

           “Eumphh.. hyongmph oko todokh boso bornopof.” Akhirnya bekapannya terlepas, “Hyung, kau ini mau aku mati ya? Hhh.. Oh ya, aku rasa noona tak akan menyadari kehadiran kita. Kau lihat telinganya itu?” lanjutnya sambil menunjuk ke arah telinga Athena, “dia pakai headset, hyung.”

        “Oh ya, kau benar.” katanya sambil mengacak-acak rambut namja yang memanggilnya ‘hyung’, “Aaarghh..” tiba-tiba namja itu meringkih memegang perutnya.

              “Hyung, gwaenchanayo?” nada suaranya terdengar sendu rasa panik.

           “Ne, nan gwaenchana. Calm down.” katanya sambil meneruskan untuk berjalan mengikuti Athena. “Hhh~ Sun-ah, aku heran kenapa Thena tidak naik subway?”

              “Eum.. tidak tahu, hyung. Oh ya, kau yakin tidak perlu ke..” kata-katanya terpotong lagi.

               “Sudah. Aku tidak selemah yang kau pikirkan.”

        “Arra, tapi kalau sakit lagi aku tidak akan segan-segan segera mengantarmu ke…” kalimatnya belum juga selesai dia ucapkan.

        “Kau ini bawel sekali sih. Seperti perempuan saja. Athena saja tidak sepertimu.”

        “Hyung, justru noona akan lebih bawel daripada aku mengingat dia seorang perawat. Ya, perawat yang pernah mengisi setiap helaan napasmu, hyung.” Godanya.

            “Bukan pernah. Bahkan masih sampai sekarang.” Tiba-tiba tatapannya berubah sendu mengiringi masuknya Athena ke dalam apartment yang dihuninya.

Ketika mereka sudah yakin betul bahwa Athena masuk dengan selamat ke dalam apartementnya, mereka pun beranjak dari tempatnya memaku kaki untuk mengawasi Athena.

              “Hyung, sudah yuk kita pulang. Besok kita lanjutkan lagi.”

              “Ne, kajja. Aku juga belum meminum obatku. Ahaha..” jawabnya enteng sambil tetap memegangi perutnya seakan sebentar lagi perut itu akan jatuh.

Dan mereka pun memberhentikan taksi, kemudian meminta supirnya berhenti tepat di coffee café tempat awal mereka memperhatikan Athena. Turun ke underground parking area dan masuk ke dalam salah satu mobil sedan berwarna hitam yang terparkir disana. Keluar dari lapangan parkir yang gelap itu, lalu menerobos jalanan raya kota Seoul.

** Clouds El Moon ** Clouds El Moon **

 

***Athena POV***

Aku buka paksa kedua mataku yang masih terasa berat. Loh, kapan aku tidur? Ahh aku baru ingat, begitu sampai apartement kemarin, aku langsung mandi dan merebahkan diri di ranjang, dan mungkin aku tertidur tanpa aku sadari.

Aku baru ingat kalau hari ini aku dapat libur sampai besok siang, lalu malamnya aku harus bekerja lagi. Dan lebih baik aku pergunakan waktuku ini untuk pergi ke mall. Rasanya sudah lama aku tidak kesana. Dan tanpa komando dari otakku, aku segera melangkahkan kakiku ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

** Clouds El Moon ** Clouds El Moon **

***Author POV***

Tak jauh dari apartement Athena, ada sebuah mobil sedan hitam terparkir di pinggir jalan. Supir dan satu penumpang yang duduk di depan terlihat memicingkan matanya, mengawasi apartement yang dihuni Athena dengan seksama. Hingga akhirnya Athena terlihat keluar dari pintu utama apartement dan melangkah ke arah tepi jalan, lalu menyetop taksi yang kebetulan lewat. Setelah memastikan Athena masuk ke dalamnya, sang supir sedan hitam yang sejak tadi terparkir ikut melajukan mobilnya, memutar jalan ke arah seberang dan melaju kencang mengejar taksi yang Athena tumpangi. Benar-benar seperti penguntit yang bisa menyerang Athena kapan saja.

** Clouds El Moon **

Tak lama, hanya sekitar 30 menit, taksi yang Athena tumpangi telah sampai di tempat tujuannya. Di sebuah pusat pertokoan daerah Dongdaemun. Setelah Athena turun, salah satu penumpang mobil sedan hitam itu pun turun, sedangkan supirnya terus melaju ke arah parkir underground. Athena kembali memasang headset-nya ketelinga dan melenggang sambil melihat-lihat barang yang terpajang di etalase setiap toko yang Ia lalui. Athena bahkan tidak menyadari bahwa sedari tadi dia diikuti oleh seseorang.

Dari pintu depan masuk mall, terlihat seorang namja yang celingukan menyusuri seluruh area mall sebatas kemampuan matanya. Dia berjalan cepat masih tetap dengan menilik kiri dan kanannya. Pupil matanya pun membesar, menandakan bahwa ia sudah menemukan apa yang sejak tadi dicarinya.

                 “Hyung!!!!” panggilnya sambil menepuk pundak namja yang tadi turun dari bangku penumpang sedang hitam yang mengikuti Athena tadi.

            “Ahh Taesun-ah, kau mengagetkanku saja.” respon si pemilik pundak seraya menoleh ke sumber suara.

                  “Eotthe?

               “Umm? Yah, kau lihat sendiri, dia masih sama seperti yang dia ceritakan dulu tentang pribadinya. Suka ke mall sendiri, pemilih dalam hal sepatu.”

            “Kau benar, hyung. Athena noona bahkan hanya memasuki beberapa toko sepatu yang menurutku berisi barang-barang yang bagus. Selera fashionnya lebih bagus daripada Karrie. Ahaha..” dia terkekeh sambil terus berjalan pelan mengikuti Athena dari belakang.

            “Dan, benar kata Allichia, dia begini semata-mata hanya membuat dirinya terlihat bahagia dan tanpa beban, padahal hatinya sedang diliputi perasaan yang tak karuan. Kau lihat wajahnya itu Taesun? Sangat ramah ketika menyapa penjaga toko dan bertanya harga, tapi sedetik kemudian bisa berubah muram setelah keluar dari toko.”

        “I know right, she just pretend to be happy. Dia benar-benar merindukanmu, hyung. Mau sampai kapan kau hanya mengikutinya seperti ini? Aku sudah tidak tega melihat wajah memelasnya itu, aku ingin melihat senyum asli noona neomu yeppeo ku apalagi ketika dia bertemu denganmu.”

              “Bukan hanya kau, Taesun. Aku juga, tapi aku takut menemuinya dengan kenyataanku sekarang.”

            “Hyung, tapi cepat atau lambat Athena noona harus tahu semuanya. Jangan biarkan dia berlarut-larut dengan perasaan sesaknya.”

                  “Arraseo, tunggu waktu yang tepat, ya?”

          “Ne, hyung. Ahh.. noona has go. Kajja, hyung!” kata namja yang dipanggil Taesun itu sambil menarik tangan hyung-nya. Mereka pun kembali mengikuti Athena berkeliling mall.

** Clouds El Moon **

 

            “Hyung, jujur aku sudah lelah berputar-putar seperti ini. Kita belum makan siang juga. Ayo, kita makan dulu, hyung!” ajak Taesun sambil menarik tangan hyung-nya.

               “Andwae!! Kau saja yang makan duluan, aku masih mau mengikutinya.”

               “Tapi, hyung..” kata-katanya terpotong.

              “Sudahlah. Kau makan siang saja duluan. Athena saja tidak merasa lapar, kenapa aku harus merasa lapar?” belanya pada Taesun.

            “Ahh ya sudahlah kalau hyung maunya seperti itu. Aku duluan ya, hyung. Kalau ada apa-apa, telepon aku.”

            “Iya, iya. Aku mengerti. Sudah cepat sana!!” kata namja yang dipanggil ‘hyung’ oleh Taesun tanpa menghadapkan wajahnya pada Taesun.

Taesun pun segera meninggalkan hyung-nya yang masih mengamat-amati Athena dari jarak yang cukup jauh, tapi masih bisa terpantau. Athena terlihat memasuki toko buku dan menitipkan seluruh belanjaannya di penitipan barang. Dia hanya terlihat membawa tas jinjing kecilnya dan ponsel yang selalu digenggamnya.

Mata Athena liar memutar ke seluruh sudut toko buku, mencoba menjangkau seluruh isi toko dengan matanya yang menyipit dibandingkan lima tahun yang lalu. Mungkin pengaruh dari penggunaan kaca mata yang hanya Ia kenakan saat menatap layar komputer atau membaca buku hampir selama tiga tahun belakangan ini atau mungkin karena pengaruh lingkungan kerjanya yang memang dipenuhi oleh penduduk asli bermata sipit khas negeri ginseng tersebut.

Seperti biasa, Athena akan menyambangi rak etalase khusus buku-buku kedokteran dan kesehatan. Seraya memilah-milah antara buku yang sudah pernah dibelinya dan yang belum pernah dibacanya, Ia baru teringat dengan ponsel yang sejak tadi dipegangnya.

            “Loh, ponselku kemana? Tadi kan aku pegang.” Athena sibuk merogoh semua saku celana jeans dan kantung-kantung kecil di tas jinjingnya. Dengan wajah yang panik, dia mencoba menelisir seluruh bagian kantung, “Ahh, ketemu juga akhirnya.” katanya dengan wajah lega.

Athena menatap ponselnya lekat-lekat. Diletakannya kembali buku yang sudah Ia ambil dari rak penjualan tanpa melepaskan pandangannya dari ponselnya. Dia bukan menatap layar ponselnya untuk menunggu seseorang menghubunginya. Tapi, Ia menatap sebuah wajah yang terpampang dalam wallpapernya. Ia sedikit tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya ke gantungan yang terkait di ponselnya. Tampak sebuah karakter kartun Mickey Mouse, -karakter yang tak perah dia sukai sebelum Taemin mengatakan bahwa itu adalah karakter kartun favoritnya-, yang terlihat sudah usang dan lama.

            “Taemin, I miss you so much.” katanya lalu meletakan kembali ponselnya ke dalam tas jinjing, mengambil buku yang tadi Ia letakkan kembali, menarik napas dalam, lalu mencoba membaca buku yang ada di hadapannya.

Sementara itu, namja yang sejak tadi tidak melepaskan sedikit pun pandangannya dari Athena, merasa sangat tahu apa yang terjadi pada Athena sesaat tadi. Dengan jarak yang terpaut sekitar empat meter, matanya masih mampu membaca gerakan bibir Athena. Dia tahu siapa yang tadi disebutnya, dia tahu apa yang Athena katakan, dan dia juga tahu apa yang Athena rasakan.

            “Athena, mianhaeyo.” kata lelaki itu tanpa sadar terucap, kemudian dia berbisik dalam hatinya, ‘Maaf karena baru bisa menemukanmu sekarang, tapi aku masih terlalu takut untuk bertatapan mata denganmu. Biarlah keadaannya seperti ini, sampai aku siap untuk menunjukan diriku dihadapanmu.’ Lelaki itu tertunduk lesu dan segera menutup wajahnya dengan buku ketika dia merasa Athena sedang meliarkan matanya lagi, seperti mencari sesuatu atau mungkin seseorang yang Ia rasakan sejak tadi melihat ke arahnya.

Dengan tatapan tanpa curiga, Athena masih sibuk mencari sumber perasaan diperhatikannya itu. Dia mengelus tengkuknya karena lelah memutar batang lehernya ke kiri dan ke kanan.

       ‘Sepertinya ada yang memperhatikan aku deh.’ batin Athena sambil menggelengkan kepalanya karena merasa tidak yakin juga dengan tuduhannya. Athena kembali menunduk ke hadapan bukunya, membacanya lagi, mengumpulkan konsentrasinya lagi.

Disisi lain, namja yang memang mengikuti Athena entah sejak kapan itu bisa bernapas lega dan menurunkan bukunya dari wajahnya.

       “Mianhae. Jeongmal mianhae, aku sudah membuatmu larut dalam kesedihan bertahun-tahun. Mianhae…” bisiknya perlahan pada buku-buku yang menjadi saksi bisunya.

** Clouds El Moon **

Athena terlihat sudah memilih beberapa buku yang akan dibelinya. Setelah membayarnya di kasir, dia pun keluar toko buku tersebut dengan tak lupa mengambil barang-barang belanjaan yang sebelumnya dia titipkan. Dia keluar dengan mengucapkan terima kasih pada penjaga yang kebetulan berdiri di depan toko buku tersebut sambil membungkuk. Dan, laki-laki itu masih saja mengikutinya.

Arah kaki Athena mengarah ke sebuah tempat makan yang kebanyakan pengunjungnya adalah anak-anak remaja. Dia tidak peduli pandangan sekitarnya, asalkan dia bisa mengisi kekosongan perutnya, itu sudah lebih dari cukup bagi Athena. Setelah memesan makanan, dia pun berputar mencari tempat duduk, dan tak jauh dari tempatnya duduk, terlihat sosok Taesun sedang fokus menatap layar ponselnya.

               “Taesun, apa yang kau lakukan disini?” tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk bahunya.

            “Hyung, aku kan tadi minta izin makan. Hehe..” Taesun tertawa tanpa dosa, “Selesai makan, aku sibuk sms-an dengan Karrie makanya aku lupa kalau aku pergi bersama hyung, tadi. Kau tahu kan, dunia serasa milik kami berdua kalau kami sudah mengobrol.”

             “Ahh, iya. Taesun, kau lihat itu!” tunjuk hyung dari Taesun itu ke arah Athena.

                “Waeyo, hyung?”

                “Dia, benar-benar menepati janjinya untuk menungguku.”

               “Lalu?” tanya Taesun tanpa mengahadapkan wajahnya pada hyung-nya.

               “Dan entahlah, apa sebutan untukku nanti saat dia tahu semuanya.”

              “Well, sebenarnya dia sudah tahu sebagian dari semua yang kau maksud, hyung. Dan tampaknya, wajahnya seperti itu karena takut.”

                 “Takut?” keningnya berkerut.

           “Ya, takut kehilanganmu.” Taesun pun segera mengalihkan pandangannya lagi ke layar ponselnya, seakan ingin privasi bagi hyung-nya untuk memandangi Athena dari tempatnya duduk.

            ‘Taesun benar. Dia sangat takut kehilanganku. Dia memang benar-benar menungguku dan diia pasti berjuang keras untuk sampai ke titik ini. Wanita yang mandiri, cantik, pintar. Aku yakin selama dia menungguku tak sedikit yang menginginkan dirinya. Dan seandainya saja aku punya kesempatan itu, aku pasti namja paling beruntung yang bisa mendapatkannya.’ Kata namja yang masih terus memperhatikan Athena dalam hati.

        “Oh ya, hyung.” Taesun membuyarkan fokus hyungnya, “Kau tahu? Menurutku Athena noona masih sangat cocok untuk disandingkan denganmu. Lihat, wajahnya saja bahkan tidak terlihat lebih tua darimu.”

            “Aku tahu, Taesun. Tapi, aku tidak bisa. Kalaupun aku mau, aku harus mengorbankan salah satu dari kita. Kalau bukan kau, pasti Star”

             “Umm.. tidak apa. Kalau kau memang begitu mencintainya, biar aku yang melakukannya untukmu. Kau kan kembaranku, Taemin hyung.” Kata Taesun sambil menepuk bahu namja yang ternyata bernama Taemin itu.

            “Tidak. Aku anak pertama, jadi harus aku yang melakukannya.” Kata Taemin sambil menatap lingkaran emas putih di jari manis kirinya.

Tak lama kemudian Taemin merasa perih di sekitar abdomen, Ia pun meremas kuat-kuat di sekitar bagian yang terasa perih olehnya itu. Taesun masih tak memperhatikan Taemin yang mulai keringat dingin dan menahan erangan rasa sakit.

                “Su-sun..” panggilnya lemah sambil menarik ujung lengan kemeja yang Taesun kenakan.

          Merasa kemejanya ditarik, barulah dia mengalihkan pandangannya kepada Taemin, “Hyung!!” panggilnya setengah berteriak. “Sudah kubilang kan?! Sudahlah hentikan kegiatan ini. Sudah empat bulan kau beralih profesi menjadi penguntit seperti ini. Ayo, kita ke rumah sakit!” Taesun segera menggopoh Taemin dan membantunya berjalan. Mereka tak peduli bagaimana tanggapan orang-orang yang melihat kondisi Taemin yang berwajah pucat bak mayat hidup, membuat suasana tempat makan itu menjadi ramai.

         “Ada apa?”  tanya Athena kepada salah satu pasangan muda yang kebetulan baru masuk ke dalam restoran itu.

            “Ohh itu. Tadi ada namja yang dipapah. Sepertinya sakit karena wajahnya pucat sekali. Juga keringat dingin.” jelas si perempuan.

           “Jangan lupa jagi, tadi dia memegangi perutnya sambil meringis dan sesak napas.” kata sang pria sambil membelai rambut hitam panjang pasangannya.

            “Memegangi perutnya?” tanya Athena penasaran, “Sebelah mana?” tanya Athena lagi.

     “Humm.. Eumm.. sepertinya disebelah sini. Ya, disebelah sini.” si perempuan menunjuk perut bawah sebelah kanannya, “Ohh bukan, bukan. Agak kesini.” Kali ini dia agak menggeser sedikit telapak tangannya ke arah pinggang. Kali ini dia yakin akan letaknya.

              “Oh, dia pasti sakit ginjal.” respon Athena mantap. “Apa orangnya masih disekitar sini?”

        “Humm kurasa belum jauh karena jalannya lambat sekali. Dan dia dipapah.”

            “Ohh, kamsahamnida.” ucap Athena sambil merapikan tas dan barang-barang belanjaannya, “Oh ya, kalian mau duduk disini? Kupikir restoran ini sudah penuh.”

             “Tidak usah. Tidak usah, agassi saja yang duduk. Selesaikan makanannya terlebih dahulu.” kata si perempuan menolak.

             “Aku memang sudah selesai kok. Aku buru-buru mau mengejar pria tadi. Siapa tahu aku bisa sedikit menolongnya.” Athena membungkukkan badannya dan berlalu dari mereka.

            “Gomawo, eonni.” ucapan itu keluar dari yeoja berbibir tipi situ.

Athena berlari keluar mall secepat yang dia mampu. Dia sudah biasa berlari seperti itu karena pengalamannya selama menjadi perawat. Dengan cekatan dia mengedarkan pandangannya keseluruh sudut jalan di depan mall tersebut, tapi dia tidak menemukan satupun sosok yang dipapah atau sosok yang meringis kesakitan. Athena berlari ke bagian kiri mall, tidak Ia temukan satupun orang dengan tanda-tanda yang dibicarakan, tak juga Ia temukan orang tersebut di bagian kiri mall. Akhirnya, Athena memutuskan menghentikan taksi di depannya dan memilih untuk kembali ke apartementnya.

** Clouds El Moon ** Clouds El Moon **

***Taemin POV***

Taesun memapahku menuju lapangan parkir. Dan sepanjang jalan dari restoran tadi menuju ke luar mall, tak ada pasangan mata yang tak melihat aku dan Taesun. Taesun memintaku bersandar ke tembok sementara dia akan mengeluarkan mobil dari lapangan parkir. Aku pikir aku juga tidak akan kuat jika harus berjalan sampai ke mobil.

Aku bersandar pada jendela besar di belakangku. Mencoba bersikap biasa seakan tidak terjadi apapun padaku walau perutku benar-benar terasa panas. Aku memegangi perut kananku karena rasanya seperti akan terjatuh. Aku masih merasa ingin melihat Athena lagi, aku masih belum puas memandangi wajahnya yang bahkan tidak ada bedanya sejak 5 tahun yang lalu. Hehe.. aku pikir dia benar-benar mengurus dirinya agar tidak menjadi tua. Dasar yeoja.

Saat aku menoleh ke belakang kaca yang kusandari, aku melihat Athena berjalan cepat menuju ke tempat dimana aku berada. Dia tidak boleh bertemu denganku dengan cara yang seperti ini. Tidak, bahkan dia tidak boleh tahu kalau sejak aku menghilang dari kehidupannya, aku hidup dengan cara yang sulit seperti ini. Tidak bebas beraktivitas, cepat merasa lelah, bahkan harus menjaga pola makan dan kegiatanku. Semuanya karena aku hidup dengan satu ginjal saja.

       “Aku harus sembunyi. Aku tidak ingin terlihat.” aku berjalan menyeret kaki sebelah kananku. Aku memilih masuk ke dalam ruangan mesin ATM.

Dari pintu kaca ruang mesin ATM ini, aku bisa melihat Athena tergesa-gesa mengedarkan pandangannya. Seperti mencari sesuatu. Di satu sisi, aku lihat mobil Taesun sudah keluar dari lapangan parkir. Begitu aku lihat Athena berjalan ke arah kanan depan mall, aku segera manfaatkan keadaan itu untuk berlari kea rah mobil, memutar dari belakang dan duduk di kursi penumpang depan.

    “Taesun, jalankan mobil ini sekarang, cepat!” kataku setengah berteriak walau napasku tersengal-sengal sambil meremas perutku yang semakin menjadi.

         “Kenapa?”

         “Sudah cepat jalankan.” Taesun segera menarik gear, memasukkan kopling lalu menginjak pedal gas. Berlalu dari pandangan Athena, bertepatan dengan Athena yang setengah berlari menuju tempaat dimana aku bersembunyi tadi, “hhh syukurlah.”kataku sambil bernapas lega.

          “Ada apa sih, hyung? Seperti dikejar-kejar setan aja.”

        “Tadi Athena keluar dari mall. Aku gak mau ketemu dia, makanya aku suruh kau cepat jalan.”

       “Loh, bukankah bagus, hyung? Kan kalian bisa ketemu jadinya.” kata Taesun masih tetap fokus mengendarai mobilnya.

            Rasa sakitnya muncul lagi. Kali ini lebih panas dari yang sebelumnya, “Arghhh.” Kataku meringis menahan sakit. “Paling tidak, bukan dengan keadaan seperti ini aku bertemu dengannya.” kataku menjelaskan sebelum akhirnya aku mendapati pandanganku merabun dan semuanya terasa gelap.

** Clouds El Moon **

Aku merasakan beberapa bagian dari tubuhku menjadi hangat, seperti ada aliran darah yang baru terpompa dari jantungku menuju ke paru-paru.

            “Hyung!!! Hyung!!” aku mendengar suara Taesun meneriakan namaku. Tubuhku pun diguncang-guncangkannya. Aku mengerjap-kerjapkan mataku. Mengadaptasikan mataku dengan cahaya lampu yang begitu terang untuk mataku, “hyung, kau sudah sadar rupanya. Syukurlah.” kata Taesun sambil memelukku.

                “Kenapa aku disini?” tanyaku kebingungan.

            “Kau pingsan di mobil, jadi aku bawa kau kesini. Oh ya, tadi aku sudah menelepon Hana supaya dia kesini menjegukmu.”

            “Ohh.” tanggapku santai. Lalu aku menyadari sesuatu, “hahh? Apa? Kau bilang kau menelepon siapa?”

               “Hana. Apa perlu ku ulang? Ha-Na.” kata Taesun mendikte.

            “Kau gila?! Sudah kubilang, jangan pernah kau panggil dia jika aku dirawat disini.”

            “Kenapa?” tanya Taesun dengan tampang polosnya.

           “Ini Seoul National University Hospital, kan? Dan kau tahu kan siapa salah satu perawat disini?”

            Taesun terlihat berpikir, “Heum.. Iya. Perawatnya.. Jangan bilang Athena noona?” aku mengangguk mendengar jawabannya. “Maaf, aku tidak tahu hyung. Aku ceroboh.”

          “Ya sudahlah, kalau begini kita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tinggal berharap semoga perawatku bukan dia.”

Baru saja aku selesai berbicara seperti itu, pintu kamarku terketuk agak pelan. Dan perlahan pintunya terbuka. Seorang yeoja memasuki kamarku dan mulai menyapa aku dan Taesun yang memang kebetulan hanya kami yang ada disini.

            “Annyeong haseyo.” sapanya lembut sambil membungkukkan badannya. Sementara aku menutup wajahku dengan bantal ketika melihatnya mengangkat kepala dan menatapku.

** Clouds El Moon ** Clouds El Moon **

Yeii… ^^

Udah beres nih part 1 dari bonusnya ^^

Hohohohohohohohoh… ^0^ #plakkk

Nah, sebelumnya aku minta maaf ya karena aku bagi jadi 2 part. Huhuhu TT____TT

Aku author  yg galau dan plin-plan nih. Tp drpd buru” trus kalian kurang puas, yahh jd maklum ya. Aku udh mempertimbangkan semuanya kok ^^

Oke deh, harap dimaklumi ya

Sipp deh klo gitu. Ayo di comment di comment dong ^^

Comment like oxygen dan cara km berkomunikasi dgn authornya

Gomawo ^^ -bow-

©2011 SF3SI, Ji I-El.

This post/FF has written by Iza, and has claim by her signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

 

36 thoughts on “Not Cyber Love=Not LDR [Imaginary ver 1.2]”

  1. ahhhh kereen.. taemin .. aduh kasiaaan … jadi selama 4 bulan terakhir ini taemin udah tau dimana thena tinggal, ahh ayo lanjutannya cepeet !! di tunggu bangeet
    kereeen

  2. *&^^$##@$^&%&%^%%#@!@!!!
    Ahhh nggak tahu mau ngomong apa-_- kereeeeen banget kayak biasa FFmu eonnie^^ (maaf saya sok akrab panggil-panggil eonnie segala .__.)
    ditunggu banget kelanjutan FF ini! XDD

    1. Ahh km bisa aja, Tazkia ^^
      Tp makasih atas pujiannya ^^
      Gapapa, panggil aja aku eonni, asalkan km lahirnya thn 94 kebawah soalnya aku lhir thn 94 ^^
      Thanks for ur comment ^^

    1. Ahaha.. maaf ya, itu memang kebiasaan saya XD
      Umm.. jawabannya, cukup Taemin, saya, dan Tuhan yg tahu (???)
      Thanks for ur comment ^^

  3. ahh..thor itu taemin knp lagii? sakit ginjal? T.T
    aduh..
    kasian sama athena
    ntar dibikin happy ending donk? yayaya 😀

    1. Hehehe…
      Umm.. bukan sakit. Aishh.. kamu ga baca before storynya ya?
      =.=
      Umm.. iya akan ada kok happy endingnya ^^

  4. kasian athena…
    ngga ngebayangin part lanjutannya..
    kayaknya sedih bgt d…
    ngga sabar nunggu lanjutanyya!
    jgn lama-lama ya chingu!
    *maksa
    hehehe

    1. Hehehe.. amin klo kelanjutannya sedih bgt apalagi klo km nangis, brsyukur skali diriku ^^
      Iya, ga lama kok, tinggal dikit lg dipoles baru deh di post ^^
      Thanks for ur comment ^^

    1. Iya, sabar ya menunggunya ^^
      Waduhhh popomu ajaib skali bisa menyembuhkan sakitnya Taemin ^^
      Thanks for ur comment ^^

  5. Hana siapa? aku penasaran! terlalu banyak Hana di dunia ini, dan ini Hana yang mana? tidakkk! *bingung? ehehe rahasia*

    sakit ginjal macam apa ini? Taemin kurang minum ya? *true story sih sebenarnya*

    bau-baunya perawatnya Taemin itu Athena……

    1. Iya, banyak bgt ^^
      Umm ya Hana yg ada di sinilah ^^
      Kekeke
      Ihh km ga baca teasernya ya?
      Ummm ne ne iya bbrp disini msh true story ^^
      Thanks for ur comment ^^

  6. wah…jadi…jadi…Taemin udah ketemu sama athena?
    ahh…Taemin nya sakit ginjal?
    sayang bgt Athena nya gak nyadar kalau selama ini Taemin selalu buntutin dia.
    ahh..eon. daebak!
    di tunggu part 2nya! 😀

    1. Umm udah blm ya??
      Ahaha.. tunggu aja kelanjutannya
      Iya, Taemin sngat butuh dia tp keadaan yg ga mengizinkannya 😦
      Ok, tunggu ya?
      Thanks for ur comment ^^

  7. Yaampun!!!
    Motongnya mengenaskan
    Bikin penasarann
    Athena dong plisplisplis
    Yaampun taemin ternyata ada sesuatu
    Dan dia udah ketemu athena lama
    Cuma athenanya aja gatau
    Lanjuut

    1. Ahahaha.. mengenaskan ya?? ^^
      Iya, udh lama ketemu sama Athena tp Taeminnya takut gitu deh ketemu Athena-nya
      Sedih ya, coba aja dia berani,kan brrti slama 4 bln itu mrk bs saling ngobrol ^^

    1. Miris ya? Wahhh semoga di part 2-nya dan after story nya juga makin miris deh (AMINNNN…)
      Kekeke..
      Ummm siapa ya?? umm entahlah
      Siapa tuh Hana? Tunggu aja!! ^^
      Thanks for ur comment ^^

    1. Lah??
      Siapa yg blng Taemin mati atuh?!! =.=
      Imajinasinya kejauhan nih XD
      Kekeke…
      Wait for the next part yoo ^^
      Thanks for ur comment ^^

  8. Star itu siapa? Hana juga siapa? terus yg muncul di ruang perawatan jg siapa? waaa part ini bikin penasaran. Author jjang!! ffnya bagussss 🙂

Give Me Oxygen